Kubah Katedral Firenze, salah satu kubah terbesar di dunia. Kubah gereja ini menjadi salah satu kubah terpenting dalam sejarah panjang Gereja Katolik dan merupakan penanda awal kelahiran Arsitektur Renaisans.
Kubah merupakan salah satu unsur arsitektur yang selalu digunakan. Ia berbentuk seperti separuh bola, atau seperti kerucut yang permukaannya melengkung keluar. Terdapat juga bentuk 'kubah piring' (karena puncak yang rendah dan dasar yang besar) dan 'kubah bawang' (karena hampir menyerupai bentuk bawang).
Biasanya kubah akan diletakkan di tempat tertinggi di atas bangunan (sebagai atap). Ia diletakkan di atas rangka bangunan petak dengan menggunakan singgah kubah (pendentive).
Kubah dapat dianggap seperti suatu gerbang yang diputarkan pada rangka penyangganya. Ini bermakna kubah mempunyai kekuatan struktur yang besar. Sama seperti jembatan gerbang tertekan, kubah dapat dibuat dari batu bata dan beton saja, bergantung kepada daya tekanan dan geseran. Namun, kubah modern biasanya dibuat menggunakan aloi aluminium, keluli atau konkret diperkuat sebagai rangka dan dipadatkan dengan kepingan alumunium, tembaga, polikarbonat ataupun cermin sesuai keperluan.
Jika dilihat dari dalam, kubah yang berbentuk hemisfer kelihatan lebih menarik, tetapi perlu lebih tinggi untuk kelihatan menarik dari luar. Jadi sebagian kubah, contohnya Basilika Santo Petrus dibangun dari dua kubah sedangkan Katedral Santo Paulus dibangun dari tiga kubah.
Banyak masjid di dunia kini juga mempunyai kubah, termasuk di Indonesia. Tradisi ini berasal dari daerah Anatolia.
Beberapa stadion tertutup hari ini juga mempunyai kubah, terutama di negara yang mempunyai iklim empat musim. Stadion pertama seperti ini ialah "Astrodome" di Houston, Texas, AS. Contoh ternama lain ialah "SkyDome" di Toronto, Ontario, Kanada, stadion kubah pertama dengan atap yang dapat dibuka.
Sejarah
Kubah awal
Kubah terawal kemungkinan besar merupakan atap pondok primitif, yang dibuat dari dahan kayu sebagai rangka dan dipadatkan dengan selut dan lumpur. Ataupun menggunakan batu sebagai sangga. Contoh kubah seperti ini dapat dijumpai di dalam kubur Mikene di Yunani dan dalam arsitektur Sisilia di Italia. Kubah-kubah tersebut hanya digunakan untuk bangunan-bangunan yang kecil.
Abad Pertengahan dan Renaissance
Pada Abad Pertengahan semasa pemerintahan kerajaan Romawi, singgah kubah telah diciptakan untuk memungkinkan struktur kubah yang bulat diletakkan di atas bangunan berbentuk segi empat. Ini menjadikan penggunaan kubah semakin meluas.
Kemudian pada zaman Renaisans, orang-orang Eropa telah memperkenalkan ide tanglung di puncak kubah, dan juga meletakkan kubah di atas suatu struktur bulat (seperti silinder) supaya kelihatan lebih tinggi.
Zaman modern
Sedangkan pada zaman modern, bentuk kubah geodesi telah diperkenalkan. Kubah ini berbentuk hemisfer dan menggunakan kekisi sebagai rangka, menjadikannya lebih ringan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan penggunaan cermin dan plastik sebagai padatan.
Arun, G. (2006), "Behaviour of Masonry Vaults and Domes: Geometrical Considerations"(PDF), dalam Lourenço, P.B.; Roca, P.; Modena, C.; Agrawal, S. (ed.), Structural Analysis of Historical Constructions, New Delhi, hlm. 299–306, diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2020-10-23, diakses tanggal October 6, 2018Pemeliharaan CS1: Lokasi tanpa penerbit (link) Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Ashkan, Maryam; Ahmad, Yahaya (November 2009). "Persian Domes: History, Morphology, and Typologies". Archnet-IJAR (International Journal of Architectural Research). 3 (3): 98–115. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Bagliani, Stefano (May 2009). "The Architecture and Mechanics of Elliptical Domes"(PDF). Proceedings of the Third International Congress on Construction History, Cottbus. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2013-10-16. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Bardill, Jonathan (2008). "Chapter II.7.1: Building Materials and Techniques". Dalam Jeffreys, Elizabeth; Haldon, John; Cormack, Robin (ed.). The Oxford Handbook of Byzantine Studies. Oxford University Press. ISBN978-0-19-925246-6. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Baumann, Dorothea; Haggh, Barbara (May 1990). "Musical Acoustics in the Middle Ages". Early Music. 18 (2): 199–210. doi:10.1093/em/xviii.2.199. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Betts, Richard J. (March 1993). "Structural Innovation and Structural Design in Renaissance Architecture". Journal of the Society of Architectural Historians. 52 (1): 5–25. doi:10.2307/990755. JSTOR990755. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Born, Wolfgang (April 1944). "The Introduction of the Bulbous Dome into Gothic Architecture and its Subsequent Development". Speculum. 19 (2): 208–221. doi:10.2307/2849071. JSTOR2849071. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Dimčić, Miloš (2011). "Structural Optimization of Grid Shells Based on Genetic Algorithms". Forschungsbericht 32(PDF). Stuttgart: Institut für Tragkonstruktionen und Konstruktives Entwerfen. ISBN978-3-922302-32-2. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2016-03-31. Diakses tanggal 2019-08-01. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Dodge, Hazel (1984). Building Materials and Techniques in the Eastern Mediterranean from the Hellenistic Period to the Fourth Century AD (Edisi PhD Thesis). Newcastle University. hdl:10443/868. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Earls, Michael W. (1971). "The Development of Structural Form in Franconian Rococo". Dalam Malo, Paul (ed.). Essays to D. Kenneth Sargent. Syracuse, New York: The School of Architecture, Syracuse University. hlm. 127–139. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Fernández, Santiago Huerta; Hernández-Ros, Ricardo Aroca (1989). "Masonry Domes: A Study on Proportion and Similarity"(PDF). 10 Years of Progress on Shell and Spatial Structures: 11–15 September 1989. 1. Diakses tanggal April 18, 2014. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Fuentes, P.; Huerta, S. (2010). "Islamic Domes of Crossed-arches: Origin, Geometry and Structural Behavior". Dalam Chen, Baochun; Wei, Jiangang (ed.). ARCH'10 – 6th International Conference on Arch Bridges, October 11–13, 2010(PDF). Fuzhou, Fujian, China. hlm. 346–353. ISBN978-953-7621-10-0. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2014-04-27. Diakses tanggal 2015-03-13. Pemeliharaan CS1: Lokasi tanpa penerbit (link) Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Grabar, Oleg (December 1963). "The Islamic Dome, Some Considerations". Journal of the Society of Architectural Historians. 22 (4): 191–198. doi:10.2307/988190. JSTOR988190. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Grabar, Oleg (March 1990). "From Dome of Heaven to Pleasure Dome". Journal of the Society of Architectural Historians. 49 (1): 15–21. doi:10.2307/990496. JSTOR990496. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Grupico, Theresa (2011). "The Dome in Christian and Islamic Sacred Architecture"(PDF). The Forum on Public Policy. 2011 (3): 14. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2014-11-29. Diakses tanggal November 16, 2014. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Gye, D. H. (1988). "Arches and Domes in Iranian Islamic Buildings: An Engineer's Perspective". Iran. 26: 129–144. doi:10.2307/4299807. JSTOR4299807. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Howard, Deborah (1991). "Venice and Islam in the Middle Ages: Some Observations on the Question of Architectural Influence". Architectural History. 34: 59–74. doi:10.2307/1568594. JSTOR1568594. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Johnson, Mark J. (2009). The Roman Imperial Mausoleum in Late Antiquity (Edisi 1). Cambridge University Press. ISBN978-0-521-51371-5. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Kayili, Mutbul (2005). "Acoustic Solutions in Classic Ottoman Architecture"(PDF). Publication ID 4087. FSTC (Foundation for Science Technology and Civilisation) Limited: 1–15. Diarsipkan dari asli(PDF) tanggal 2021-08-28. Diakses tanggal 2019-08-01. ;
Kies, Lisa, Russian Church Design, diarsipkan dari asli tanggal July 1, 2012, diakses tanggal February 14, 2014Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Krautheimer, Richard (1980). "Success and Failure in Late Antique Church Planning". Dalam Weitzmann, Kurt (ed.). Age of Spirituality: A Symposium. New York: Metropolitan Museum of Art. hlm. 121–140. ISBN978-0-87099-229-2. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Lehmann, Karl (1945), "The Dome of Heaven", dalam Kleinbauer, W. Eugène (ed.), Modern Perspectives in Western Art History: An Anthology of Twentieth-Century Writings on the Visual Arts (Medieval Academy Reprints for Teaching), vol. 25, University of Toronto Press (dipublikasikan 1989), hlm. 227–270, ISBN978-0-8020-6708-1Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
MacDonald, William (1958). "Some Implications of Later Roman Construction". Journal of the Society of Architectural Historians. 17 (4): 2–8. JSTOR987944. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Mark, Robert; Billington, David P. (1989). "Structural Imperative and the Origin of New Form". Technology and Culture. 30 (2): 300–329. doi:10.2307/3105106. JSTOR3105106. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
McVey, Kathleen E. (1983). "The Domed Church as Microcosm: Literary Roots of an Architectural Symbol". Dumbarton Oaks Papers. 37: 91–121. doi:10.2307/1291479. JSTOR1291479. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Nickel, Lukas (2015), "Bricks in Ancient China and the Question of Early Cross-Asian Interaction", Arts Asiatiques, 70, École française d’Extrême-Orient: 49–62, JSTOR26358183 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Nobile, Marco Rosario; Bares, Maria Mercedes (2015). "The use of 'false vaults' in 18th century buildings of Sicily". Construction History. 30 (1): 53–70. JSTOR44215897. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Robison, Elwin C. (December 1991). "Optics and Mathematics in the Domed Churches of Guarino Guarini". Journal of the Society of Architectural Historians. 50 (4): 384–401. doi:10.2307/990663. JSTOR990663. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Rovero, L.; Tonietti, U. (2012). "Structural behaviour of earthen corbelled domes in the Aleppo's region". Materials and Structures. 45: 171–184. doi:10.1617/s11527-011-9758-1. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Saka, M. P. (2007). "Optimum geometry design of geodesic domes using harmony search algorithm". Advances in Structural Engineering. 10 (6): 595–606. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Schütz, Bernhard (2002). Great Cathedrals (Edisi illustrated). Harry N. Abrams, Inc. ISBN978-0-810-93297-5. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Spiers, R. Phené (1911), "Vault", dalam Chisholm, Hugh (ed.), The Encyclopædia Britannica: A Dictionary of Arts, Sciences, Literature, and General Information. Eleventh Edition., vol. 27, Cambridge, England: University Press, hlm. 956–961 Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Wallis, Kendall (2010). "Bearing Bandmann's Meaning: A Translator's Introduction by Kendall Willis". Dalam Bandmann, Günter (ed.). Early Medieval Architecture as Bearer of Meaning. Translated by Kendall Wallis. Columbia University Press. ISBN978-0-231-50172-9. Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)
Wittkower, Rudolf (1963), "S. Maria della Salute: Scenographic Architecture and the Venetian Baroque", dalam Kleinbauer, W. Eugène (ed.), Modern Perspectives in Western Art History: An Anthology of Twentieth-Century Writings on the Visual Arts (Medieval Academy Reprints for Teaching), vol. 25, University of Toronto Press (dipublikasikan 1989), hlm. 165–192, ISBN978-0-8020-6708-1Pemeliharaan CS1: Ref menduplikasi bawaan (link)