Konektor listrik![]() ![]() ![]() Komponen dari suatu rangkaian listrik dikatakan terhubung secara listrik jika arus listrik dapat mengalir di antara mereka melalui suatu konduktor listrik. Konektor listrik adalah perangkat elektromekanis yang digunakan untuk menciptakan sambungan listrik antara bagian-bagian dari suatu rangkaian listrik, atau antara beberapa rangkaian listrik yang berbeda, sehingga menyatukannya menjadi satu rangkaian yang lebih besar.[1] Sambungan ini bisa bersifat dapat dilepas (seperti pada peralatan portabel), memerlukan alat untuk pemasangan dan pelepasan, atau berfungsi sebagai sambungan listrik permanen antara dua titik.[2] Sebuah adaptor dapat digunakan untuk menyambungkan konektor yang tidak serupa. Sebagian besar konektor listrik memiliki jenis kelamin yaitu komponen jantan, yang disebut colokan, terhubung dengan komponen betina, atau soket. Ribuan konfigurasi konektor diproduksi untuk aplikasi daya listrik, data, dan audiovisual.[3] Konektor listrik dapat dibagi menjadi empat kategori dasar, dibedakan berdasarkan fungsinya:[4]
Dalam bidang komputasi, konektor listrik dianggap sebagai antarmuka fisik dan merupakan bagian dari lapisan fisik dalam model OSI jaringan. Konstruksi fisikSelain klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya, konektor juga dikarakterisasi berdasarkan susunan pin, metode penyambungan, bahan pembuat, ukuran, hambatan kontak, isolasi, ketahanan mekanis, perlindungan terhadap masuknya benda asing atau cairan, umur pakai (jumlah siklus sambung-cabut), dan kemudahan penggunaan. Idealnya, sebuah konektor sebaiknya mudah dikenali secara visual, cepat dalam perakitan, murah, dan hanya memerlukan alat yang sederhana. Dalam beberapa kasus, produsen peralatan mungkin memilih jenis konektor tertentu yang tidak kompatibel dengan konektor dari produsen lain, untuk mengendalikan apa saja yang dapat dihubungkan ke perangkatnya. Tidak ada satu jenis konektor pun yang memiliki semua sifat ideal untuk setiap aplikasi; beragamnya jenis konektor muncul sebagai akibat dari kebutuhan produsen yang juga beragam namun sangat spesifik.[7] BahanKonektor listrik pada dasarnya terdiri dari dua jenis bahan utama: konduktor dan isolator. Sifat penting pada bahan konduktor mencakup hambatan kontak, konduktivitas listrik, kekuatan bahan, kemampuan dibentuk, ketahanan lentur atau elastisitas.[8] Sedangkan isolator harus memiliki hambatan listrik yang tinggi, ketahanan terhadap suhu tinggi, kemudahan dalam proses manufaktur dengan tingkat presisi tinggi. Elektroda dalam konektor umumnya terbuat dari paduan tembaga, karena memiliki konduktivitas tinggi dan mudah dibentuk.[7] Alternatif lainnya termasuk kuningan, perunggu fosfor, dan berilium-tembaga. Logam dasar elektroda biasanya dilapisi dengan logam inert lain seperti emas, nikel, atau timah.[8] Penggunaan lapisan logam yang memiliki konduktivitas baik, kekuatan mekanik tinggi, dan tahan korosi berfungsi untuk mengurangi pengaruh lapisan oksida pasif dan adsorbat permukaan, yang dapat membatasi kontak langsung antar logam dan meningkatkan hambatan kontak. Misalnya, paduan tembaga memiliki sifat mekanik yang baik untuk elektroda, tetapi sulit disolder dan mudah berkarat. Oleh karena itu, pin tembaga sering kali dilapisi emas untuk mengatasi masalah ini, terutama pada sinyal analog dan aplikasi yang menuntut keandalan tinggi.[9][10] Penahan kontak yang menyatukan bagian-bagian konektor biasanya terbuat dari plastik karena sifat isolatifnya. Rumah konektor atau penutup belakang dapat dibuat dari plastik cetak atau logam.[7] Untuk konektor yang digunakan pada suhu tinggi, seperti pada termokopel atau yang terkait dengan lampu pijar besar, bahan yang digunakan bisa berupa keramik yang dibakar. KegagalanSebagian besar kegagalan pada konektor mengakibatkan sambungan yang tidak stabil atau kontak yang terbuka:[11][12]
Konektor merupakan komponen pasif murni – artinya, konektor tidak meningkatkan fungsi rangkaian, sehingga konektor sebaiknya memengaruhi fungsi rangkaian seminimal mungkin. Pemasangan konektor yang tidak kokoh (terutama yang dipasang pada panel atau rangka/perangkat) dapat secara signifikan meningkatkan risiko kegagalan, khususnya ketika terkena guncangan atau getaran ekstrem.ref name="navy" /> Penyebab kegagalan lainnya meliputi konektor yang tidak sesuai dengan arus atau tegangan yang diterapkan, konektor dengan perlindungan ingress (IP rating) yang tidak memadai, baut ulir pada penutup belakang (backshell) yang sudah aus atau rusak. Suhu tinggi juga dapat menyebabkan kegagalan pada konektor, dan bahkan memicu rangkaian kegagalan berantai ("avalanche") – yaitu suhu lingkungan meningkat, yang menyebabkan penurunan resistansi isolasi dan peningkatan resistansi konduktor; peningkatan resistansi ini menghasilkan lebih banyak panas, dan siklus ini terus berulang.[11] Fretting (yang sering disebut korosi dinamis) adalah salah satu mode kegagalan umum pada konektor listrik yang tidak dirancang khusus untuk mencegahnya, terutama pada konektor yang sering disambung dan dilepas.[13] Korosi permukaan merupakan risiko pada banyak bagian logam konektor, dan dapat menyebabkan terbentuknya lapisan tipis di permukaan kontak yang meningkatkan hambatan, sehingga menyebabkan penumpukan panas dan sambungan yang tidak stabil.[14] Namun demikian, menyambung ulang atau mencabut dan memasang ulang konektor dapat membantu mengatasi masalah korosi permukaan ini, karena setiap siklus penyambungan akan mengikis lapisan mikroskopis dari permukaan kontak, sehingga membuka permukaan logam yang baru dan belum teroksidasi. Konektor bundarBanyak konektor yang digunakan dalam aplikasi industri dan aplikasi dengan tingkat keandalan tinggi memiliki penampang bundar, dengan rumah berbentuk silinder dan geometri antarmuka kontak berbentuk lingkaran. Ini berbeda dengan desain konektor persegi panjang, seperti USB atau blade connector. Konektor bundar sering digunakan karena lebih mudah disambungkan dan dilepas, memiliki penyegelan lingkungan yang rapat dan tahan secara mekanis terhadap kondisi keras.[15] Konektor jenis ini banyak digunakan dalam bidang militer, dirgantara, mesin industri, dan kereta api, di mana standar seperti MIL-DTL-5015 dan MIL-DTL-38999 sering digunakan. Bidang lain seperti rekayasa suara dan komunikasi radio juga menggunakan konektor bundar, seperti XLR dan BNC. Colokan listrik AC juga umumnya berbentuk bundar, contohnya colokan schuko dan IEC 60309. ![]() Salah satu jenis konektor bundar yang penting adalah M12, yang ditetapkan dalam IEC 61076-2-101. Ini adalah pasangan colokan/soket bundar dengan ulir sambungan berdiameter luar 12 mm, digunakan dalam standar seperti NMEA 2000, DeviceNet, IO-Link dan beberapa jenis Industrial Ethernet, dan lainnya.[16][17] Kelemahan desain bundar: Desain bundar kurang efisien dalam penggunaan ruang panel jika digunakan dalam bentuk array (susunan banyak konektor), bila dibandingkan dengan konektor berbentuk persegi panjang. Konektor bundar umumnya menggunakan backshell (penutup belakang), yang berfungsi untuk: Memberikan perlindungan fisik dan elektromagnetik, kadang juga berfungsi sebagai mekanisme pengunci ke dalam soket.[18] Dalam beberapa kasus, backshell juga memberikan segel hermetik atau perlindungan terhadap masuknya debu/cairan (ingress protection) dengan bantuan karet penyegel (grommet), (O-ring), atau bahan penyegel cair (potting).[15] Konektor hibridaKonektor hibrida memungkinkan penggabungan berbagai jenis konektor dalam satu unit, biasanya melalui sebuah rumah (housing) yang memiliki sisipan (insert).[19] Rumah konektor ini juga dapat memungkinkan penggabungan antarmuka listrik dan non-listrik, contohnya konektor saluran pneumatik (untuk udara bertekanan) dan konektor serat optik. Karena konektor hibrida bersifat modular, maka konektor ini cenderung mempermudah proses perakitan, perbaikan, dan modifikasi di masa depan. Konektor jenis ini juga memungkinkan dibuatnya rangkaian kabel komposit, yang dapat mengurangi waktu instalasi peralatan dengan cara mengurangi jumlah kabel dan konektor yang harus dipasang secara terpisah. Fitur mekanisUrutan pinBeberapa konektor dirancang sedemikian rupa sehingga pin tertentu terhubung lebih dulu saat disambungkan, dan terputus lebih dulu saat dilepas.[1] Fitur ini sering digunakan pada konektor daya untuk melindungi peralatan, misalnya dengan menyambungkan ground pengaman lebih dahulu. Teknik ini juga digunakan untuk sinyal digital, sebagai metode untuk mengatur urutan sambungan yang benar saat melakukan hot swapping (penggantian perangkat saat menyala). PenguncianContoh konektor kunci Kabel Mini-DIN S-Video 4-pin , dengan takik dan pin penyelarasan persegi panjang Banyak konektor dilengkapi dengan komponen mekanis pengunci (sering disebut keyway) yang mencegah koneksi dalam orientasi yang salah.[20] Fitur ini digunakan untuk mencegah kerusakan mekanis pada konektor, seperti akibat dipaksa masuk dengan sudut yang salah, mencegah sambungan listrik yang tidak cocok atau berbahaya, misalnya menyambungkan kabel audio ke stopkontak listrik[1] dan mencegah koneksi dengan polaritas atau orientasi terbalik pada konektor yang bentuknya simetris. Keying sangat penting terutama dalam situasi yang melibatkan banyak konektor serupa, seperti pada elektronika sinyal.[7] Contohnya, konektor XLR memiliki takikan (notch) untuk memastikan orientasi yang benar dan colokan Mini-DIN memiliki tonjolan plastik yang pas dengan lubang pada soket, serta cincin logam bertakik untuk penguncian tambahan.[21] Mekanisme pengunciBeberapa rumah konektor dirancang dengan mekanisme pengunci untuk mencegah terlepasnya konektor secara tidak sengaja atau meningkatkan penyegelan terhadap lingkungan.[1] Desain mekanisme pengunci ini meliputi tuas pengunci dengan berbagai bentuk, sekrup pengunci (jackscrew), cangkang berulir (screw-in shells), konektor dorong-tarik (push-pull connector) dan sistem toggle atau bayonet. Beberapa konektor, khususnya yang memiliki jumlah pin yang banyak, memerlukan gaya yang besar untuk menyambung dan melepas. Maka, tuas pengunci, jackscrew, dan cangkang ulir sering berfungsi ganda: menahan konektor agar tetap terpasang, sekaligus membantu memberikan gaya yang diperlukan untuk penyambungan dan pelepasan. Tergantung pada kebutuhan aplikasi, rumah konektor dengan mekanisme pengunci ini dapat diuji dalam berbagai simulasi lingkungan, seperti guncangan fisik,getaran, semprotan air dan debu. Tujuannya adalah untuk memastikan keandalan sambungan listrik dan penyegelan rumah konektor. Penutup belakang (backshells)Backshell adalah aksesoris umum pada konektor industri dan konektor dengan tingkat keandalan tinggi, khususnya konektor bundar.[18] Fungsi utama backshell yaitu untuk melindungi konektor dan/atau kabel dari tekanan lingkungan atau mekanis dan melindungi dari gangguan elektromagnetik (EMI).[22] Tersedia banyak jenis backshell untuk berbagai kebutuhan, dengan variasi dalam ukuran, bentuk, bahan, tingkat perlindungan. Biasanya backshell dipasang ke kabel menggunakan klem atau pelindung cetak (moulded boot), dan dapat memiliki ulir untuk disambungkan ke soket pasangannya.[23] Untuk penggunaan militer dan dirgantara, backshell diatur oleh standar SAE AS85049 di Amerika Serikat.[24] Kontak HiperboloidUntuk menjamin stabilitas sinyal di lingkungan ekstrem, desain tradisional pin dan soket bisa menjadi tidak memadai. Kontak hiperboloid dirancang untuk menahan tuntutan fisik yang lebih ekstrem, seperti getaran dan guncangan.[20] Konektor jenis ini juga memerlukan sekitar 40% lebih sedikit gaya penyambungan[25] – serendah 0,3 newton (1 ozf) per kontak[26] – yang membuat umur pakai lebih panjang, dan dalam beberapa kasus dapat menjadi alternatif untuk konektor zero insertion force (ZIF).[27][25] Dalam sebuah konektor dengan kontak hiperboloid, setiap kontak betina memiliki sejumlah kawat memanjang yang disusun secara merata dan dipelintir membentuk bentuk hiperbolik. Sifat kawat ini sangat tahan terhadap tegangan mekanis, tetap memiliki sedikit elastisitas sehingga pada dasarnya berfungsi sebagai pegas linier.[28][29] Saat pin jantan dimasukkan, kawat-kawat aksial pada soket tertekuk dan melingkari pin, menciptakan banyak titik kontak. Kawat-kawat internal yang membentuk struktur hiperboloid biasanya diikat pada kedua ujungnya dengan cara membengkokkan ujung kawat ke dalam alur atau takikan pada rumah konektor.[30] Meskipun kontak hiperboloid kadang menjadi satu-satunya pilihan untuk membuat sambungan yang andal dalam kondisi tertentu, mereka memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan volume lebih besar dalam sebuah konektor menimbulkan masalah pada konektor dengan kepadatan tinggi jauh lebih mahal dibandingkan kontak pin dan soket tradisional.[25] Hal ini membatasi penggunaannya sejak pertama kali ditemukan pada 1920-an oleh Wilhelm Harold Frederick.[31] Pada 1950-an, Francois Bonhomme mempopulerkan kontak hiperboloid melalui konektor "Hypertac", yang kemudian diakuisisi oleh Smiths Group. Dalam dekade-dekade berikutnya, konektor ini semakin populer, dan hingga kini masih digunakan di bidang medis, industri, militer, dirgantara, perkeretaapian (terutama pada kereta di Eropa).[28] Pogo pin![]() Konektor Pogo Pin (atau konektor pegas tekan) umum digunakan pada produk konsumen dan industri, terutama ketika daya tahan mekanis dan kemudahan penggunaan menjadi prioritas.[32] Konektor ini terdiri dari tiga bagian utama yaitu silinder luar (barrel), pegas (spring) dan batang penekan (plunger). Konektor pogo pin digunakan dalam aplikasi seperti konektor MagSafe, di mana sambungan yang mudah dilepas demi keamanan sangat diinginkan. Karena konektor ini mengandalkan tekanan pegas, bukan gesekan, maka konektor jenis ini lebih tahan lama, kurang merusak permukaan kontak dibandingkan desain tradisional pin dan soket. Hal ini membuat pogo pin banyak digunakan dalam pengujian rangkaian langsung (in-circuit testing).[33] Konektor Pegas Mahkota![]() Konektor pegas mahkota umum digunakan untuk aliran arus yang lebih besar dan aplikasi industri. Konektor ini memiliki jumlah titik kontak yang tinggi, yang memberikan sambungan listrik yang lebih andal, lebih stabil dibandingkan konektor pin dan soket tradisional.[34] Metode sambunganKonektor plug dan socket Plug MIL-DTL-5015 jantan Konektor port serial jantan Permukaan penyambung konektor hermaprodit Meskipun secara teknis kurang tepat, konektor listrik dapat dipandang sebagai sejenis adaptor untuk mengubah antara dua metode sambungan, yang terhubung permanen di satu ujung dan (biasanya) dapat dilepas di ujung lainnya.[7] Secara definisi, setiap ujung dari "adaptor" ini memiliki metode sambungan yang berbeda – misalnya tab solder pada konektor telepon jantan, dan konektor telepon jantan itu sendiri.[3] Dalam contoh ini, tab solder yang terhubung ke kabel mewakili sambungan permanen, sedangkan bagian konektor jantan berinteraksi dengan soket betina sehingga membentuk sambungan yang dapat dilepas. Ada banyak cara untuk menerapkan konektor ke kabel atau perangkat. Beberapa metode bisa dilakukan tanpa alat khusus. Metode lainnya, meskipun memerlukan alat khusus, dapat merakit konektor jauh lebih cepat dan andal, serta memudahkan perbaikan. Jumlah kali sebuah konektor dapat tersambung dan terlepas dengan pasangannya sambil tetap memenuhi semua spesifikasinya disebut mating cycles (siklus penyambungan), dan merupakan ukuran tidak langsung dari umur konektor. Bahan yang digunakan untuk kontak konektor, jenis dan ketebalan pelapis adalah faktor utama yang menentukan jumlah siklus penyambungan.[35] Konektor plug dan soketKonektor plug dan soket biasanya terdiri dari plug jantan (biasanya dengan kontak pin) dan soket betina (biasanya dengan kontak penerima). Sering kali, tetapi tidak selalu, soket dipasang permanen pada sebuah perangkat seperti pada konektor sasis, dan plug dipasang ke sebuah kabel. Plug umumnya memiliki satu atau lebih pin atau cabang yang dimasukkan ke dalam lubang pada soket pasangannya. Sambungan antara bagian logam pasangan tersebut harus cukup rapat untuk menghasilkan koneksi listrik yang baik dan menyelesaikan rangkaian. Jenis sambungan plug dan soket alternatif menggunakan kontak hiperboloid, yang memberikan koneksi listrik lebih andal. Saat bekerja dengan konektor multi-pin, diagram pinout sangat membantu untuk mengidentifikasi kabel atau node rangkaian yang terhubung ke setiap pin. Beberapa gaya konektor dapat menggabungkan jenis sambungan pin dan soket dalam satu unit, yang disebut konektor hermaprodit.[6] Konektor ini mencakup penyambungan dengan aspek jantan dan betina, melibatkan bagian identik berpasangan yang saling melengkapi, masing-masing berisi tonjolan dan lekukan. Permukaan penyambung ini dipasang ke fitting identik yang dapat tersambung bebas dengan yang lain, tanpa memperhatikan jenis kelamin (selama ukuran dan tipenya cocok). Kadang-kadang kedua ujung kabel dipasangi konektor dengan jenis kelamin yang sama, seperti pada banyak kabel patch Ethernet. Dalam aplikasi lain, kedua ujungnya dipasang berbeda, baik dengan jantan dan betina dari konektor yang sama (seperti pada kabel ekstensi), atau dengan konektor yang tidak kompatibel, yang kadang disebut kabel adaptor. Plug dan soket banyak digunakan dalam berbagai sistem konektor, termasuk: konektor pisau (blade connectors), breadboard, konektor XLR, soket daya mobil, konektor pisang dan konektor telepon. Jack dan plug![]() Jack adalah sebuah konektor yang dipasang pada permukaan sebuah bulkhead atau enclosure, dan dipasangkan dengan pasangannya, yaitu plug.[36] Menurut American Society of Mechanical Engineers (ASME),[37] konektor yang stasioner (lebih tetap) dari sebuah pasangan diklasifikasikan sebagai jack (dilambangkan dengan J), biasanya dipasang pada sebuah peralatan seperti pada chassis-mount atau panel-mount connector. Sementara itu, konektor yang dapat bergerak (kurang tetap) diklasifikasikan sebagai plug (dilambangkan dengan P),[37] yang dirancang untuk dipasang pada kawat, kabel, atau rakitan listrik yang dapat dilepas.[38] Konvensi ini saat ini didefinisikan dalam ASME Y14.44-2008, yang menggantikan IEEE 200-1975, yang pada gilirannya berasal dari standar lama MIL-STD-16 (dari tahun 1950-an). Hal ini menyoroti sejarah panjang dari konvensi penamaan konektor ini.[36] IEEE 315-1975 bekerja bersama ASME Y14.44-2008 untuk mendefinisikan jack dan plug. Istilah jack digunakan dalam beberapa istilah terkait, antara lain:
Konektor crimp-on![]() Konektor crimp adalah jenis sambungan tanpa solder, yang menggunakan gesekan mekanis dan deformasi seragam untuk mengikat sebuah konektor ke kabel yang telah dikupas ujungnya (biasanya kabel serabut).[1] Crimping digunakan pada sambungan kabel (splice connectors), plug dan soket multipin crimp, serta konektor koaksial crimp. Crimping biasanya membutuhkan alat crimping khusus, tetapi konektornya dapat dipasang dengan cepat dan mudah, sehingga menjadi alternatif umum dari sambungan solder atau konektor insulation displacement. Sambungan crimp yang efektif akan mendeformasi logam konektor melewati titik luluhnya, sehingga kawat yang tertekan menimbulkan tegangan pada konektor di sekitarnya, dan gaya-gaya ini saling menahan untuk menciptakan tingkat gesekan statis yang tinggi. Karena ada elemen elastis dalam sambungan crimp, sambungan ini sangat tahan terhadap getaran dan kejutan termal.[39] Kontak crimp bersifat permanen (artinya, konektor dan ujung kabel tidak dapat digunakan kembali).[40] Konektor plug-dan-soket crimp dapat diklasifikasikan sebagai rear release atau front release, yang berkaitan dengan sisi konektor tempat pin ditambatkan:[20]
Konektor solderKonektor solder adalah salah satu metode paling awal dan paling andal untuk menyambungkan kabel ke konektor. Proses ini dilakukan dengan menyolder kabel yang sudah dikupas langsung ke pin atau terminal konektor menggunakan timbal solder (solder wire) dan alat solder.[41] Metode ini menghasilkan sambungan yang kuat secara mekanis, tahan lama, dan memiliki hambatan listrik yang rendah (low contact resistance). Namun, koneksi solder membutuhkan keahlian operator, lebih banyak waktu pengerjaan dibanding metode seperti crimping,[1] serta peralatan solder (seperti soldering iron atau soldering station). Salah satu kelemahan utama koneksi solder adalah sifatnya yang tidak fleksibel: kabel yang sudah disolder sulit diganti atau diperbaiki tanpa melepaskan solder lama. Pada aplikasi dengan getaran tinggi atau suhu ekstrem, sambungan solder dapat melemah atau retak (cold solder joint).[40][42] Karena alasan inilah, pada industri modern crimping atau insulation displacement connectors (IDC) lebih banyak digunakan untuk produksi massal, sementara koneksi solder masih dipakai pada perbaikan, prototipe, aplikasi khusus yang membutuhkan keandalan jangka panjang. Konektor Insulation-Displacement (IDC)Konektor IDC adalah jenis konektor listrik yang memungkinkan kabel disambungkan tanpa perlu mengupas isolasi terlebih dahulu.[1] Prinsip kerjanya kabel berisolasi ditekan ke dalam slot berbentuk U atau V di dalam konektor. Slot logam tersebut memotong isolasi kabel dan langsung membuat kontak dengan konduktor di dalamnya. Keunggulan konektor IDC yaitu cepat dan mudah dipasang, tidak membutuhkan keterampilan khusus. Sangat cocok untuk produksi massal dan sistem dengan banyak kabel, misalnya di komputer dan perangkat telekomunikasi. Mengurangi risiko kesalahan penyambungan karena tidak perlu proses pengupasan atau penyolderan manual. Contoh penerapan konektor IDC: kabel pita (ribbon cable) yang digunakan pada perangkat elektronik, konektor telekomunikasi (misalnya konektor punch-down di panel jaringan), beberapa jenis soket modul telepon dan komputer. Kekurangan IDC yaitu tidak sekuat koneksi crimp atau solder pada kondisi getaran tinggi, kontak bisa melemah seiring waktu bila konektor digunakan pada lingkungan dengan suhu ekstrem atau kelembapan tinggi. Binding post![]() Binding post adalah jenis terminal listrik yang digunakan untuk membuat sambungan sementara maupun permanen dengan kawat atau kabel. Terminal ini biasanya berupa sekrup berulir dengan kepala berongga atau celah, yang memungkinkan kawat dijepit langsung atau dihubungkan menggunakan lug** atau banana plug.[43] Cara penggunaannya kabel telanjang dililitkan pada sekrup lalu dikencangkan. Alternatif lain, kabel dipasangi banana plug atau spade lug, lalu disisipkan ke dalam binding post. Keunggulan binding post: Fleksibel, bisa menerima kabel telanjang maupun konektor tambahan (banana plug, spade lug). Mudah digunakan, sering dipakai di laboratorium atau peralatan uji.[44] Tahan lama, jika terbuat dari bahan logam dengan kualitas baik (biasanya kuningan berlapis nikel atau emas). Kekurangannya tidak cocok untuk arus besar dalam aplikasi industri, lebih tepat untuk pengujian atau audio. Karena sering memakai kabel telanjang, ada risiko hubungan singkat (short circuit) bila kabel bersentuhan dengan konduktor lain. Contoh penggunaan umum untuk peralatan audio (amplifier dan speaker hi-fi), Laboratorium elektronika untuk sambungan uji sementara dan Power supply bench (catu daya laboratorium). Blok terminal![]() Blok terminal (bahasa Inggris: terminal block) adalah terminal listrik yang dipasang pada panel listrik atau dudukan untuk menghubungkan lebih dari satu kabel listrik. Sambungan dilakukan dengan menjepit kabel pada sekrup penjepit, pegas, atau mekanisme khusus lainnya.[45] Jenis-jenis blok terminal:
Kelebihan blok terminal diantarnya Aman, melindungi sambungan dari sentuhan langsung. Rapi, mempermudah manajemen kabel dalam panel listrik. Fleksibel: dapat digunakan untuk arus searah maupun arus bolak-balik. Kekurangannya membutuhkan ruang tambahan pada panel. Sambungan sekrup bisa kendur jika tidak diperiksa secara berkala. Contoh penggunaan umum ada di panel distribusi listrik, kontrol industri dan PLC dan instalasi otomasi dengan banyak sambungan kabel. Konektor cincin dan sekop![]() Konektor pada baris atas gambar dikenal sebagai terminal cincin (ring terminals') dan terminal sekop (spade terminals, kadang disebut juga fork terminals atau split ring terminals). Kontak listrik dibuat melalui permukaan datar cincin atau sekop, sementara secara mekanis konektor ini dipasang dengan melewatkan sekrup atau baut melalui lubangnya. Bentuk terminal sekop mempermudah penyambungan, karena sekrup atau baut dapat dibiarkan sebagian terpasang saat terminal sekop dilepas atau dipasang kembali. Ukurannya ditentukan berdasarkan diameter kawat konduktor serta diameter dalam dan luar cincin atau sekop tersebut. Pada konektor crimp berisolasi, area yang dijepit (crimped area) berada di bawah selongsong isolasi tempat gaya tekan bekerja. Saat proses crimping, ujung selongsong isolasi ini ditekan bersamaan pada bagian kabel yang terisolasi, sehingga menciptakan strain relief (pelepas tegangan mekanis). Selongsong isolasi pada konektor jenis ini biasanya memiliki warna standar yang menunjukkan luas penampang kabel, sesuai dengan standar DIN 46245:[47]
Konektor pisau![]() Konektor pisau (blade connector) adalah jenis konektor plug-and-socket untuk satu kabel, yang menggunakan bilah konduktif datar (blade atau plug) yang dimasukkan ke dalam sebuah resptakel. Kabel biasanya dihubungkan ke terminal konektor pisau jantan atau betina dengan cara crimping atau penyolderan. Tersedia dalam versi berisolasi maupun tanpa isolasi. Dalam beberapa kasus, bilah konduktif merupakan bagian integral dari sebuah komponen (misalnya saklar atau unit pengeras suara), dan terminal konektor pasangannya cukup didorong ke terminal perangkat tersebut.[48] Metode sambungan lainSelain konektor cincin, sekop, peluru, dan pisau, terdapat pula berbagai metode sambungan lain yang umum digunakan:[49]
Lihat pulaReferensi
Pranala luar![]() Wikimedia Commons memiliki media mengenai Electrical connectors. |