Geisler meninggalkan Evangelical Theological Society pada tahun 2003, setelah sekolah itu tidak mau mengeluarkan Clark Pinnock, yang mendukung teisme terbuka.[2] Pada akhir abad ke-20, Geisler memasuki arena Mormon: ia mengarang bersama Rhodes "When Cultists Ask: A Popular Handbook on Cultic Misinterpretation".[3] 47 artikel yang didaftarkan di indeks berkaitan dengan Mormonisme. Ia berkontribusi pada "The Counterfeit Gospel of Mormonism".[4] Pada tahun 2009, Geisler bersama-sama mendirikan Veritas Evangelical Seminary di Murrieta, California. Seminari ini menawarkan gelar master dalam bidang Teologi, Apologetik dan Divinity. Geisler menjabat sebagai Chancellor, distinguished Professor of Apologetics and Theology dan Norman L. Geisler Chair of Christian Apologetics.[5]
Geisler menikah dengan Barbara Jean dan mereka dikaruniai enam anak, 15 cucu dan 3 cicit.
Geisler terutama dikenal sebagai seorang apologetika Kristen klasik. Antara tahun 1970 dan 1990 ia berpartisipasi banyak debat publik dan mendapatkan reputasi sebagai seorang pembela theisme, mukjizat alkitabiah, kebangkitan Yesus, dan reliabilitas (dapat dipercayanya) Alkitab. Penerbitan pertama kerangka metode apologetikanya dicantumkan pada lampiran buku tahun 1990 "When Skeptics Ask" ("Ketika orang skeptis bertanya"). Lampiran ini diberi judul "Reasoning to Christianity from Ground Zero" ("Penalaran Kekristenan Dari Dasar Nol"). Di dalamnya terkandung pandangan tingkat tinggi dari sistem holistik apologetika klasik yang telah dikembangkannya selama bertahun-tahun. Kerangka pertama terdiri dari 14 poin argumen:[7]
Ada kebenaran yang terbukti sendiri (misalnya, "Aku ada", "Logika diterapkan pada kenyataan").
Kebenaran bersesuaian dengan kenyataan.
Kebenaran dapat diketahui (pandangan-pandangan lain mengalahkan diri sendiri).
Orang dapat melanjutkan dari kebenaran yang terbukti sendiri kepada keberadaan Allah.
Argumen dari Penciptaan (berlanjut dari "Aku ada")
Argumen dari moral (berlanjut dari "Nilai-nilai tidak dapat disangkal")
Argumen dari desain/rancangan (berlanjut dari "Desain menyiratkan adanya desainer"/"Rancangan menyiratkan adanya perancang")
Allah adalah Keberadaan yang diperlukan (argumen dari keberadaan).
Keberadaanku bukan sesuatu yang diperlukan (bukti dari definisi "Keberadaan yang diperlukan").
Karenanya, theisme adalah benar (ada suatu Keberadaan yang diperlukan di luar dunia yang telah menciptakan benda-benda pokok dalam dunia dan bercampur tangan di dalam dunia [bab 3]).
Keberatan mengenai masalah kejahatan dapat dipecahkan.
Keberatan mengenai mukjizat dapat dipecahkan.
Alkitab berdasarkam sejarah adalah dokumen yang dapat dipercaya.
Sejarah adalah pembelajaran objektif mengenai masa lampau.
Ada banyak bukti sejarah, arkeologis, dan ilmiah yang memastikan reliabilitas Alkitab. (Kelanjutannya: Alkitab memuat catatan yang dapat dipercaya mengenai ajaran Yesus Kristus.)
Yesus mengklaim diri sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah.
Ia memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut.
Karenanya, Yesus adalah sepenuhnya manusia dan sepenuhnya Allah.
Apapun yang Allah ajarkan adalah benar.
Yesus (Allah) mengajarkan bahwa Perjanjian Lama adalah Argumen yang terilhami dari Allah dan Ia menjanjikan Perjanjian Baru.
Karenanya, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah Firman Allah yang terilhami.
Ikhtisar sistem ini kemudian sedikit dipersingkat dalam skema 12 poin, sejak tahun 1999, sebagai berikut:[8]
Kebenaran mengenai kenyataan dapat diketahui.
Hal-hal yang berlawanan tidak dapat sama-sama benar.
Ada Allah yang theistis.
Mukjizat mungkin terjadi.
Mukjizat yang dilakukan dalam hubungan dengan klaim kebenaran adalah tindakan Allah untuk memastikan kebenaran Allah melalui utusan Allah.
Dokumen Perjanjian Baru dapat dipercaya.
Sebagaimana kesaksian Perjanjian Baru, Yesus mengklaim sebagai Allah.
Klaim keilahian Yesus dibuktikan dengan suatu kumpulan mukjizat yang unik.
Karenanya, Yesus adalah Allah di dalam daging manusia.
Apapun yang dinyatakan benar oleh Yesus adalah benar.
Yesus menyatakan bahwa Alkitab adalah Firman Allah.
Karenanya, adalah benar bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan apapun yang berlawanan dengan Kebenaran alkitabiah adalah salah.
Dua belas langkah yang sama menjadi kerangka bab-bab dari buku yang sangat populer "I Don't Have Enough Faith to be an Atheist" ("Aku tidak punya cukup iman untuk menjadi seorang ateis")[9] terbitan tahun 2004 dan karya Geisler terbitan tahun 2012 yang berupa e-book "Twelve Points that Show Christianity is True" ("Dua belas poin yang menunjukkan Kekristenan itu benar").[10]
Teologi
Geisler adalah seorang sarjana evangelikal konservatif yang telah menulis suatu teologi sistematika empat volume.[11]
Ia adalah seorang pembela inerrancy Alkitab penuh, menjadi salah satu pemrakarsa dan perancang "Chicago Statement of Biblical Inerrancy" (1978) serta editor buku "Inerrancy" (Zondervan, 1978). Kemudian, ia menulis "Defending Inerrancy" bersama William Roach (Baker, 2013). Ia juga menulis (bersama William Nix) "General Introduction to the Bible" (Moody Press, 1986)[12] and From God to Us, revised (Moody, 2012).
Calvinisme Moderat
Geisler menyebut dirinya seorang penganut "Calvinisme Moderat" ("moderate Calvinism"),[13] sebagaimana dinyatakan dalam buku-buku tulisannya "Chosen but Free" (Harvest House, 2001) dan "Systematic Theology, in One Volume" (Harvest House, 2012).
Geisler menolak konsep tradisional Kalvinis mengenai unconditional election ("pemilihan tanpa syarat"; sebaliknya berargumen bahwa tidak ada syarat hanya dari pihak Allah), irresistible grace ("anugerah tidak tertahan"; sebaliknya berargumen bahwa Allah menghimbau mereka yang "mau menerima karya Allah") dan limited atonement ("penebusan terbatas"; sebaliknya berargumen bahwa penebusan hanya dibatasi oleh hasilnya). Namun para kritikus menolak istilah "moderate Calvinism". James White menyebut "hanya bentuk termodifikasi dari Arminianisme dalam sejarah."[14]
Pandangan mengenai etika
Geisler telah menulis buku-buku penting mengenai etika: Christian Ethics[15] dan The Christian Love Ethic.[16] Ia menyampaikan perspektifnya mengenai pilihan-pilihan etika, aborsi, infantisida (pembunuhan bayi-bayi), euthanasia, hal-hal biomedis, hukuman mati, perang, ketidakpatuhan sipil, hak-hal seksual, homoseksualitas, pernikahan dan perceraian, ekologi, hak-hak binatang, obat terlarang, judi, pornografi, pengaturan kelahiran, dan lainnya.
Geisler percaya bahwa Revolusi Amerika tidak dapat dibenarkan dari standar Alkitab maupun teori perang adil. Namun, ia bukan sama sekali seorang "pasifis", percaya bahwa perang untuk membela diri dapat dibenarkan tetapi revolusi tidak.[17]
Publikasi
Geisler, Norman L (1971), Ethics: Alternatives and Issues, Zondervan.
Geisler, Norman L (1973), The Christian Ethic of Love, Zondervan.
Geisler, Norman L (2009), The Apologetics of Jesus, Baker.
Geisler, Norman L (2009), Making Sense of Bible Difficulties, Baker.
Geisler, Norman L (January 1, 2010) [1989], Christian Ethics: Contemporary Issues and Options (Edisi 2), Grand Rapids, MI: Baker Academic, ISBN978-0-80103879-2.
Geisler, Norman L (2011), If God, Why Evil?, Bethany.
Geisler, Norman L (2011), Systematic Theology: In One Volume, Bethany, ISBN978-0-76420603-0.
Geisler, Norman L; Roach, William C (2012), Defending Inerrancy: Affirming the Accuracy of Scripture for a New Generation, Packer, JI foreword, Baker, ISBN978-0-80101434-5.
Geisler, Norman L; Nix, William E (2012), From God To Us Revised and Expanded: How We Got Our Bible, Moody, ISBN978-0-80242882-0.
Geisler, Norman L (2012), Big Book of Christian Apologetics, The: An A to Z Guide, A to Z Guides, Baker, ISBN978-0-80101417-8.
Geisler, Norman L; Tunnicliffe, Patty (2013), Reasons for Belief: Easy-to-Understand Answers to 10 Essential Questions, Bethany, ISBN978-0-76421057-0.
Geisler, Norman L; Brooks, Norman L (2013), When Skeptics Ask: A Handbook on Christian Evidences, Baker, ISBN978-0-80101498-7.
Geisler, Norman L (2013) [1976], Christian Apologetics (Edisi revised & expanded), Baker, ISBN978-0-80104854-8.