Mehregan
![]() Mehregan (bahasa Persia: مهرگان) atau Jasyn-e Mehr (جشن مهر terj. har. Perayaan Mithra) adalah hari raya Zoroastrianisme dan Persia[1][2] untuk memperingati yazata Mithra (bahasa Persia: Mehr), dewa persahabatan, kasih sayang, dan cinta. Nama"Mehregan" sendiri berasal dari kata Persia Tengah Mihrakān/Mihragān, yang diturunkan dari kata Persia Kuno Mithrakāna.[3] PendahuluanMehregan adalah festival Persia Kuno untuk menghormati yazata Mithra dalam kepercayaan Zoroastrianisme.[2][4] Di masa Kekaisaran Akhemeniyah (330–550 SM), orang Armenia yang hidup di bawah pemerintahan Persia menyumbang 20.000 kuda setiap tahun selama perayaan Mehregan. Di masa Kekaisaran Sasaniyah (224–651), Mehregan merupakan hari raya utama kedua setelah Nowruz.[5] Karena kedua perayaan ini sangat terkait dengan kepentingan monarki Persia, para syah Sasaniyah biasanya dinobatkan pada hari Mehregan atau Nowruz.[6] Dalam Kitab Petunjuk tentang Unsur-unsur Seni Astrologi (233) karya al-Biruni yang terbit pada abad ke-11, sang astronom mengamati bahwa "sebagian orang lebih menyukai Mihragān [daripada Nowruz, yang merupakan hari Tahun Baru/Ekuinoks Musim Semi] sebagaimana mereka lebih menyukai musim gugur daripada musim semi."[7] Seperti yang al-Biruni lakukan untuk hari-hari raya lainnya yang disebutkannya, ia menggunakan anekdot setempat dalam penjelasannya tentang Mehrgan (ha al-mirjan dalam bahasa Arab) dengan sebuah bagian dari cerita rakyat Iran: Pada hari ini, Fereydun mengalahkan Zahhak yang jahat dan mengurungnya di Gunung Damavand. Bagian legenda ini merupakan bagian dari siklus yang lebih besar yang menghubungkan Mehrgan dengan Nowruz; Dahak mengalahkan Jamsyid (yang menurut legenda dianggap sebagai orang yang menetapkan Nowruz atau Hari Tahun Baru), lalu Fereydun mengalahkan Zahhak, sehingga keseimbangan dipulihkan. Keterkaitan Mehrgan dengan polaritas musim semi/gugur, kegiatan menabur/memanen dan siklus kelahiran/kelahiran kembali juga tidak luput dari perhatian Biruni, karena seperti yang ia catat, “mereka menganggap Mihragān sebagai tanda kebangkitan dan akhir dunia, karena di Mihragān apa yang tumbuh mencapai kesempurnaan."[7] Zaman kunoPerayaan Mehrgān berlangsung megah di ibu kota Persepolis. Bukan hanya saat panen, tetapi juga saat pajak dikumpulkan. Pengunjung berdatangan dari berbagai penjuru Kekaisaran Persia membawa hadiah untuk syah yang semakin memeriahkan festival. Selama masa pra-Islam dan permulaan era Islam di Iran, Mehrgān dirayakan dengan kemegahan dan kemeriahan yang sama seperti Nowruz. Merupakan kebiasaan bagi orang-orang untuk mengirim atau memberi hadiah baik kepada penguasa mereka, juga satu sama lain. Orang kaya biasanya memberi koin emas dan perak, pahlawan dan prajurit memberi kuda sementara yang lain memberi hadiah sesuai kemampuan harta mereka, bahkan hingga yang sederhana seperti sebuah apel. Mereka yang berkecukupan akan membantu mereka yang kekurangan. Hadiah untuk istana kerajaan tercatat lebih dari sepuluh ribu koin emas. Jika pemberi hadiah membutuhkan uang di kemudian hari, istana akan mengembalikan dua kali lipat jumlah hadiah. Raja-raja memberikan dua kali pidato setiap tahun: satu pidato di Nowruz dan pidato lainnya di Mehregān. Selama perayaan Mehregān, raja mengenakan jubah bulu dan menyumbangkan semua pakaian musim panasnya. Setelah kekuasaan Mongol di Iran, perayaan hari raya Mehrgān kehilangan popularitasnya. Umat Zoroaster di Yazd dan Kerman terus merayakan Mehrgān dengan cara yang mewah. Zaman modernPada tanggal 2 Oktober 2022, yang bertepatan dengan Mehregan, serangkaian upacara digelar di berbagai tempat di seluruh Iran. Perayaan ini berlangsung di provinsi-provinsi Teheran, Yazd, Kordestan, Azerbaijan Barat, Zanjan, Sistan dan Baluchestan, Isfahan, Bushehr, Khorasan Utara, dan Golestan.[8] Referensi
Sumber
|