Pauline Lee Hanson (néeSeccombe, dulunya Zagorski; lahir 27 Mei 1954) adalah seorang politikus Australia yang merupakan pendiri dan pemimpin Pauline Hanson's One Nation Party (PHON). Ia sekarang menjadi Senator mewakili Queensland dalam Parlemen Australia.
Pada bulan April dan Juli 2015, dia menjadi pembicara dalam aksi unjuk rasa anti Islam bersama Reclaim Australia.[1]
Kontroversi
Islamofobia
Pada 2017, Hanson memakai burkak ke sesi rapat Senat Australia sebagai bentuk menggalang dukungan untuk melarang pemakaian burkak dalam ranah umum dengan alasan "keamanan nasional".[2] Tindakannya memancing amarah dari Partai Buruh Australia, Partai Hijau Australia dan Partai Liberal Australia.[3] Sebagai tanggapan, Jaksa Agung AustraliaGeorge Brandis yang ditugaskan untuk memberi pendapat atas keamanan nasional di Senat memberikan pidato "emosional" dan berkata bahwa tindakan Hanson adalah "tindakan yang menjijikan" dan menasehati Hanson untuk "untuk sangat berhati-hati terhadap pelanggaran yang mungkin Anda lakukan terhadap kepekaan agama warga Australia lainnya". Tanggapannya diberikan tepuk tangan meriah dari Buruh dan Hijau.[4][5]
Pada September 2022, Hanson mengtwit bahwa Senator Partai Hijau Mehreen Faruqi harus "pergilah kembali ke Pakistan" setelah Faruqi dicecar karena twitnya yang diduga menghina Elizabeth II setelah ia meninggal.[6] Faruqi kemudian menuntut Hanson ke pengadilan karena melanggar pasal 18C di UU Diskriminasi Ras 1975.[7] Pada 1 November 2024, dilaporkan bahwa hakim Pengadilan Federal AustraliaAngus Stewart mengvonis bahwa twit Hanson terhadap Faruqi hanya sebuah "serangan pribadi yang marah", tidak berkaitan dengan isu yang diangkat oleh Faruqi sehingga dilabel sebagai "islamofobik atau anti-Muslim". Pengadilan memerintah Hanson untuk menghapus twit tersebut namun Hanson menyatakan bahwa ia akan menuntut uji banding.[8]
Penghinaan terhadap Bali
Di sebuah sesi Senat Australia pada 2022, Pauline Hanson memberi kritikan kepada pemerintahan Australia dengan menyinggung Bali dengan menyatakan bahwa Bali penuh dengan tinja sapi karena sapi ternak berkeliaran sehingga menyebabkan turis Australia berlumuran dengan kotoran dan membawa wabah penyakit mulut dan kuku kembali ke Australia.[9] Menteri Pertanian Murray Watt berkata bahwa pernyataan Hanson sangat mengecewakan[9] namun pernyataan Hanson menuai kecaman keras dari pemerintah Indonesia dan pemerintahan daerah Bali dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi KreatifSandiaga Uno langsung membantah Hanson bahwa ia secara tegas untuk "jangan pernah menghina Bali, ikon dan jantung pariwisata Indonesia" dan mengolok pernyataan Hanson bahwa Bali "bukan negara" dan "silakan cek dulu di Google"[10] sementara Gubernur BaliI Wayan Koster menyebut bahwa Hanson telah menyebarkan pernyataan bohong.[11]
Bacaan tambahan
Pal Ahluwalia and Greg McCarthy, (1998) "'Political Correctness': Pauline Hanson and the Construction of Australian Identity." Australian Journal of Public Administration 57#3 (1998): 79–85.
Scott Balson (2000), Inside One Nation. The inside story on a people's party born to fail, Interactive Presentations, Mt Crosby News (Queensland), ISBN0-9577415-2-9
Helen J Dodd (1997), Pauline. The Hanson Phenomenon, Boolarong Press, Moorooka (Queensland), ISBN0-646-33217-1
David Ettridge (2004), Consider Your Verdict, New Holland Publishers, Frenchs Forest (New South Wales) ISBN1-74110-232-4
Bligh Grant (ed.) (1997), Pauline Hanson. One Nation and Australian Politics, University of New England Press, Armidale (NSW), ISBN1-875821-38-4
Pauline Hanson; Tom Ravlic (2018), Pauline: In Her Own Words, Wilkinson Publishing, Melbourne (Victoria), ISBN978-1-925642-38-4
Michael Leach, Geoffrey Stokes, Ian Ward (eds.) (2000), The Rise and Fall of One Nation, University of Queensland Press, St Lucia (Queensland) ISBN0-7022-3136-3
George J Merritt (1997), Pauline Hanson. The Truth, St George Publications, Parkholme (South Australia), ISBN0-646-32012-2
John Pasquarelli (1998), The Pauline Hanson Story by the Man Who Knows, New Holland Publishers, Frenchs Forest (NSW), ISBN1-86436-341-X
Shoemaker, Adam (18 May 2009). "'Don't cry for me, Diamantina': An alternative reading of Pauline Hanson". Journal of Australian Studies. 21 (53): 20–28. doi:10.1080/14443059709387313.
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pauline Hanson.