Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Pembajakan bus Manila 2010

Pembajakan Bus Manila 2010
Bus Hong Thai Travel yang dibajak di mana para sandera ditahan dengan kaca pecah karena tembakan aparat polisi
LokasiRizal Park, Manila, Filipina
Koordinat14°34′52″N 120°58′30″E / 14.58104°N 120.974922°E / 14.58104; 120.974922
Tanggal23 Agustus 2010
sekitar pukul 10.00 - 21.00 (UTC+8)
SasaranTuris Hongkong di dalam bus turis
Jenis serangan
Krisis penyanderaan
SenjataSenapan XM16E1 dan belati
Korban tewas
8 sandera[1] & Rolando Mendoza[2]
Korban luka
7 sandera & 2 pengamat
PelakuRolando Mendoza[2]

Pembajakan Bus Manila 2010 merupakan sebuah pembajakan bus yang terjadi ketika seorang polisi bernama Rolando Mendoza dipecat dari kepolisian Manila membajak sebuah bus wisata di dalam Rizal Park, Manila, Filipina pada tanggal 23 Agustus 2010.

Rolando Mendoza (10 Januari 1955 - 23 Agustus 2010),[3] seorang mantan inspektur senior yang tidak puas dengan pemecatannya dari Kepolisian Daerah Manila, mengambil 25 orang turis sebagai sandera dalam upaya untuk mendapatkan pekerjaannya kembali.[4]

Setelah tembakan terdengar di dalam bus, polisi meluncurkan serangan untuk menyelamatkan para sandera. Mendoza dan delapan turis yang merupakan warga Hong Kong tewas dalam baku tembak yang terjadi dalam peristiwa tersebut.

Pelaku

Rolando Mendoza
Lahir10 Januari 1955
Naic, Cavite
Meninggal23 Agustus 2010 (umur 55)
Manila

Rolando del Rosario Mendoza (10 Januari 1955 – 23 Agustus 2010) adalah seorang perwira polisi Filipina yang terlibat dalam insiden penyanderaan bus Manila 2010. Lahir di Naic, Cavite, ia lulus dari Philippine College of Criminology dengan gelar dalam bidang kriminologi, bergabung dengan Kepolisian Nasional Filipina sebagai anggota patroli pada April 1981, dan mencapai pangkat kapten polisi.[5]

Selama kariernya, ia menerima 17 penghargaan atas keberanian dan dianggap sebagai perwira yang pekerja keras oleh rekan-rekannya.[6] Pada Februari 1986, Mendoza memimpin operasi penyitaan van berisi uang yang diduga akan diselundupkan oleh mantan Presiden Ferdinand Marcos. Atas tindakan ini, ia dinobatkan sebagai Salah Satu dari Sepuluh Polisi Terbaik Filipina oleh Jaycees International.[5]

Kasus Kontroversial

Pada 9 April 2008, seorang koki hotel Christian Kalaw melaporkan bahwa Mendoza dan beberapa oknum polisi melakukan pemerasan dengan menanam narkoba di mobilnya. Ombudsman Filipina menjatuhkan hukuman pemecatan terhadap Mendoza dan empat rekannya.[6]

Meskipun kasus ini sempat dibatalkan, Mendoza akhirnya dipecat pada Februari 2009. Keluarganya menyatakan bahwa ia tidak mendapatkan proses hukum yang adil.[6]

Kehidupan Pribadi

Mendoza menikah dengan Aurrora Mendoza dan memiliki tiga anak. Ia tewas ditembak sniper selama krisis penyanderaan pada usia 55 tahun.

Referensi

  1. ^ "Manila hostage incident victim name list". Hong Kong's Information Services Department Press Release. 24 August 2010. Diakses tanggal 24 August 2010.
  2. ^ a b Conde, Carlos (23 August 2010). "Gunman and 8 Hostages Dead in the Philippines". The New York Times. Diakses tanggal 24 August 2010.
  3. ^ "PNP statement on the hostage-taking incident at Quirino Grandstand, 23 Agustus 2010 pukul 13.14". Philippine National Police. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-06-19. Diakses tanggal 2010-08-23.
  4. ^ Carcamo, Dennis (2010-08-23). "Report: Polisi yang tidak puas mengambil turis sebagai sandera di Manila". Manila, FIlipina: The Philippine Star. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-06-19. Diakses tanggal 2010-08-23. Seorang petugas polisi yang di berhentikan telah mengambil 25 penumpang bus wisata sebagai sandera termasuk beberapa anak-anak di Manila pagi ini, kata sebuah laporan radio. ; ;
  5. ^ a b Papa, Alcuin (August 23, 2010). "Who is this hostage-taking cop?". Philippine Daily Inquirer. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal October 12, 2012. Diakses tanggal August 23, 2010.
  6. ^ a b c Robles, Alan (August 24, 2010). "Disgrace of a model policeman thrown out of force for corruption", South China Morning Post
Kembali kehalaman sebelumnya