Efek samping yang umum termasuk mual, diare, reaksi alergi, dan nyeri di tempat suntikan. Efek samping yang serius mungkin termasuk infeksi Clostridium difficile, anafilaksis, dan sindrom Stevens-Johnson.[2] Penggunaan pada kehamilan dan menyusui diyakini aman.[3] Sefuroksim merupakan sefalosporin generasi kedua dan bekerja dengan mengganggu kemampuan bakteri untuk membuat dinding sel yang mengakibatkan kematiannya.[2]
Sefuroksim dipatenkan pada tahun 1971, dan disetujui untuk penggunaan medis pada tahun 1977.[4] Obat ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[5] Pada tahun 2020, sefuroksim adalah obat ke-325 yang paling sering diresepkan di Amerika Serikat, dengan lebih dari 800 ribu resep.[6]
Kegunaan dalam Medis
Sefuroksim aktif melawan banyak bakteri termasuk strain Staphylococcus dan Streptococcus yang rentan, serta sejumlah organisme gram-negatif.[7] Seperti sefalosporin lainnya, ia rentan terhadap beta-laktamase, meskipun sebagai varietas generasi kedua, ia kurang peka terhadap beta-laktamase. Oleh karena itu, mungkin memiliki aktivitas yang lebih besar terhadap bakteri Haemophilus influenzae, Neisseria gonorrhoeae, dan penyakit Lyme. Tidak seperti sefalosporin generasi kedua lainnya, sefuroksim dapat melewati sawar darah otak.[8]
Tinjauan sistematis menemukan bukti berkualitas tinggi bahwa menyuntik mata dengan sefuroksim setelah operasi katarak akan menurunkan kemungkinan terjadinya endoftalmitis setelah pembedahan.[9]
Efek Samping
Sefuroksim umumnya dapat ditoleransi dengan baik, dan efek sampingnya biasanya bersifat sementara. Jika dikonsumsi setelah makan, antibiotik ini diserap lebih baik dan kecil kemungkinannya menyebabkan efek samping yang paling umum seperti diare, mual, muntah, sakit kepala/migrain, pusing, dan sakit perut dibandingkan dengan kebanyakan antibiotik di kelasnya.[butuh rujukan]
Meski terdapat risiko alergi silang yang dinyatakan secara luas sekitar 10% antara sefalosporin dan penisilin, penilaian pada tahun 2006 menunjukkan tidak ada peningkatan risiko reaksi alergi silang terhadap sefuroksim dan beberapa sefalosporin generasi kedua atau yang lebih baru.[10]
Senyawa Terkait
Sefuroksim aksetil adalah obat asetoksietil ester yang merupakan bakal obat dari sefuroksim, yang efektif bila diminum.[11] Senyawa tersebut merupakan sefalosporin generasi kedua.[12]
^World Health Organization (2019). World Health Organization model list of essential medicines: 21st list 2019. Geneva: World Health Organization. hdl:10665/325771. WHO/MVP/EMP/IAU/2019.06. License: CC BY-NC-SA 3.0 IGO.