Nico
Christa Päffgen (pelafalan dalam bahasa Jerman: [ˈkʁɪsta ˈpɛfɡn̩]; 10 Juni – 7 Agustus),[1][2] dikenal dengan nama panggung Nico, adalah seorang penyanyi, penulis lagu, aktris, dan model asal Jerman. Masa mudaNico lahir dengan nama Christa Päffgen di Köln dari pasangan Wilhelm dan Margarete "Grete" Päffgen (née Schulz, 1910–1970). Ayahnya Wilhelm berasal dari keluarga kaya raya yang sudah lama punya bisnis bir Kölsch di Cologne dan beragama Katolik. Sementara ibunya, Grete, dibesarkan dalam keluarga kelas pekerja dan beragama Protestan.[3] Saat Nico masih berusia dua tahun, dia, ibunya, dan kakeknya pindah ke daerah hutan Spreewald di luar Berlin, untuk menghindari serangan bom selama Perang Dunia II.[4] Ayahnya, Wilhelm ikut wajib militer di bagian Wehrmacht tetapi kisah tentang bagaimana dan kapan ia meninggal masih simpang siur. Dalam buku biografi Nico dikatakan bahwa Wilhelm Päffgen terluka parah di tahun 1942 setelah terkena tembakan di kepala oleh penembak jitu Prancis. Karena keadaannya kritis dan kecil kemungkinan bisa selamat, komandannya mengikuti prosedur militer yang berlaku saat itu dan menembaknya agar tak menderita lebih lama.[3] Tapi ada juga cerita lain—katanya Wilhelm mengalami cedera otak parah dan menghabiskan sisa hidupnya di rumah sakit jiwa.[5] Rumor yang belum terbukti juga menyebutkan kalau ia meninggal di kamp konsentrasi, atau pelan-pelan menghilang karena gangguan kejiwaan akibat trauma perang.[6][7][8] Setelah perang selesai, tepatnya tahun 1946, Nico dan ibunya pindah ke Berlin. Grete bekerja sebagai penjahit, sementara Nico hanya sekolah sampai umur 13 tahun. Setelah itu, ia mulai bekerja menjual pakaian dalam di toko mewah KaDeWe, dan dari sanalah ia mulai mendapat tawaran pekerjaan sebagai model di Berlin.[7][9] KarierAkting dan modelling (1955–1964)Nico ditemukan saat usianya baru 16 tahun oleh fotografer terkenal, Herbert Tobias. Saat itu mereka berdua sedang bekerja di sebuah peragaan busana KaDeWe di Berlin. Tobias yang terpikat dengan pesona Nico memberinya nama panggung itu—“Nico”—sebagai penghormatan kepada seseorang yang pernah ia cintai yaitu Nikos Papatakis. Nama itu pun menempel pada Christa Päffgen selamanya.[10] Ia pindah ke Paris dan mulai bekerja untuk Vogue, Tempo, Vie Nuove, Mascotte Spettacolo, Camera, Elle, dan majalah mode lainnya. Di masa-masa inilah dia memutuskan untuk mengubah warna rambut cokelat alaminya menjadi pirang—konon katanya karena terinspirasi dari Ernest Hemingway.[11] Saat usianya menginjak 17 tahun, Nico sempat dikontrak oleh Coco Chanel untuk menjadi ikon promosi mereka. Tapi entah kenapa, ia kabur ke New York dan meninggalkan pekerjaannya begitu saja. Selama bertualang dari satu negara ke negara lain, Nico menjadi fasih berbahasa Inggris, Spanyol, dan Prancis. Pada tahun 1959, Nico muncul sebentar—tanpa kredit—di film terakhir Mario Lanza berjudul For the First Time.[12][13] Tahun itu juga, dia diundang ke lokasi syuting film La Dolce Vita karya Federico Fellini, Di sanalah dia mencuri perhatian sang sutradara legendaris, yang langsung memberinya peran kecil sebagai dirinya sendiri. Saat itu Nico sudah tinggal di New York dan sedang mengambil kelas akting bersama Lee Strasberg.[7] Setelah sempat main di film A Man Named Rocca bersama Jean-Paul Belmondo. Nico juga tampil sebagai model sampul album jazz Moon Beams milik Bill Evans yang rilis tahun 1962.[14] Setelah membagi waktunya antara New York dan Paris, Nico akhirnya mendapatkan peran utama dalam film Strip-Tease karya Jacques Poitrenaud di tahun 1963. Ia juga merekam lagu tema untuk film yang sama, yang ditulis oleh Serge Gainsbourg. Lagu tersebut baru dirilis puluhan tahun kemudian lewat kompilasi Le Cinéma de Serge Gainsbourg. Karir menyanyiDi New York, Nico akhirnya bertemu langsung dengan sutradara asal Yunani, Nico Papatakis—lelaki yang namanya sudah ia pakai sebagai nama panggung sejak beberapa tahun sebelumnya. Mereka tinggal bersama antara tahun 1959 sampai 1961.[15] Suatu hari, Papatakis mendengar Nico bernyanyi-nyanyi di apartemen. Suaranya menarik perhatian. Ia lalu bertanya, “Kamu pernah kepikiran menjadi penyanyi?” Dari situlah semuanya bermula. Papatakis mendaftarkan Nico ke les vokal pertamanya.[16] Tahun 1965, Nico bertemu dengan Brian Jones gitaris dari the Rolling Stones. Mereka merekam single pertama Nico yang diproduksi oleh Jimmy Page. Di musim panas yang sama, saat berada di Paris, aktor Ben Carruthers mengenalkannya pada Bob Dylan. Setelah dikenalkan oleh Brian Jones, Nico mulai bekerja di New York bersama Andy Warhol dan Paul Morrissey dalam proyek-proyek film eksperimental mereka. Warhol yang saat itu mulai menangani band rock bernama The Velvet Underground, punya ide unik—ia ingin Nico bergabung dengan band sebagai "chanteuse", semacam penyanyi perempuan bergaya dramatis dan melankolis. Meskipun awalnya diterima dengan setengah hati—baik dari sisi pribadi maupun musikal—ide itu tetap dijalankan.[17][18] Begitu masa-masanya bersama Velvet Underground berakhir, Nico langsung melangkah sebagai solois. Ia mulai tampil rutin di The Dom, sebuah tempat musik di New York City yang legendaris. Di panggung, ia ditemani para gitaris yang berganti-ganti—beberapa dari Velvet Underground lalu Tim Hardin, Tim Buckley, Ramblin' Jack Elliott serta Jackson Browne. Album debutnya, Chelsea Girl rilis tahun 1967. Di situ, ia membawakan lagu-lagu karya Bob Dylan, Tim Hardin, dan Jackson Browne. Beberapa personel Velvet Underground—Lou Reed, John Cale, dan Sterling Morrison—juga ikut terlibat dalam album ini. Bahkan ada satu lagu, “It Was a Pleasure Then”, yang ditulis bersama-sama.[19] Kehidupan pribadiPada 11 Agustus 1962, Nico melahirkan seorang putra yang diberi nama Christian Aaron Boulogne—tapi ia memanggilnya Ari. Saat itu, Nico sedang tinggal bersama Nicos Papatakis, tapi ia mengatakan bahwa ayah dari Ari adalah Alain Delon. Delon sendiri selalu menyangkal dan sampai sekarang hal itu belum pernah terbukti. Karena merasa tak sanggup membesarkan Ari sendiri, Nico menyerahkan putranya untuk diasuh oleh ibu dan ayah tiri Delon.[20][21] Ari kemudian tumbuh besar dan menjadi fotografer sekaligus aktor.[22] Sayangnya, di tahun 2023, ia meninggal dunia di Paris karena overdosis heroin, pada usia 60 tahun.[23][24] Nico memandang dirinya sebagai bagian dari tradisi seniman bohemianisme, jejaknya ia tarik jauh ke era Romantisisme awal abad ke-19. Hidupnya berpindah-pindah, penuh petualangan. Selain Jerman, tempat ia dibesarkan, dan Spanyol, tempat ia menghembuskan napas terakhir, Nico pernah tinggal di Italia dan Prancis pada 1950-an, lalu menghabiskan sebagian besar tahun 1960-an di Amerika Serikat. Ia juga sempat tinggal di London pada awal 1960-an dan kembali lagi ke sana di era 1980-an, berpindah antara London dan Manchester.[25] Pada tahun 1965, Nico sempat hamil dari hubungannya yang singkat selama tiga bulan dengan Brian Jones. Namun, ia memutuskan untuk menggugurkan kandungannya di London. Peristiwa itu menggugahnya untuk mencoba lebih dekat dengan putranya, Ari.[26] Nico menjadi pecandu heroin selama lebih dari 15 tahun. Ia mengaku tak pernah menyentuh narkoba itu saat masih berada di lingkungan Velvet Underground maupun dunia Andy Warhol. Ia justru mulai memakai saat menjalin hubungan dengan sutradara Philippe Garrel pada tahun 1970-an.[27] Tahun-tahun terakhir hidupnya ia habiskan di kawasan Prestwich[25] dan Salford. Meski kecanduannya belum sepenuhnya hilang, Nico mulai menunjukkan ketertarikan pada musik lagi.[25] Di awal 1980-an, ia sempat berbagi apartemen di Brixton, London, bersama penyair punk John Cooper Clarke[25] meskipun hubungan mereka bukan sebagai pasangan.[28] Kematian![]() Pada 18 Juli 1988, saat sedang berlibur bersama Ari di pulau Ibiza, Nico terjatuh dari sepedanya dan kepalanya terbentur cukup keras. Seorang sopir taksi yang kebetulan lewat menemukan Nico dalam keadaan tak sadarkan diri, tapi kesulitan membawanya masuk ke rumah sakit terdekat. Awalnya, Nico salah didiagnosis sebagai korban heatstroke, dan malam itu, pukul 20.00, ia dinyatakan meninggal dunia. Belakangan, hasil rontgen menunjukkan bahwa penyebab sebenarnya adalah pendarahan otak yang parah.[7] Ari, putranya, kemudian mengenang hari itu:
Abu kremasi Nico dimakamkan di liang kubur milik ibunya, di Grunewald, sebuah pemakaman hutan yang tenang di Berlin. Di pemakamannya, para sahabat memutar rekaman lagu Mütterlein dari album Desertshore—lagu yang mengalun seperti doa, penuh kenangan dan kehilangan.[27] Referensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nico (Christa Päffgen). |