Seguni
![]() Seguni[4] atau paus pembunuh (Orcinus orca) (bahasa Inggris: killer whale, orca) adalah spesies mamalia air bergigi dari keluarga lumba-lumba dan merupakan anggota terbesar dalam kelompok lumba-lumba. Hewan ini memiliki kulit berwarna hitam dengan bagian bawah berwarna putih dan bercak putih di dekat setiap mata. Seguni memiliki makanan yang beragam, meskipun beberapa populasi sering kali mengkhususkan diri pada jenis mangsa tertentu. Beberapa memakan ikan secara eksklusif, sementara yang lain berburu mamalia laut seperti anjing laut dan spesies lumba-lumba lainnya. Mereka diketahui menyerang anak paus balin, dan bahkan paus dewasa. Seguni adalah pemangsa puncak, karena tidak ada hewan lain yang memangsa mereka. Sebagai spesies kosmopolitan,seguni dapat ditemukan di semua lautan dunia dalam berbagai lingkungan laut, dari wilayah kutub di Arktik dan Antarktika hingga lautan tropis, beberapa area di Laut Baltik dan Laut Hitam, serta Samudra Arktik. Mereka termasuk spesies sosial; beberapa populasi orca terdiri dari kelompok keluarga matrilineal yang sangat stabil (atau disebut pod). Kelompok seguni merupakan kelompok sosial yang paling stabil dalam semua spesies hewan.[5] Teknik berburu dan komunikasi vokal mereka yang unik sering kali dimiliki kelompok tertentu dan diturunkan dari generasi ke generasi. Kemampuan ini telah digambarkan sebagai manifestasi dari budaya hewan. IUCN menilai status konservasi seguni sebagai kekurangan data karena kemungkinan dua atau lebih jenis seguni adalah spesies terpisah. Beberapa populasi lokal dianggap terancam atau hampir punah karena penipisan mangsa, hilangnya habitat, polusi (oleh PCB), penangkapan untuk taman mamalia laut, dan konflik dengan perikanan manusia. Pada akhir 2005, seguni penduduk selatan (Southern resident killer whales), yang berhabitat di perairan British Columbia dan negara bagian Washington, dimasukkan ke dalam daftar Spesies Terancam Punah AS. Seguni liar tidak dianggap sebagai ancaman bagi manusia dan tidak ada serangan fatal terhadap manusia yang pernah didokumentasikan. Namun terdapat beberapa kasus di mana seguni yang ditangkap melukai pawang mereka di taman hiburan laut. Seguni banyak ditemui dalam mitologi di beberap budaya, beberapa dari mitologi tersebut menganggap seguni sebagai representasi dari jiwa manusia, sementara beberapa kebudayaan lain juga menganggap hewan ini melambangkan pembunuh tanpa ampun.[6][7] NamaBahasa Inggris seguni kerap dipanggil sebagai killer whale (paus pembunuh) karena pelaut zaman dulu melihat mereka memburu paus lain yang lebih besar.[8] Nama orca dipakai di seluruh dunia sejak 1960an dan menggantikan killer whale secara umum.[9] Walaupun orcinus menurut beberapa sumber berarti "kerajaan kematian",[10] Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi menyebutkan bahwa nama orca berasal dari kata Latin orca, yang berarti 'panci berperut besar'. Orcinus adalah bentuk turunan yang dibuat dengan menambahkan sufiks maskulin padanya.[11] Bangsa Romawi kuno awalnya menggunakan orca[12] (jamak: orcae) untuk hewan ini, mungkin meminjam bahasa Yunani Kuno ὄρυξ (óryx), yang digunakan untuk berbagai spesies paus yang mungkin termasuk narwhal.[13] Mereka terkadang disebut 'ikan hitam', istilah yang juga digunakan untuk cetacea lainnya. Secara historis, 'grampus' adalah nama lain untuk spesies ini,[14] walaupun sekarang sudah jarang dipakai. Penggunaan ini jangan sampai tertukar dengan genus Grampus, yang hanya mencakup lumba-lumba Risso (Grampus griseus).[15] TaksonomiOrcinus orca adalah satu-satunya spesies yang masih ada yang dikenali dalam genus Orcinus dan salah satu dari banyak spesies yang awalnya dideskripsikan oleh Carl Linnaeus dalam edisi penting ke-10 Systema Naturae tahun 1758.[16] Conrad Gessner menuliskan deskripsi ilmiah pertama tentang orca dalam Piscium & aquatilium animantium natura tahun 1558, bagian dari Historia animalium yang lebih besar, berdasarkan pemeriksaan hewan mati terdampar di Teluk Greifswald yang menarik banyak perhatian warga setempat.[17] Orca adalah salah satu dari 35 spesies dalam keluarga lumba-lumba samudra, yang pertama kali muncul sekitar 11 juta tahun yang lalu. Garis keturunan seguni kemungkinan bercabang tak lama setelahnya.[18] Meskipun memiliki kemiripan morfologi dengan paus pembunuh palsu, paus pembunuh kerdil, dan paus pilot, studi urutan gen sitokrom b menunjukkan bahwa kerabat terdekatnya yang masih ada adalah lumba-lumba sirip pendek dari genus Orcaella.[19] Namun, studi yang lebih baru (2018) menempatkan orca sebagai takson saudara dari Lissodelphinae, klad yang mencakup Lagenorhynchus dan Cephalorhynchus.[20] Sebaliknya, studi filogenetik tahun 2019 menemukan bahwa orca adalah anggota Delphinidae yang paling basal kedua, hanya lumba-lumba sisi putih Atlantik (Leucopleurus acutus) yang lebih basal.[21] KarakteristikHewan ini biasanya memiliki punggung berwarna hitam, dada dan bagian samping tubuh putih, dan belang putih besar di belakang matanya. Anak Seguni lahir dengan warna kulit kekuning-kuningan, yang nantinya berubah menjadi putih seiring pertumbuhannya. Seguni memiliki tubuh yang berat dan tegap[22] dengan sirip punggung besar yang tingginya bisa mencapai 18 m (59 ft)[23] Hewan ini dapat tumbuh dengan rekor panjang jantan dewasanya dapat mencapai 9,8 meter.[23] Sehingga mereka dapat memakan ikan berukuran besar seperti hiu putih dengan mudah.[24] Habitat![]() ![]() Seguni dapat ditemukan di hampir seluruh penjuru lautan. Mereka adalah species mamalia selain manusia yang hidup di seluruh penjuru dunia.[25] Namun dalam perkembangan terakhir, seguni lebih menetapi daerah-daerah Samudra Arktik dan Selatan.[25] Karena jangkauan, jumlah, dan kepadatannya yang sangat besar, distribusi relatif sulit diperkirakan,[26] tetapi mereka jelas lebih menyukai lintang yang lebih tinggi dan daerah pesisir daripada lingkungan pelagis.[27] Daerah yang menjadi lokasi studi utama bagi spesies ini meliputi pesisir Islandia, Norwegia, Semenanjung Valdés di Argentina, Kepulauan Crozet, Selandia Baru, dan sebagian pesisir barat Amerika Utara, dari California hingga Alaska.[28] Survei sistematis menunjukkan kepadatan orca tertinggi (>0,40 individu per 100 km²) di Atlantik timur laut di sekitar pantai Norwegia, di Pasifik utara di sepanjang Kepulauan Aleut, Teluk Alaska, dan di Samudra Selatan di lepas pantai Antartika. Mereka dianggap "umum" (0,20–0,40 individu per 100 km²) di Pasifik timur di sepanjang pantai British Columbia, Washington, dan Oregon, di Samudra Atlantik Utara di sekitar Islandia dan Kepulauan Faroe.[26] Kepadatan tinggi juga dilaporkan namun tidak dihitung di daerah Pasifik Barat Laut sekitar Laut Jepang, di area yang sangat terbatas seperti Semenanjung Shiretoko, Hokkaido, Laut Okhotsk, Kepulauan Kuril, Kamchatka dan Kepulauan Komandan; di Belahan Bumi Selatan seperti perpantaian Australia Selatan, Patagonia, pantai selatan Brasil dan bagian selatan Afrika. Secara musiman, mereka dilaporkan tertampak di Kanada Utara seperti Teluk Baffin diantara Greenland dan Nunavut dan sekitar Tasmania dan Pulau Macquarie. Peneliti juga menyatakan bahwa seguni juga bisa hidup di laut yang tropis walaupun jarang terlihat, dengan populasi dilaporkan di Laut Tengah, Selat Inggris, Laut Arab, Teluk Meksiko, Samudra Hindia sekitar Seychelles dan Mayotte, dan di Indonesia. Sebuah populasi seguni yang terpisah juga dilaporkan dekat Papua Nugini.[29] Di Antartika, orca menjangkau hingga ke tepi es dan diyakini menjelajah ke dalam es yang lebih padat, menemukan celah terbuka seperti paus beluga di Arktik. Namun, orca hanyalah pengunjung musiman di perairan Arktik, dan tidak mendekati es di musim panas. Dengan menurunnya es laut Arktik yang cepat di Selat Hudson, jangkauan mereka kini meluas hingga jauh ke Atlantik barat laut.[30] Kadang-kadang, orca berenang ke sungai air tawar. Mereka telah didokumentasikan berada 160 km di hulu Sungai Columbia di Amerika Serikat.[31][32] Mereka juga ditemukan di Sungai Fraser di Kanada dan Sungai Horikawa di Jepang.[31] Pada 2022, seekor seguni tertampak berenang di Sungai Seine dimana tim ekologis Prancis mengikutinya sampai ke Rouen.[33] Pola migrasi masih kurang dipahami. Setiap musim panas, individu yang sama muncul di lepas pantai British Columbia dan Washington. Meskipun telah dilakukan penelitian selama puluhan tahun, ke mana hewan-hewan ini pergi selama sisa tahun masih belum diketahui. Kawanan transien telah terlihat dari Alaska selatan hingga California tengah.[34] Di Indonesia, penampakan seguni terlihat di beberapa provinsi seperti Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, Papua Barat, dan Riau.[35] Kumpulan berita di Indonesia mengenai penampakan seguni juga dilaporkan di Sulawesi Utara,[36] Jawa Timur,[36] dan Selat Makassar.[37] Kehadiran di Indonesia kadang jarang diketahui, maka penampakan seekor seguni di Indonesia dianggap sebagai momen yang langka.[37] PopulasiPerkiraan populasi di seluruh dunia tidak pasti, tetapi konsensus terkini menunjukkan minimal 50.000 (2006).[38][39] Perkiraan lokal mencakup sekitar 25.000 di Antartika, 8.500 di Pasifik tropis, 2.250–2.700 di lepas pantai Pasifik timur laut yang lebih dingin, dan 500–1.500 di lepas pantai Norwegia.[40] Badan Perikanan Jepang memperkirakan pada tahun 2000-an terdapat 2.321 orca di laut sekitar Jepang.[41][42] KehidupanSeguni biasanya memakan ikan, anjing laut, hiu putih, dan hewan laut lainnya yang biasanya mencari makanan secara bersama-sama dengan satu kelompoknya (pod) yang dapat terdiri dari 100 ekor atau terkadang lebih. Hewan ini merupakan salah-satu mamalia tercepat di air dan dapat berenang dengan kecepatan 55 km/jam.[43] Seguni melakukan aktivitas berburu yang unik. mereka kerap terlebih dahulu mengelabui mangsa mereka dengan cara membuatnya panik. Di alam liarnya (wilayah kutub), Seguni biasanya berburu pinguin atau anjing laut dengan memantaunya dari bawah air kemudian menghancurkan bongkahan es tempat dimana mangsa sedang berada. Kemudian Seguni mengejutkan mangsanya dan mulai menerkamnya dari permukaan air. Hewan ini memiliki hubungan sosial rumit yang sama dengan lumba-lumba. Hubungan sosial seguni hampir mirip dengan manusia, mereka dapat mengajarkan anak-anaknya berburu atau mencari sumber makanan lain bila sumber makanannya menipis, misalnya bila jumlah ikan menurun mereka akan mencoba mencari sumber makanan baru seperti hiu putih dan mereka akan mencoba cara untuk menaklukannya, bila berhasil cara tersebut akan diajarkan untuk anak-anaknya.[44][45] Hubungan dengan manusiaSeguni adalah hewan yang tidak dianggap berbahaya terhadap manusia, Tidak pernah tercatat adanya seguni yang menyerang manusia di lautan lepas. Seekor seguni tercatat pernah menolong satu keluarga dari serangan hiu dan mendorong kapal ilmuwan yang tersesat ke dekat daratan.[46] Namun, tercatat bahwa seekor seguni bernama Tilikum dalam penangkaran SeaWorld Orlando menenggelamkan pelatih orca bernama Dawn Brancheau hingga tewas. Hal ini disebabkan stres tinggi yang dialaminya.[47] Selain itu, seperti manusia, seguni juga sangat bergantung seumur hidupnya dalam lingkaran keluarga dan akan terus berada dalam kelompoknya dari lahir hingga mati, sehingga mengurungnya dalam kolam kecil seperti dalam SeaWorld dapat menyebabkan stres.[48] Lihat pulaRujukan
|