Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Muhammad Ali

Muhammad Ali
Muhammad Ali pada tahun 1967
Statistik
Nama panggilanThe Great
The Peoples Champ
The Lips
Dinilai padaKelas berat
Tinggi191 cm (6 ft 3 in)[1]
Lahir(1942-01-17)17 Januari 1942
Louisville, Kentucky, Amerika Serikat
Meninggal3 Juni 2016(2016-06-03) (umur 74)
Phoenix, Arizona, Amerika Serikat;[2] sumber lain mengatakan di Scottsdale, Arizona, Amerika Serikat[3]
SikapModerat
Catatan tinju
Total perkelahian61
Menang56
Menang oleh KO37
Kalah5
Imbang0
Tanpa kontes0
Rekam medali
Tinju lelaki
Mewakili Amerika Serikat
Olimpiade Musim Panas
Medali emas – tempat pertama Roma 1960 Kelas berat ringan

Muhammad Ali (nama lahir Cassius Marcellus Clay, Jr.; 17 Januari 1942 – 3 Juni 2016) adalah mantan petinju profesional asal Amerika Serikat. Ia dikenal secara luas sebagai salah satu tokoh olahraga yang paling penting dan terkenal dari abad ke-20. Dari awal kariernya, Ali dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial, dan berpengaruh baik di dalam maupun di luar ring.[4][5]

Clay lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat dan mulai berlatih tinju pada usia 12 tahun. Pada usia 22 tahun, ia telah merebut gelar juara dunia tinju kelas berat dari Sonny Liston dalam pertarungan pada tahun 1964. Tidak lama setelah itu, Clay memeluk agama Islam dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali, serta memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika tahun 1960-an.[6][7]

Pada tahun 1966, dua tahun setelah memenangkan gelar kelas berat, Ali menolak ikut wajib militer untuk Pasukan Militer Amerika Serikat, serta menentang keterlibatan Amerika dalam Perang Vietnam. Ali kemudian diskors dan gelar juaranya dicabut oleh Komisi Tinju. Pada saat itu, ia tidak bisa bertarung sama sekali selama hampir empat tahun dan kehilangan kinerja puncaknya sebagai seorang atlet tinju kelas berat. Ia berhasil mengajukan banding kepda Mahkamah Agung Amerika Serikat untuk membalikkan hukumannya pada tahun 1971.

Hingga saat ini, Ali merupakan satu-satunya juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali; ia memenangkan gelar tersebut pada tahun 1964, 1974, dan 1978. Ia dijuluki sebagai "The Greatest".[8] Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.[9]

Muhammad Ali juga bisa dibilang cukup akrab dengan Indonesia. Dirinya telah tiga kali berkunjung ke Jakarta. Pertama tahun 1973 saat ia bertanding melawan Rudie Lubbers, kedua tahun 1990 serta terakhir pada tahun 1996. Sebagai seorang muslim, Ali menganggap bahwa Indonesia punya peran penting dalam agama Islam. Pada saat Ali masih aktif bertanding, sekolah dan rapat perkantoran di Indonesia bisa diliburkan agar masyarakat dapat menonton secara langsung lewat televisi.

Awal Kehidupan

Cassius Marcellus Clay Jr. lahir pada tanggal 17 Januari 1942, di Louisville, Kentucky. Sebagai anak sulung dari dua bersaudara, ia diberi nama sesuai nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay Sr. Nama itu sendiri terinspiraasi oleh politisi Republik abad ke-19 dan aktivis anti perbudakan, Cassius Marcellus Clay. Kakek nenek dari pihak ayah Clay adalah John Clay dan Sallie Anne Clay; saudara perempuan Clay, Eva, mengklaim bahwa Sallie adalah penduduk asli Madagaskar. Clay jr. adalah keturunan budak dari Selatan sebelum perang saudara.

Ayah Clay adalah seorang pelukis tanda dan papan reklame, sedangkan ibunya, Odessa O'Grady Clay, adalah seorang pembantu rumah tangga. Meskipun Cassius Sr. adalah seorang Metodis, ia mengizinkan Odessa untuk membesarkan Cassius Jr. dan adiknya Rudy (yang kemudian berganti nama menjadi Rahaman Ali), sebagai seorang Baptis. Cassius Jr. bersekolah di Central High School di Louisville dan menderita disleksia, yang menyebabkan dirinya kesulitan dalam membaca dan menulis.[10]

Ia tumbuh di tengah-tengah segregasi rasial. Ibunya mengingat satu kejadian ketika ia dilarang minum air di sebuah toko: "Mereka tidak mau memberinya air karena warna kulitnya. Itu benar-benar memengaruhinya." Ia juga sangat terpengaruh oleh pembunuhan Emmett Till pada tahun 1955, yang menyebabkan ia dan seorang temannya melampiaskan rasa frustrasi mereka dengan merusak stasiun kereta api setempat. Ia pernah bercerita kepada putrinya Hana, "Tidak ada yang lebih mengguncangku selain kisah Emmett Till."[11][12]

Karier Amatir

Cassius Clay dan pelatihnya, Joe E. Martin, Januari 1960
Clay saat mengalahkan Zbigniew Pietrzykowski untuk merebut medali emas Olimpiade 1960.

Clay pertama kali diajak latihan tinju oleh petugas polisi Louisville dan pelatih tinju, Joe E. Martin. Clay yang masih berusia 12 tahun mengadu ke Martin bahwa sepedanya sudah dicuri dan ia akan "menghajar" pencuri tersebut. Petugas itu lantas mengatakan kepada Clay bahwa sebaiknya dia belajar bertinju terlebih dahulu. Awalnya, Clay tidak menerima tawaran Martin, namun setelah melihat petinju amatir di acara tinju televisi lokal bernama "Tomorrow's Champions", Clay tertarik dengan dunia tinju. Dia kemudian mulai berlatih dengan pelatih Fred Stoner, yang menurutnya telah memberinya "pelatihan sesungguhnya", yang akhirnya membentuk "gaya, stamina dan sistem saya". Selama empat tahun terakhir, karier amatir Clay dilatih oleh cutman, Chuck Bodak.[13]

Clay memulai debut tinju amatirnya pada tahun 1954 melawan petinju amatir lokal, Ronnie O'Keefe. Ia menang dengan keputusan split decision. Ia kemudian memenangkan enam gelar Kentucky Golden Gloves, dua gelar Chicago Golden Gloves, dua gelar nasional Golden Gloves, dua gelar nasional "Amateur Athletic Union", masuk U.S. Olympic Trials dan terakhir merebut medali emas kelas berat ringan di Olimpiade Musim Panas 1960 di Roma. Rekor amatir Clay adalah 100 kemenangan dengan lima kekalahan. Dalam otobiografinya tahun 1975, ia mengenang bahwa tak lama setelah kembali dari Olimpiade Roma, ia melemparkan medali emasnya ke Sungai Ohio setelah ia dan seorang temannya ditolak masuk ke restoran "khusus kulit putih" dan berkelahi dengan geng kulit putih. Kisah ini kemudian dibantah oleh beberapa temannya, termasuk Bundini Brown dan fotografer Howard Bingham. Brown mengatakan kepada penulis "Sports Illustrated" Mark Kram, "Orang-orang Honkie (kulit putih) pasti percaya pada hal itu!" Biografi Ali karya Thomas Hauser menyatakan bahwa Ali ditolak layanannya di restoran tetapi dia kehilangan medalinya setahun setelah dia memenangkannya.[14] Ali menerima medali pengganti di Georgia Dome selama Olimpiade 1996 di Atlanta, tempat ia menyalakan obor untuk memulai Olimpiade.

Karier Profesional

Awal Karier

Poster pertandingan profesional kelima Cassius Clay

Clay memulai debut profesionalnya pada tanggal 29 Oktober 1960, dengan kemenangan angka enam ronde atas Tunney Hunsaker. Sejak saat itu hingga akhir tahun 1963, Clay mencatat rekor 19-0 dengan 15 kemenangan KO. Ia mengalahkan petinju termasuk Tony Esperti, Jim Robinson, Donnie Fleeman, Alonzo Johnson, George Logan, Willi Besmanoff, LaMar Clark, Doug Jones dan Henry Cooper. Clay juga mengalahkan mantan pelatihnya dan petinju veteran, Archie Moore dalam pertandingan tahun 1962.[15][16]

Pada beberapa pertarungan awal, Clay memperoleh pelajaran berharga. Clay dijatuhkan oleh Sonny Banks dan Cooper. Dalam pertarungan melawan Cooper, Clay dijatuhkan oleh hook kiri di akhir ronde keempat dan diselamatkan oleh bel. Clay menang di ronde kelima yang diprediksi karena mata Cooper terluka parah. Pertarungan dengan Doug Jones pada tanggal 13 Maret 1963 merupakan pertarungan terberat Clay selama rentang waktu tersebut. Sebagai petinju kelas berat nomor dua dan tiga, Clay dan Jones bertarung di kandang Jones di Madison Square Garden, New York. Jones mengejutkan Clay di ronde pertama, dan unanimous decision (keputusan mutlak) untuk Clay disambut dengan sorak sorai dan hujan puing yang dilemparkan ke dalam ring. Juara kelas berat Sonny Liston yang menonton di TV menyindir bahwa jika dia melawan Clay, dia (Liston) mungkin akan dipenjara karena pembunuhan. Pertarungan ini kemudian diberi nama "Fight of The Year" oleh majalah "The Ring".[17]

Dalam setiap pertarungan ini, Clay secara vokal meremehkan lawan-lawannya dan menyombongkan kemampuannya. Ia menyebut Jones "pria kecil yang jelek" dan Cooper "gelandangan". Clay juga mengatakan ia malu untuk naik ring dengan Alex Miteff dan mengklaim bahwa Madison Square Garden "terlalu kecil untuknya". Trash talk Ali terinspirasi dari pegulat profesional "Gorgeous George" Wagner, setelah ia melihat kemampuan bicara George menarik banyak orang ke acara-acaranya. Dalam sebuah wawancara tahun 1969, Clay menyatakan bahwa ia bertemu dengan George di Las Vegas pada tahun 1961. George mengatakan kepada Clay bahwa berbicara besar tentang permainan akan menghasilkan penggemar yang membayar yang ingin melihatnya menang atau ingin melihatnya kalah, sehingga Clay mengubah dirinya menjadi seorang yang "suka membual" dan "banyak omong".[18]

Pada tahun 1960, Clay meninggalkan camp latihan Moore, sebagian karena Clay menolak melakukan tugas-tugas seperti mencuci piring dan menyapu. Untuk menggantikan Moore, Clay mempekerjakan Angelo Dundee sebagai pelatihnya. Clay bertemu Dundee pada bulan Februari 1957 selama karier amatir Clay. Sekitar waktu ini, Clay mencari idola lama Sugar Ray Robinson untuk menjadi manajernya, tetapi kemudian ditolak.[19]

Juara dunia kelas berat

Pertarungan melawan Liston

Pada akhir tahun 1963, Clay telah menjadi pesaing utama untuk merebut gelar Sonny Liston. Pertarungan tersebut ditetapkan pada tanggal 25 Februari 1964, di Miami Beach. Liston adalah seorang petarung yang memiliki kepribadian yang menakutkan. Liston merupakan petinju brutal dengan masa lalu kriminal dan hubungan dengan mafia. Berdasarkan penampilan Clay yang tidak meyakinkan saat melawan Jones dan Cooper dalam dua pertarungan sebelumnya, serta kemenangan telak Liston atas mantan juara kelas berat Floyd Patterson dalam dua KO ronde pertama, Clay merupakan underdog dengan skor 8:1.[20] Meski begitu, Clay mengejek Liston selama persiapan sebelum pertarungan, menjulukinya "si beruang besar yang jelek", mengklaim "Liston bahkan baunya seperti beruang" dan "Aku akan memberikannya ke kebun binatang setempat setelah aku menghajarnya." Clay mengubah acara penimbangan berat badan sebelum pertarungan menjadi sirkus, berteriak pada Liston bahwa "seseorang akan mati di pinggir ring malam ini." Denyut nadi Clay diukur pada angka 120, lebih dari dua kali lipat denyut nadi normalnya yaitu 54. Hal ini bisa jadi menunjukkan Clay merasa tegang atau takut menghadapi Liston.[20]

Hasil pertarungan itu sangat mengejutkan. Saat bel pembukaan berbunyi, Liston segera menyerbu Clay. Liston tampak marah dan ingin segera menjatuhkannya. Namun, kecepatan dan mobilitas Clay yang unggul memungkinkannya menghindari Liston, membuat sang juara kehilangan kesempatan dan terlihat canggung. Di akhir ronde pertama, Clay melancarkan serangan dan memukul Liston berulang kali dengan pukulan jab. Liston bertarung lebih baik di ronde kedua, tetapi di awal ronde ketiga Clay memukul Liston dengan kombinasi yang membuat lututnya tertekuk dan membuat luka di bawah mata kirinya. Ini adalah pertama kalinya Liston terluka. Di akhir ronde keempat, Clay kembali ke sudutnya ketika ia mulai merasakan sakit yang menyilaukan di matanya dan meminta pelatihnya, Angelo Dundee, untuk memotong sarung tinjunya. Dundee menolak. Ada spekulasi bahwa masalah tersebut disebabkan oleh salep yang digunakan untuk menutup luka Liston, mungkin sengaja dioleskan tim pelatih ke sarung tinju Liston. Meski belum dikonfirmasi, sejarawan tinju, Bert Sugar mengatakan bahwa dua lawan Liston juga mengeluh tentang mata mereka yang "terbakar".

Meskipun Liston berupaya menjatuhkan Clay yang buta, Clay mampu bertahan pada ronde kelima hingga keringat dan air mata membasahi matanya yang gatal. Pada ronde keenam, Clay mendominasi dan memukul Liston berulang kali. Liston tidak menjawab bel untuk ronde ketujuh sehingga Clay dinyatakan sebagai pemenang dengan TKO. Liston menyatakan bahwa alasan dia berhenti adalah cedera bahu. Setelah menang, Clay yang kegirangan berlari ke tepi ring sambil menunjuk ke arah pers di pinggir ring. Ia berteriak: "Makan kata-katamu!" Dia menambahkan, "I am the greatest! I shook up the world. I'm the prettiest thing that ever lived." ("Aku yang terbesar! Aku mengguncang dunia. Aku hal terindah yang pernah hidup.")

Di pinggir ring setelah pertarungan, Clay tampak tidak yakin bahwa pertarungan dihentikan karena cedera bahu Liston, dengan mengatakan bahwa satu-satunya cedera yang dialami Liston adalah "luka sobekan mata yang besar!" Ketika diberi tahu oleh Joe Louis bahwa cederanya adalah "lengan kiri terlepas dari soketnya," Clay menyindir, "Ya, mengayunkan tinju ke arah yang tidak ada apa-apanya, lengan siapa yang tidak lepas?"[21]

Dengan memenangkan pertarungan ini di usia 22 tahun, Clay menjadi petinju termuda yang merebut gelar dari juara kelas berat saat ini. Namun, Floyd Patterson tetap menjadi petinju termuda yang memenangkan kejuaraan kelas berat, melakukannya pada usia 21 tahun selama pertarungan eliminasi menyusul pensiunnya Rocky Marciano. Mike Tyson memecahkan kedua rekor tersebut pada tahun 1986 ketika ia mengalahkan Trevor Berbick untuk memenangkan gelar kelas berat pada usia 20 tahun. Prestasi tersebut juga menjadikan Clay petinju tercepat yang memenangkan kejuaraan (tidak kosong) di era modern, melakukannya dalam 20 pertarungan.

Tak lama setelah pertarungan dengan Liston, Clay mengganti namanya menjadi Cassius X, dan kemudian menjadi Muhammad Ali setelah masuk Nation of Islam. Ali kemudian menghadapi pertandingan ulang dengan Liston yang dijadwalkan pada bulan Mei 1965 di Lewiston, Maine. Pertandingan tersebut telah dijadwalkan di Boston pada bulan November sebelumnya, tetapi ditunda selama enam bulan karena Ali menjalani operasi darurat untuk hernia tiga hari sebelumnya. Pertarungan itu kontroversial. Di pertengahan ronde pertama, Liston dirobohkan oleh pukulan yang sulit dilihat oleh pers yang dijuluki sebagai "phantom punch". Wasit Jersey Joe Walcott tidak memulai penghitungan segera setelah knockdown, karena Ali menolak untuk mundur ke sudut netral. Liston bangkit setelah ia terjatuh selama sekitar 20 detik, dan pertarungan berlanjut sesaat. Namun beberapa detik kemudian Walcott, setelah diberi tahu oleh pencatat waktu bahwa Liston telah terjatuh selama hitungan ke-10, menghentikan pertandingan dan menyatakan Ali sebagai pemenang dengan KO. Seluruh pertarungan berlangsung kurang dari dua menit.

Kilas balik

  • 17 Januari 1942: Lahir dengan nama Asli Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah bernama Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu bernama Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.
  • Pada usia 12 tahun, Clay, Jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.
  • 1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia.
  • 29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.
  • 25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 atas Sonny Liston di Florida, Amerika Serikat. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.
  • Segera setelah menang atas Liston, Clay menyatakan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya ia dalam kelompok Nation of Islam yang kontroversial. Dalam buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tetapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.
  • 25 Mei 1965: Pertandingan ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di tengah kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai "phantom punch" atau "pukulan hantu". Pukulan itu begitu cepat sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tetapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.
  • 19671970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!"
  • 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.
  • 30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire, pada ronde ke-8.
  • 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke Kota Manila, Filipina. Ali menang TKO pada ronde ke-14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tetapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.
  • 15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka dalam pertandingan 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak tiga kali.
  • 6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.
  • 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan mantan kawan berlatihnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah". Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedangkan Holmes tampak tidak tega "menghabisi" Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde ke-11, Holmes dinyatakan menang TKO.
  • Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di dalam otak Ali. Namun, promotor Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.
  • Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasihatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, ia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.
  • Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.
  • 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.

Muhammad Ali di Indonesia

  • Ali pertama kali menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada tahun 1973. Pada 20 Oktober 1973, Ali "menyiksa" lawannya, Rudie Lubbers, selama 12 ronde dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora Senayan, Jakarta. Oleh publik dan pers Indonesia, pertandingan Ali vs Lubbers disebutkan sebagai pertandingan eksibisi, tetapi pada kenyataannya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar.
  • Kesan pertama berkunjung ke negara ini pada tahun 1973 adalah "sebuah negara yang unik, yang penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapa pun."
  • Setelah beberapa kali kunjungan ke negara ini, Ali yang sudah pensiun dari dunia tinju terakhir menginjakkan kaki di bumi Indonesia pada 23 Oktober 1996, dan sempat bertemu pejabat tinggi Indonesia.

Keluarga

  • Istri pertama: Sonji Roi (menikah tanggal 14 Agustus 1964, tetapi bercerai pada tanggal 10 Januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian secara islami).
  • Istri kedua: Belinda Boyd (menjadi Khalilah Ali setelah menikah), menikah pada tanggal 17 August 1967. Mereka memiliki tiga anak, yakni Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda kemudian bercerai. Dalam film dokumenter Ali ("When We Were Kings") ditunjukkan Belinda 'melabrak' Ali di arena, menjelang pertandingan Ali vs Foreman di Zaire, 1975. Pada tahun 1977, Ali dan Belinda resmi bercerai.
  • Pada tahun 1977 pula, Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson (lebih dikenal sebagai Veronica Ali), dan memiliki dua putri, Hanna dan Laila Ali. Laila Ali sendiri kelak memutuskan jadi petinju wanita, dan kelak menjadi juara dunia tinju wanita. Ali dan Veronica tetap menjadi pasangan suami istri hingga tahun 1986.
  • Menikah kembali dengan Leonnie Ali tahun 1986—2016.

Pandangan

Setelah terjadinya Serangan 11 September pada tahun 2001, Ali menyatakan bahwa Islam adalah agama damai.[22]

Masalah kesehatan dan kematian

Pada 20 Desember 2014, Ali dirawat di rumah sakit karena terkena pneumonia ringan.[23] Ali kembali dirawat di rumah sakit pada tanggal 15 Januari 2015 karena mengalami infeksi saluran kemih,[24][25] tetapi keesokan harinya Ali sudah keluar dari rumah sakit.[26]

Pada 2 Juni 2016, Ali kembali dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan. Saat itu kondisi kesehatannya masih stabil.[27] Pada hari berikutnya, kondisi Ali memburuk.[28][29] Kondisinya tidak kunjung membaik, dan pada tanggal 3 Juni 2016 Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun.[30][31][32]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Cassius Clay". sports-reference.com. LLC Referensi Olahraga. Diarsipkan dari asli tanggal 2020-04-17. Diakses tanggal 17 Januari 2014.
  2. ^ Samosir, Hanna (4 Juni 2016). "Muhammad Ali Meninggal Dunia di Usia 74 Tahun". CNN Indonesia. Diakses tanggal 4 Juni 2016.
  3. ^ (Inggris) Phoenix Business Journal. Muhammad Ali dies in Scottsdale at age 74
  4. ^ "Muhammad Ali – Biography of Muhammad Ali – Page 2". History1900s.about.com. Diarsipkan dari asli tanggal 2012-01-14. Diakses tanggal September 5, 2011.
  5. ^ Cagle, Jess (December 17, 2001). "Ali: Lord of the Ring". TIME. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-11-14. Diakses tanggal September 5, 2011.
  6. ^ Hauser, Thomas. "The Importance of Muhammad Ali". Gilder Lehrman Institute.
  7. ^ "The religion and politics of Muhammad Ali". Hollowverse. MK Safi. Diakses tanggal June 4, 2016.
  8. ^ "Muhammad Ali". ESPN. 20 Januari 2012. Diakses tanggal 29 Januari 2012.
  9. ^ "CNN/SI – SI Online – This Week's Issue of Sports Illustrated – Ali named SI's Sportsman of the Century – Friday December 03, 1999 12:00 AM". Sports Illustrated. 3 Desember 1999. Diarsipkan dari asli tanggal 2011-08-19. Diakses tanggal 5 September 2011.
  10. ^ Eig, Jonathan (2017). Ali: A Life: Shortlisted for the William Hill Sports Book of the Year 2017. Simon & Schuster. ISBN 978-1-4711-5596-3. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal October 31, 2023. Diakses tanggal July 24, 2023.
  11. ^ Hampton, Henry; Fayer, Steve; Flynn, Sarah (1990). Voices of Freedom: An Oral History of the Civil Rights Movement from the 1950s through the 1980s. Bantam Books. hlm. 321. ISBN 978-0-553-05734-8.
  12. ^ Gorn, Elliott (1998). Muhammad Ali: The People's Champ. University of Illinois Press. hlm. 76–77. ISBN 978-0-252-06721-1.
  13. ^ Fernandez, Pedro Fernandez (September 2, 2007). "'Godfather' Of Cutmen-Chuck Bodak Suffers Stroke". RingTalk. Diarsipkan dari asli tanggal April 14, 2015. Diakses tanggal April 14, 2015.
  14. ^ Hauser 2004
  15. ^ Calkins, Matt (November 17, 2014). "Archie Moore was the KO king". U-T San Diego. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal August 11, 2016. Diakses tanggal June 15, 2016.
  16. ^ Krantz, Les (2008). Ali in Action: The Man, the Moves, the Mouth. Globe Pequot. ISBN 978-1-59921-302-6. Diakses tanggal June 15, 2016 – via Google Books.
  17. ^ Velin, Bob (June 4, 2016). "Fight by fight: Muhammad Ali's legendary career". USA Today. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal June 15, 2016. Diakses tanggal June 15, 2016.
  18. ^ Burkholder, Denny (June 6, 2016). "How Muhammad Ali's fascination with pro wrestling fueled his career, inspired MMA". CBS Sports. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal August 7, 2022. Diakses tanggal October 2, 2016.
  19. ^ Haygood, Wil (2011). Sweet Thunder: The Life and Times of Sugar Ray Robinson. Chicago Review Press. hlm. 378. ISBN 978-1-56976-864-8. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal October 31, 2023. Diakses tanggal June 24, 2016.
  20. ^ a b Lipsyte, Robert (February 26, 1964). "Clay Wins Title in Seventh-Round Upset As Liston Is Halted by Shoulder Injury". The New York Times. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal April 10, 2009. Diakses tanggal December 27, 2008.
  21. ^ Cassius Clay versus Sonny Liston. Theatre Network Television. ESPN Classic. February 25, 1964. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal December 3, 2018. Diakses tanggal November 2, 2023 – via kumite27 (YouTube).
  22. ^ "Muhammad Ali: The face of 'real Islam'". Al Jazeera. June 6, 2016. Diakses tanggal September 4, 2016.
  23. ^ "Muhammad Ali hospitalized with pneumonia". The National Sports Journal. Associated Press. Diarsipkan dari asli tanggal 21 Desember 2014. Diakses tanggal 21 Desember 2014.
  24. ^ Christopher Bucktin (16 Januari 2015). "Boxing legend Muhammad Ali in hospital after being found 'unresponsive' at his home". The Mirror. Diakses tanggal 16 Januari 2015.
  25. ^ "Muhammad Ali back in hospital after he was found 'unresponsive in his bed' - just days after the boxing great's 73rd birthday". Daily Mail. 15 Januari 2015. Diakses tanggal 16 Januari 2015.
  26. ^ "Ali out of hospital in time for 73rd birthday". MSN. Diarsipkan dari asli tanggal 2015-01-20. Diakses tanggal 17 Januari 2015.
  27. ^ Martin, Jill (2 Juni 2016). "Muhammad Ali hospitalized with respiratory issue". CNN. Diakses tanggal 3 Juni 2016.
  28. ^ Dahlberg, Tim (3 Juni 2016). "Ali remains hospitalized for 'serious' issues". AP News. Diarsipkan dari asli tanggal 2016-06-03. Diakses tanggal 3 Juni 2016. ;
  29. ^ Perez, Chris (3 Juni 2016). "Muhammad Ali placed on life support". New York Post. Diakses tanggal 3 Juni 2016.
  30. ^ Schuppe, John (3 Juni 2016). "Muhammad Ali, 'The Greatest of All Time', Dead at 74". NBC News. NBC News. Diakses tanggal 3 Juni 2016.
  31. ^ "Marlins prematurely announce death of Muhammad Ali". SI. SI. 3 Juni 2016. Diakses tanggal 3 Juni 2016.
  32. ^ Muhammad Ali Dies: 'The Greatest' Boxer Dead at 74

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya