Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Marinir

Presiden Republik Tiongkok (Taiwan) saat menginspeksi sebuah batalyon Korps Marinir Taiwan di Kaohsiung, 6 Juli 2020
Artileri swagerak 155mm milik Korps Marinir Republik Korea, 13 Maret 2013

Marinir (atau infateri angkatan laut) adalah pasukan militer yang secara khusus dilatih untuk beroperasi baik di darat maupun laut, dengan fokus utama pada peperangan amfibi. Secara historis, tugas utama marinir mencakup operasi serbu darat yang sering kali mendukung misi angkatan laut, serta operasi pendudukan kapal selama pertempuran laut atau perebutan kapal musuh. Marinir juga berperan dalam menjaga keamanan, disiplin, dan ketertiban di atas kapal, yang mencerminkan kondisi awak kapal yang sering direkrut secara paksa dan risiko pemberontakan di masa lalu. Dalam perkembangan modern, peran marinir telah meluas mencakup berbagai operasi termasuk respons cepat, bantuan kemanusiaan, penanggulangan bencana, operasi khusus, dan operasi kontra-terorisme. Di sebagian besar negara, marinir merupakan bagian integral dari angkatan laut, seperti Marinir Kerajaan di Britania Raya atau Infanteri Angkatan Laut Rusia. Namun, terdapat beberapa pengecualian dimana pasukan marinir justru berada di bawah angkatan darat seperti Troupes de Marine di Prancis, atau bahkan menjadi cabang militer independen seperti Korps Marinir Amerika Serikat di Amerika Serikat dan Korps Marinir Ukraina.

Istilah "marinir" sendiri tidak selalu ditemukan dalam berbagai bahasa selain Inggris. Di negara-negara berbahasa Prancis, terdapat dua istilah yang dapat diterjemahkan sebagai "marinir" namun tidak sepenuhnya setara: troupes de marine (pasukan marinir) dan fusiliers-marins (penembak marinir), sementara dalam bahasa Portugis disebut fuzileiros navais (penembak angkatan laut). Menariknya, kata "marine" dalam banyak bahasa Eropa seperti Belanda, Prancis, Jerman, Italia, dan Norwegia justru berarti "angkatan laut". "Infanteri angkatan laut" juga dapat merujuk pada formasi pelaut yang bertugas sebagai infanteri, baik secara temporer maupun permanen. Contohnya termasuk Divisi ke-63 (Angkatan Laut Kerajaan) Britania Raya era Perang Dunia I yang merupakan divisi infanteri semi-permanen terdiri dari pelaut Angkatan Laut Kerajaan dan Marinir Kerajaan, atau Pasukan Pendaratan Angkatan Laut Kekaisaran Jepangyang merupakan formasi ad-hoc pelaut Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang ditugaskan sementara sebagai infanteri. Perkembangan peran dan organisasi marinir di berbagai negara mencerminkan adaptasi terhadap kebutuhan strategis dan operasional masing-masing bangsa.

Tahun didirikannya Marinir pertama

Divisi Marinir Ke-6 Amerika Serikat mendarat di Okinawa, Jepang saat Perang Dunia II

Lihat pula

Korps Marinir Nasional

Indonesia

LVT milik KKO sekitar tahun 1960-an

Terlahir dari patriotisme pemuda yang menginginkan patahnya belenggu kolonialisme, Korps Marinir sudah eksis sejak berkecamuknya perang merebut kemerdekaan. Setelah gema Proklamasi 17 Agustus 1945 dikumandangkan, pada tanggal 22 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia membentuk tiga badan yaitu Komite Nasional Indonesia, Party Nasional Indonesia dan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP). Dalam lingkungan BPKKP inilah dibentuk satu badan keamanan yang dinamakan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Bagi pelaksanaan tugas keamanan dan ketertiban di pantai, lautan dan daerah-daerah pelabuhan dibentuk BKR Laut yang didirikan pada 10 September 1945. Pada 5 Oktober 1945 Presiden mengeluarkan maklumat tentang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di mana BKR menjadi inti TKR. Dengan demikian BKR Laut pun berubah menjadi TKR Laut. TKR ini kemudian berkembang menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI). Pada 15 Nopember 1945 tercantum dalam Pangkalan IV ALRI Tegal nama Corps Mariniers (tanggal ini selanjutnya dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir). Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan No. A/565/1948 pada tanggal 9 Oktober 1948 ditetapkan adanya Korps Komando di dalam jajaran Angkatan Laut. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL) kembali menggunakan nama Korps Marinir sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut No. Skep/1831/XI/1975 tanggal 15 Nopember 1975. Seiring dengan berkembangnya zaman terutama untuk menuju terbentuknya organisasi militer yang modern dan profesional, Korps Marinir baik secara organisatoris maupun pembinaan kekuatannya mengalami beberapa perubahan. Perubahan yang dimaksud antara lain mulai dari penyebutan unsur kekuatan, likuidasi beberapa satuan, penambahan kekuatan satuan baik di lingkup Komando Pelaksana (Kolak) maupun Satuan Pelaksana (Satlak) hingga ke tingkat pola pembinaan personel atau pengawak organisasi.Di bidang organisasi, perubahan terakhir terjadi pada tahun 2004 di mana terbentuk kekuatan baru di jajaran Kolak Korps Marinir yakni dengan terbentuknya Pasmar-II dan Brigif-3 Marinir. Pada masa mendatang, kekuatan Korps Marinir akan terus dikembangkan hingga mencapai bentuk yang ideal baik dari segi kualitas maupun kuantitas personel termasuk peralatan tempurnya.

Amerika Serikat

Deretan pesawat tempur F-35B milik Korps Marinir AS di atas landasan USS Tripoli (LHA-7)

Belanda

Inggris

Landing Craft Utility (LCU) milik Korps Marinir Kerajaan Inggris sedang mendaratkan pasukan di Kuwait saat Perang Afghanistan pada 2003

China

Rusia

Spanyol

Kembali kehalaman sebelumnya