Mohamad al-Arefe
Popularitas Media SosialIa dikenal luas melalui ceramah dan khutbahnya lewat berbagai media dan saluran Arab. [2]Saat 2016, Al-Arefe memiliki sekitar 20 juta pengikut pada Twitternya. Al-Kalbani membantah bahwasanya Al-Arefe dan Adil Al-Kalbani Berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin, dengan mengatakan bahwa mereka Berafiliasi dengan Persatuan Ulama Muslim. Ia mengatakan bahwa jihad Suriah adalah kewajiban dan meminta maaf atas nama al-Nusra dengan mengunjungi Masjid Imam Muhammad ibn Abd al-Wahhab di Qatar.[3] Al-Arifi berdiskusi dengan Wakil Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman Al Saud (MBS) dan kemudian mencuit dan mengunggah foto mereka berdua yang sedang tersenyum bersama. Diskusi tersebut diadakan pada hari yang sama dengan dimulainya Visi Saudi 2030. Ia memohon kepada Tuhan agar memberkati MBS dan mengunggah rasa terima kasihnya. Al-Arifi bertemu dengan MBS lagi dan berbicara dengannya serta mengunggah foto mereka berdua yang sedang tersenyum bersama di Twitter. Mereka berbicara tentang masa depan dunia Islam dan Kerajaan (Arab Saudi). Universitas King Saud mempekerjakan Al-Arefe.[4] Akun Twitter Al-Arifi ditangguhkan pada tahun 2018.[5] Pada bulan Februari 2021 dilaporkan bahwa Al-Arifi diawasi oleh otoritas pemerintah Saudi dan bahwa gerakan dan tindakannya diikuti menggunakan perangkat mata-mata dan pita pelacak lutut.[6] SanksiPada bulan Mei 2013, Al-Arifi dilarang memasuki Swiss selama 5 tahun, karena memiliki pandangan ekstrem, kata Swiss.[7] Pada bulan Maret 2014, ia dilarang oleh Kementerian Dalam Negeri untuk kembali ke Inggris setelah serangkaian khotbah di Cardiff, Birmingham, dan London. Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri mengatakan: "Kami dapat mengonfirmasi bahwa "Al-Arefe" telah dikeluarkan dari Inggris Raya. Pemerintah tidak meminta maaf karena menolak akses orang ke Inggris jika kami yakin mereka merupakan ancaman bagi masyarakat kami. Datang ke sini adalah hak istimewa yang kami tolak untuk diberikan kepada mereka yang berusaha menumbangkan nilai-nilai bersama kami."[8] Denmark melarangnya memasuki negara itu selama dua tahun pada bulan Mei 2017.[9][10] Referensi
|