Pembajakan bus Manila 2010
Pembajakan Bus Manila 2010 merupakan sebuah pembajakan bus yang terjadi ketika seorang polisi bernama Rolando Mendoza dipecat dari kepolisian Manila membajak sebuah bus wisata di dalam Rizal Park, Manila, Filipina pada tanggal 23 Agustus 2010. Rolando Mendoza (10 Januari 1955 - 23 Agustus 2010),[3] seorang mantan inspektur senior yang tidak puas dengan pemecatannya dari Kepolisian Daerah Manila, mengambil 25 orang turis sebagai sandera dalam upaya untuk mendapatkan pekerjaannya kembali.[4] Setelah tembakan terdengar di dalam bus, polisi meluncurkan serangan untuk menyelamatkan para sandera. Mendoza dan delapan turis yang merupakan warga Hong Kong tewas dalam baku tembak yang terjadi dalam peristiwa tersebut. Pelaku
Rolando del Rosario Mendoza (10 Januari 1955 – 23 Agustus 2010) adalah seorang perwira polisi Filipina yang terlibat dalam insiden penyanderaan bus Manila 2010. Lahir di Naic, Cavite, ia lulus dari Philippine College of Criminology dengan gelar dalam bidang kriminologi, bergabung dengan Kepolisian Nasional Filipina sebagai anggota patroli pada April 1981, dan mencapai pangkat kapten polisi.[5] Selama kariernya, ia menerima 17 penghargaan atas keberanian dan dianggap sebagai perwira yang pekerja keras oleh rekan-rekannya.[6] Pada Februari 1986, Mendoza memimpin operasi penyitaan van berisi uang yang diduga akan diselundupkan oleh mantan Presiden Ferdinand Marcos. Atas tindakan ini, ia dinobatkan sebagai Salah Satu dari Sepuluh Polisi Terbaik Filipina oleh Jaycees International.[5] Kasus KontroversialPada 9 April 2008, seorang koki hotel Christian Kalaw melaporkan bahwa Mendoza dan beberapa oknum polisi melakukan pemerasan dengan menanam narkoba di mobilnya. Ombudsman Filipina menjatuhkan hukuman pemecatan terhadap Mendoza dan empat rekannya.[6] Meskipun kasus ini sempat dibatalkan, Mendoza akhirnya dipecat pada Februari 2009. Keluarganya menyatakan bahwa ia tidak mendapatkan proses hukum yang adil.[6] Kehidupan Pribadi
Mendoza menikah dengan Aurrora Mendoza dan memiliki tiga anak. Ia tewas ditembak sniper selama krisis penyanderaan pada usia 55 tahun. Referensi
|