Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: infosekolah/leftmenudasboard.php
Line Number: 33
Line Number: 34
Sliver adalah film thriller erotis Amerika Serikat tahun 1993 yang dibintangi oleh Sharon Stone, William Baldwin, dan Tom Berenger. Film ini diadaptasi dari novel Ira Levin dengan judul yang sama, yang mengisahkan kejadian misterius di sebuah gedung pencakar langit swasta di New York.[3] Phillip Noyce menyutradarai film ini, berdasarkan naskah yang ditulis Joe Eszterhas.[4] Karena perselisihan besar dengan MPAA (yang awalnya memberikan rating NC-17 untuk film ini), para pembuat film terpaksa melakukan pengambilan gambar ulang secara menyeluruh sebelum rilis, yang mengharuskan perubahan identitas pembunuh.
Film ini dirilis di bioskop pada 21 Mei 1993 oleh Paramount Pictures. Meskipun menduduki puncak box office AS, film ini kurang sukses secara domestik, namun menjadi hit besar di luar negeri. Sliver, seperti banyak film thriller erotis pada masanya, meraih kesuksesan besar di pasar video rumahan,[5][6] dan menjadi film terpopuler ke-8 yang disewa di Amerika Serikat pada tahun 1994.[7]
Carly Norris, seorang editor buku yang cantik sekaligus janda berusia pertengahan 30-an, pindah ke gedung eksklusif di New York City sebuah bangungan sliver “113”. Dia bertemu dengan penghuni lain, antara lain Zeke, seorang desainer video game; Jack, seorang penulis novel; Vida, seorang model fashion yang bekerja sampingan sebagai pekerja seks; dan Gus, seorang profesor videografi di Universitas New York. Mereka memberitahu Carly bahwa ia sangat mirip dengan Naomi Singer, penghuni sebelumnya dari apartemennya yang tewas karena jatuh dari balkonnya.
Setelah beberapa kali bertemu Zeke, Carly mengundangnya ke pesta peresmian rumahnya. Tak lama setelah itu, mereka mulai menjalin hubungan seksual. Sementara itu, Jack mulai menguntit Carly dan memperingatkannya tentang Zeke yang katanya “sakit”. Dia juga berpendapat bahwa ibu Zeke yang telah meninggal, seorang aktris opera sabun bernama Thea Manning, mirip dengan Carly. Seiring perilaku Jack yang semakin tidak terkendali, Gus tewas di kamar mandi dalam keadaan mencurigakan dan Vida dibunuh, di mana polisi mencurigai Jack atas pembunuhan tersebut karena Carly bertemu dengannya di lorong tangga dan sedang berada bersama mayatnya.
Zeke mengungkapkan kepada Carly bahwa dia adalah pemilik 113, yang dia beli dengan warisan dari ayahnya yang kaya. Sebagai pemilik 113, Zeke telah memasang sistem pemantauan video yang komprehensif di seluruh gedung, memungkinkan dia untuk memata-matai semua penghuni dari ruang rahasianya. Melalui deduksi dan salah satu rekaman rahasia Zeke, Carly akhirnya mengetahui bahwa Jack-lah yang membunuh Naomi.
Jack cemburu pada Zeke, yang memiliki hubungan seksual baik dengan Naomi maupun Vida. Jack menyerang Carly di apartemennya sendiri, dan dia secara tidak sengaja menembaknya hingga tewas. Marah pada Zeke karena menyembunyikan bukti pembunuhan Naomi, dan cemburu pada hubungannya dengan Naomi dan Vida, Carly menghancurkan ruang pemantauan Zeke, mengatakan padanya “Cari kesibukan yang lain (get a life)” , lalu pergi.