Otitis atau radang telinga adalah istilah umum untuk peradangan pada telinga atau infeksi telinga, infeksi telinga bagian dalam, infeksi telinga tengah, baik pada manusia maupun hewan. Bila terjadi infeksi, bisa jadi infeksi virus atau bakteri.[1][2] Bila terjadi peradangan akibat penumpukan cairan di telinga tengah dan tidak terjadi infeksi, maka dianggap sebagai Otitis media dengan efusi.[3] Otitis dibagi lagi menjadi berikut ini:
Otitis eksterna, melibatkan peradangan (baik infeksius maupun non-infeksius) pada liang telinga luar, terkadang meluas ke daun telinga atau tragus.[4] Otitis eksterna bisa akut atau kronis. Penyebabnya bisa karena jamur atau bakteri. Etiologi otitis eksterna akut yang paling umum adalah infeksi bakteri,[5] sedangkan kasus kronis sering dikaitkan dengan penyakit kulit yang mendasarinya seperti eksem atau psoriasis.[6] Bentuk ketiga, otitis eksterna maligna, atau otitis eksterna nekrotikans, adalah infeksi invasif yang berpotensi mengancam jiwa pada liang pendengaran eksternal dan tengkorak. Biasanya dikaitkan dengan infeksi Pseudomonas aeruginosa, bentuk ini biasanya terjadi pada orang tua dengan diabetes melitus, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.[7] Otomikosis adalah bentuk infeksi jamur dari Otitis Eksterna yang lebih umum di wilayah pesisir.
Otitis media, atau radang telinga tengah, melibatkan telinga bagian tengah. Pada otitis media, telinga terinfeksi atau tersumbat oleh cairan di belakang gendang telinga, di ruang telinga tengah yang biasanya berisi udara. Ini adalah infeksi yang paling umum dan sangat umum terjadi pada bayi yang berusia di bawah 6 bulan. Kondisi ini terkadang memerlukan prosedur pembedahan yang disebut miringotomi dan pemasangan tabung.
Otitis interna, atau labirinitis, melibatkan telinga bagian dalam. Telinga bagian dalam mencakup organ sensorik untuk keseimbangan dan pendengaran. Ketika telinga bagian dalam meradang, vertigo merupakan gejala yang umum. Gejala lain pada orang dewasa meliputi nyeri dan keluarnya cairan dari telinga atau masalah pendengaran. Gejala pada anak-anak dapat meliputi menangis berlebihan, menyentuh telinga, keluarnya cairan, dan demam.[8]
Penanganannya bisa berupa peningkatan cairan dan obat yang dijual bebas untuk mengelola gejala, hingga antibiotik yang diresepkan oleh penyedia layanan kesehatan.[9]