Catatan sejarah paling awal tentang jejak kepolisian di Poso dimulai pada akhir abad ke-19. Pada bulan Maret 1895, Kontrolir Poso bernama G.T.M. Liebert yang baru saja menjabat, membawa 33 orang polisi Hindia Belanda yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara.[5] Pada tahun 1966, upaya kudeta terhadap Bupati Poso—B.L. Sallata—yang dipimpin Dandim 1307 Poso pada saat itu, Letkol. Sutikno Slamet, menemui kegagalan karena seseorang yang berhasil lolos dari kepungan militer, melaporkan tindakan Dandim ke atasannya di Palu. Dalam waktu singkat, Slamet serta Kapolres Poso Raden Bey (yang juga anggota Panca Tunggal) dicopot dari posisi mereka masing-masing sebagai Dandim dan Kapolres, dan diperiksa oleh atasan mereka masing-masing.[6][7]
Pada tahun 2006, Polres Poso sempat naik status sementara menjadi Polres Khusus, diiringi dengan penambahan personel dari 600 orang menjadi 2000 orang.[8]
Pada tanggal 3 Juni 2013, Mapolres Poso menjadi target bom bunuh diri yang dilakukan oleh seorang teroris jaringan Santoso. Tidak ada korban tewas dalam ledakan ini selain pelaku, dan hanya melukai seorang pekerja bangunan.[9][10]
Sesuai dengan keputusan Kapolri Listyo Sigit Prabowo tertanggal 23 Maret 2021, Polsek Poso Kota yang berada di dalam wilayah hukum Polres Poso termasuk dalam daftar Polsek yang tidak lagi dapat melakukan penyidikan, dan diberikan prioritas untuk memelihara ketertiban dan keamanan masyarakat. Masyarakat masih dapat menyampaikan laporan kepada Polsek tersebut, tetapi proses penyidikan akan dilakukan oleh Polres.[11]
Program
Pada tahun 2018, saat Bogiek masih menjabat sebagai Kapolres, Polres Poso menggagas program "Polisi Madago Raya" atau "Polisi Baik Hati". Program ini bertujuan untuk menciptakan kondisi aman dan tenteram di wilayah Kabupaten Poso. Melalui program ini, Polres Poso membantu mantan jaringan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur bernama Mulyadi untuk membuka usaha berupa bisnis depot air isi ulang di rumahnya.[12][13][14][15]
Penghargaan
Pada tanggal 19 September 2023, Polres Poso menerima penghargaan dari Kapolda Sulteng, Irjen. Pol. Agus Nugroho, karena mampu mencapai predikat terbaik dalam persentase penyelesaian kasus untuk semester I tahun 2023.[16]