STX Finland
![]() STX Finland Oy, sebelumnya Aker Yards Oy, dulu adalah sebuah perusahaan pembuatan kapal asal Finlandia yang mengoperasikan tiga galangan kapal di Finlandia, yakni di Turku, Helsinki, dan Rauma, dengan mempekerjakan sekitar 2.500 orang. Perusahaan ini adalah bagian dari STX Europe yang dimiliki oleh STX Corporation asal Korea Selatan. Pada tahun 2010, separuh dari galangan Helsinki dijual ke USC asal Rusia. Pada bulan September 2013, STX Finland mengumumkan bahwa galangan kapal Rauma akan ditutup pada bulan Juni 2014. Pada bulan Agustus 2014, galangan kapal Turku dijual ke Meyer Werft dan Finnish Industry Investment, sehingga namanya diubah menjadi Meyer Turku. SejarahSTX Finland diturunkan dari sejumlah perusahaan pembuatan kapal. Wärtsilä mengoperasikan galangan kapal Helsinki dan Turku sejak dekade 1930-an. Pada tahun 1989, Wärtsilä Marine bangkrut setelah bergabung dengan galangan kapal Valmet. Masa-Yards, yang didirikan oleh Martin Saarikangas dengan dukungan dari sejumlah perusahaan perkapalan, kemudian mengambil alih bekas galangan kapal milik Wärtsilä. Pada pertengahan dekade 1990-an, Masa-Yards dibeli oleh Kvaerner, dan diubah namanya menjadi Kvaerner Masa-Yards. Pada tahun 1991, bisnis pembuatan kapal dari Hollming dan Rauma-Repola di Rauma digabung untuk membentuk Finnyards.[1] Finnyards kemudian dibeli oleh Kvaerner, dan diubah namanya menjadi Aker Finnyards. Pada bulan Januari 2005, Kvaerner Masa-Yards digabung ke dalam Aker Finnyards, yang kemudian diubah namanya menjadi Aker Yards pada bulan Juni 2006, dan lalu kembali diubah menjadi STX Finland Cruise pada bulan November 2008. Pada bulan September 2009, nama STX Finland Cruise diubah menjadi STX Finland. STX Finland dan pendahulunya memproduksi sejumlah kapal pesiar mewah, termasuk kapal pesiar modern pertama, yakni Song of Norway. Kapal yang belum lama diproduksi oleh perusahaan ini meliputi kapal pesiar kelas Oasis, yakni Oasis of the Seas (2009) dan Allure of the Seas (2010) yang memegang rekor sebagai kapal pesiar terbesar di dunia hingga tahun 2015, saat Harmony of the Seas diluncurkan di galangan Chantiers de l'Atlantique milik STX Europe. Krisis pendanaan 2012–2013Pada akhir tahun 2012, STX bernegosiasi dengan Royal Caribbean Cruises Ltd. mengenai pesanan kapal pesiar besar. Guna mengamankan dukungan keuangan untuk pesanan tersebut, STX pun mengajukan pinjaman sebesar 50 juta euro ke pemerintah Finlandia.[2] Pemerintah Finlandia, yang saat itu dipimpin oleh Kabinet Katainen, pun dihadapkan pada situasi yang sulit. Pekerja di galangan kapal Turku adalah topik yang sensitif bagi National Coalition dan Social Democrats. Walaupun jumlah pinjamannya relatif kecil, kondisi keuangan dari STX cukup buruk dan menurut sebuah analisis, jumlah pinjaman yang dibutuhkan sebenarnya jauh lebih besar. Pemerintah pun berada dalam situasi yang sulit, karena masyarakat dan partai politik ingin STX mendapat pinjaman dari pemerintah, agar pesanan tersebut dapat dikerjakan. Opsi lain yang dapat diambil oleh pemerintah adalah memegang sejumlah saham dari perusahaan ini, tetapi pemerintah tidak ingin memegang saham perusahaan yang keuangannya tidak stabil. Pemerintah akhirnya lebih memilih untuk mencari investor yang ingin membeli galangan kapal Turku dan membeli Aker Arctic.[2] Meskipun mendapat banyak tekanan, pada bulan Desember 2012, pemerintah tetap menolak untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan ini, dengan alasan bahwa Uni Eropa tidak memperbolehkan pemberian subsidi kepada perusahaan yang merugi, sehingga pesanan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Chantiers de l'Atlantique asal Prancis. Keputusan dari pemerintah Finlandia pun mendapat kritik dari berbagai pihak. Namun, Centre Party tidak terlalu mengkritik keputusan tersebut, karena kondisi dari perusahaan ini memang kurang baik.[2] Penyelamatan proyek yang sedang berjalanSTX Turku saat itu sedang mengerjakan dua kapal pesiar untuk TUI Cruises asal Jerman. TUI Cruises pun menjadi khawatir dengan perusahaan ini, karena pemerintah menolak untuk mendanai pesanan baru dari perusahaan ini. Perusahaan ini akhirnya mendapat dukungan keuangan dari RCCL, pemilik dari TUI Cruises. STX lalu juga menjual galangan kapal Perno dengan harga €23,5 juta. Pemerintah Finlandia juga memberi dukungan inovasi untuk perusahaan ini.[2] Penutupan galangan kapal RaumaPada bulan Juni 2013, pemerintah Finlandia dan STX bersama-sama membuat rencana restrukturisasi. Menurut rencana tersebut, tidak akan ada pesanan yang cukup untuk galangan kapal Turku dan Rauma, sehingga galangan kapal Rauma direkomendasikan untuk ditutup. Pada bulan September 2013, STX resmi mengumumkan penjualan galangan kapal Rauma ke pemerintah kota Rauma.[2] Kemudian, galangan kapal Rauma dijadikan modal untuk mendirikan Rauma Marine Constructions. Penjualan galangan kapal Helsinki dan Aker ArcticGalangan kapal Helsinki dioperasikan oleh Arctech, yang dimiliki secara bersama-sama oleh STX Finland dan USC. Politikus Finlandia pun mendorong USC untuk membeli saham Arctech yang dipegang oleh STX Finland. USC kemudian resmi membeli saham Arctech yang dipegang oleh STX Finlanda pada bulan Desember 2014.[2] Sementara itu, Aker Arctic yang fokus memproduksi kapal pemecah es dan mendukung proyek lepas pantai arktik, dijual ke Finnish Industry Investment pada tanggal 17 Desember 2013.[2] Penjualan galangan kapal TurkuPemerintah Finlandia kemudian berupaya mencari pembeli yang kredibel untuk galangan kapal Turku, dan Meyer Werft pun dipilih sebagai calon pembeli yang potensial, karena perusahaan tersebut mendapat banyak pesanan kapal pesiar, tetapi galangan kapal mereka terletak di Papenburg, jauh dari tepi pantai, sehingga membatasi ukuran kapal pesiar yang dapat mereka produksi. Diskusi dengan Meyer Werft pun dibuka oleh anggota dewan direksi STX Finland, Lauri Ratia, yang pergi ke Papenburg atas perintah dari pemerintah Finlandia. Setelah mendapat respon yang positif dari Meyer Werft, delegasi dari Finlandia lalu terbang ke Jerman pada bulan November 2013 secara diam-diam, karena pemerintah Finlandia dan Meyer Werft tidak ingin STX mengetahui mengenai diskusi tersebut.[2] Pada bulan Mei 2014, perwakilan dari pemerintah Finlandia pergi ke Korea untuk memberitahu bahwa pemerintah telah menemukan "mitra industrial" yang tertarik dengan galangan kapal Turku. Pada bulan yang sama, perwakilan dari Meyer Werft juga berkunjung ke galangan kapal Turku untuk melihat kondisi riil dari galangan kapal tersebut. Meyer Werft pun menyatakan ketertarikannya terhadap galangan kapal tersebut, asalkan galangan kapal tersebut dapat memperoleh pesanan baru. Pemerintah dan Meyer Werft lalu menghubungi RCCL dan TUI Cruises, sehingga galangan kapal Turku akhirnya mendapat pesanan baru dari TUI Cruises. Pada bulan Agustus 2014, Meyer Werft dan pemerintah Finlandia pun resmi membeli galangan kapal Turku dari STX.[2] Hasil produksiTurku
Rauma
Helsinki
Referensi
Pranala luar
|