Leonard Woolley
PenemuanBanjir besar di sungai Tigris dan sungai EfratPada tahun 1920, Leonard Woolley memimpin misi penggalian arkeologi di Tel Abib yang terletak pada bagian utara Irak. Leonard Woolley mengadakan penggalian bersama dengan tim dari Museum British dan tim lain dari Amerika Serikat yang berasal dari Universitas Pennsylvania.[1] Museum British dan Universitas Pennsylvania saat itu mengadakan proyek gabungan untuk meneliti kebudayaan kuno yang mencatat informasi tentang banjir besar pada masa Nabi Nuh. Informasi ini diteliti melalui bekas-bekas banjir berupa endapan lumpur air tawar yang tebal yang menutupi medan antara sungai Tigris dan sungai Efrat.[2] Selama penggalian di Tel Abib, ditemukan bejana berbahan tanah liat, patung dan jejak alang-alang pada lapisan lumpur aluvial. Temuan tersebut diteliti menggunakan mikroskop dan Woolley menyatakan bahwa bahan pembuatan bejana berasal dari tanah liat yang tersapu oleh air bah hingga ke wilayah sungai Efrat. Woolley memperkirakan ketinggian air bah yaitu 25 kaki atau 7,62 meter dengan menggunakan rujukan berupa saduran Kitab Mazmur.[1] Dari penemuan tersebut, Woolley menyimpulkan bahwa banjir besar yang melanda seluruh wilayah sungai Tigris dan sungai Efrat tidak menutupi seluruh dunia. Namun banjir yang terjadi menggenangi seluruh wilayah yang dihuni oleh penduduk dunia pada masa terjadinya.[3] Keberadaan peradaban SumerPada periode 1920-an, Leonard Woolley mengadakan penggalian di kota yang diklaim dalam Alkitab sebagai kota kelahiran Abraham yaitu Ut. Hasil penggalian ini membuat Woolley menyimpulkan bahwa ada sebuah peradaban bernama Sumer pada masa dunia kuno.[4] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|