Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Prasi

Ilustrasi: Tulisan Bali di atas lontas, koleksi Universitas Udayana Bali.

Prasi adalah sebuah seni ukir atau lukisan di atas daun lontar khas Provinsi Bali, Indonesia. Prasi menggabungkan unsur narasi cerita dengan seni visual yang menghasilkan lukisan atau gambar yang unik dan menarik.[1] Seni ukir ini juga disebut komik khas Bali.[2]

Sejarah

Seni budaya melukis Prasi sudah mulai berkembang di Bali sekitar abad ke-15 atau ke-16. Manuskrip dalam tulisan Bali banyak tersimpan hingga sekarang, sebagai bukti bahwa penggunaan lontar sebagai bahan melukis cukup berpengaruh bagi masyarakat Bali. Melukis di atas lontar, menggunakan ukuran yang tidak besar, yakni sekitar 25 sentimeter.[3] Dengan ukuran tersebut, seorang pelukis harus bisa dengan teliti dalam mengukir lontar, memiliki penglihatan yang baik, tangan yang baik dan butuh tekad untuk mengerjakannya.[3]

Tulisan Prasi di atas daun lontar

Pangrupak berupa logam perak yang tajam dan memiliki gagang kayu, menjadi bahan yang digunakan untuk melukis garis-garis halus di atas lontar.[3] Yang menjadi unik, lukisan tidak dibuat dalam satu lembar lontar, melainkan terdiri dari beberapa lembar. Setiap lembar yang telah selesai diukir, kemudian akan dihitamkan menggunakan kemiri yang telah dibakar. Kemudian dibersihkan dengan kain. Jika seluruh kain lontar telah selesai digambar, barulah setiap gambar disusun sesuai urutan gambar yang seharusnya.[1]

Seni prasi ini dahulu sering digunakan untuk menulis awiq-awiq atau peraturan desa, juga untuk menulis kidung, perkawinan, dan tulisan-tulisan penting di rumah tangga.[4] Tulisan-tulisan bertema agama Hindu juga menjadi unsur yang banyak dibuat, satra Bali, astronomi, cerita rakyat Bali, seni pertunjukan, dan sebagainya.[3]

Lukisan kontemporer

Dalam perkembangannya, ukuran seni lukis prasi tidak lagi berpatokan pada ukuran yang kecil. Beberapa generasi pelukis prasi saat ini telah mulai membuat lukisan dalam ukuran yang besar. Beberapa komunitas mulai membuat prasa dengan ukuran lebih dari satu meter, bahkan hingga empat meter.[1] Penyelesaian prasi ukuran kecil bisa diselesaikan dalam sehari, sementara untuk ukuran besar, bisa mencapai satu hingga dua bulan.[2]

Referensi

  1. ^ a b c Ibrahim, Muh (1 Januari 2024). "Prasi: Lukisan Indah di Atas Lontar". budayabali.com. Diakses tanggal 19 Juni 2025.
  2. ^ a b "Seni Membuat Gambar di Atas Daun Lontar Ala Komunitas Prasi". balitribune.co.id. 9 Mei 2022. Diakses tanggal 19 Juni 2025.
  3. ^ a b c d Hortsman, Richard (12 Mei 2022). "Prasi:An Ancient Balinese Miniatur Art From Tradisional Into The Contemporary". www.thejakartapost.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 19 Juni 2025.
  4. ^ Juniasa, I Wayan Selamat (18 Juni 2024). "Mengenal Prasi, Seni Ukir Daun Lontar di Bali". detik.com. Diakses tanggal 19 Juni 2025.
Kembali kehalaman sebelumnya