Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Lie Ma Saaij

Makam Lie Ma Saaij di Padang

Lie Ma Saaij atau juga dikenal dengan panggilan Kapitan Lie Saay (1815-1898) adalah seorang saudagar dan pemimpin komunitas Tionghoa di Kota Padang, Sumatra Barat. Sebagian besar kekayaannya diperoleh dari bisnis eskpedisi dan monopoli candu. Di kalangan Tionghoa, ia merupakan Kapitan Cina pertama yang diangkat secara resmi oleh pemerintah Hindia Belanda. Ia dikenal luas sebagai filantropis yang kerap menyumbangkan kekayaannya untuk korban bencana. Ia juga merupakan sosok yang berjasa dalam perjalanan sejarah Padang, di antaranya dalam pendirian Kelenteng Se Hin Kiong (setelah terbakar habis), gereja Protestan yang kini menjadi GPIB Padang, dan Pasar Raya Padang.[1]

Kehidupan awal

Lie Ma Saaij lahir pada tahun 1815 di Long Shan (Leng Tiam), Fujian, Tiongkok. Nama ayahnya tidak diketahui, sedangkan ibunya bernama Lie Tja (Tjo) Seng .Lie Ma Saaij memiliki beberapa saudara yakni Lie Ma Tiauw, Lie Ma Seng, dan Ma Seng Lie. Setelah dewasa, ia merantau ke Hindia Belanda dan menetap di Padang.[2]

Kiprah

Di Padang, Lie Ma Saaij menggarap bisnis ekspedisi. Pada 1847, ia mendapat kontrak pemerintah kolonial Belanda untuk mengangkut kopi dari pedalaman Minangkabau.[3] Ekspedisinya mengangkut kopi dari Padang Panjang ke Kayu Tanam, sementara dalam perjalanan pulang mengangkut garam dan barang-barang lainnya. Selain ekspedisi, Lie Ma Saaij memperoleh kekayaannya dari bisnis candu yang dilegalkan pemerintah kolonial Hindia Belanda pada masa itu.[4]

Pada 7 Desember 1860, Pemerintah Hindia Belanda secara resmi mengangkat Lie Ma Saaij sebagai Kapitan Cina pertama di Padang, menggantikan Lie Piet. Selanjutnya, ia mendapat promosi menjadi Mayor Titulair der Chineezen Padang pada 28 November 1883.[2]

Sebagai pemimpin Tionghoa, Lie Ma Saaij mendorong pembangunan kembali Kelenteng Se Hin Kiong setelah kelenteng tersebut terbakar habis pada tahun 1861. Pada dekade 1880-an, ia mendirikan pasar di kawasan Kampung Jawa, yang kini berkembang dan menjadi Pasar Raya Padang.[5] Ia berhasil mengembangkan pasar ini menjadi pusat ekonomi utama yang sekaligus berdampak pada peningkatan kekayaannya. Selanjutnya, ia menjadi donator pembangunan sebuah gereja Protestan yang diresmikan tahun 1881.[6]

Kontribusinya tidak terbatas pada komunitas Tionghoa maupun masyarakat Padang. Ia juga dikenal luas sebagai filantropis. Saat terjadi letusan Gunung Krakatau tahun 1883, ia menyumbangkan satu kapal penuh logistik untuk korban di Bengkulu.[1]

Keluarga dan akhir kehidupan

Lie Ma Saaij menikah dengan Lim Jang Nio dan memiliki beberapa anak. Di antaranya yakni: Lie Khong Kiat, Lie Kim Pek Nio, Lie Khong Han (Haan), Kim Giok Nio Lie, dan Tong Pek Nio Lie.[7]

Lie Ma Saaij wafat di Padang pada 1 Mei 1898 dalam usia 83 tahun. Beberapa barang peninggalan Lie Ma Saaij telah disumbangkan oleh ahli warisnya untuk tujuan pendidikan dan sosial. Salah satunya sebuah teleskop (yang merupakan salah satu yang terbesar di Hindia Belanda) untuk Observatorium Bosscha di Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.[8]

Referensi

  1. ^ a b Amran, Rusli (1988). Padang riwayatmu dulu. Yasaguna.
  2. ^ a b Erniwati (2007). Asap Hio di Ranah Minang: Komunitas Tionghoa di Sumatera Barat. Yogyakarta: Ombak. Diakses tanggal 25 September 2020. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
  3. ^ Kielstra, E. B. (1888). De koffiecultuur ter Westkust van Sumatra (dalam bahasa Belanda).
  4. ^ Colombijn, Freek (2002). On the Road: The Social Impact of New Roads in Southeast Asia (dalam bahasa Inggris). Koninklijk Institut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV).
  5. ^ Safwan, Drs Mardanas; Taher, Drs Ishaq; Asnan, Drs Gusti; Syafrizal, Drs (1987-01-01). Sejarah Kota Padang. Direktorat Jenderal Kebudayaan.
  6. ^ Suluah.com (2022-06-08). "Sejarah Gereja GPIB Padang yang Dijuluki Gereja Ayam". Suluah.com. Diakses tanggal 2025-06-17.
  7. ^ Mrázek, Rudolf (2006-06-01). Engineers Of Happy Land Perkembangan Teknologi Dan Nasionalisme Di Sebuah Koloni. Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-461-594-2.
  8. ^ Pyenson, Lewis (1989). Empire of Reason: Exact Sciences in Indonesia, 1840-1940 (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 978-90-04-08984-6.
Kembali kehalaman sebelumnya