KHM ditentukan dengan menyiapkan seri pengenceran bahan kimia, menambahkan agar atau kaldu, kemudian menginokulasi dengan bakteri atau jamur, dan menginkubasi pada suhu yang sesuai. Nilai yang diperoleh sebagian besar tergantung pada kerentanan mikroorganisme dan potensi antimikroba bahan kimia, tetapi variabel lain juga dapat memengaruhi hasil.[5] KHM sering kali dinyatakan dalam mikrogram per mililiter (μg/mL) atau miligram per liter (mg/L).
Langkah pertama dalam penemuan obat sering kali adalah pengukuran KHM ekstrak biologis, senyawa yang diisolasi, atau pustaka kimia besar terhadap bakteri dan jamur yang diminati.[9][10] Nilai KHM memberikan ukuran kuantitatif terhadap potensi antimikroba ekstrak atau senyawa. Semakin rendah nilai KHM-nya, semakin kuat antimikrobanya.[4] Ketika data toksisitas in vitro tersedia, KHM juga dapat digunakan untuk menghitung nilai indeks selektivitas, ukuran toksisitas yang tidak sesuai target.[4]
^ abPfaller MA, Andes D, Diekema DJ, Espinel-Ingroff A, Sheehan D (Desember 2010). "Wild-type MIC distributions, epidemiological cutoff values and species-specific clinical breakpoints for fluconazole and Candida: Time for harmonization of CLSI and EUCAST broth microdilution methods". Drug Resistance Updates. 13 (6): 180–195. doi:10.1016/j.drup.2010.09.002. PMID21050800.
^Bennani FE, Doudach L, El Rhayam Y, Karrouchi K, Cherrah Y, Tarib A, Ansar M, Faouzi ME (November 2022). "Identification of the new progress on pyrazole derivatives molecules as antimicrobial and antifungal agents". West African Journal of Medicine. 39 (11): 1217–1244. PMID36455285.
^McKinnon PS, Davis SL (April 2004). "Pharmacokinetic and pharmacodynamic issues in the treatment of bacterial infectious diseases". European Journal of Clinical Microbiology & Infectious Diseases. 23 (4): 271–88. doi:10.1007/s10096-004-1107-7. PMID15015030. S2CID28455936.