Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kecerdasan super

Kecerdasan super adalah agen kecerdasan buatan hipotetis yang memiliki kecerdasan jauh melampaui pikiran manusia yang paling cerdas dan paling berbakat sekalipun. "Kecerdasan super" juga dapat merujuk kepada masalah mengenai apakah kompetensi intelektual tingkat tinggi ini bisa diwujudkan dalam agen kecerdasan buatan di dunia nyata (misalnya, penerjemah bahasa supercerdas atau asisten teknik). Sebuah kecerdasan super kemungkinan diciptakan oleh ledakan kecerdasan dan terkait dengan singularitas teknologi.

Filsuf Universitas Oxford Nick Bostrom mendefinisikan kecerdasan super sebagai "setiap kecerdasan yang jauh melampaui kinerja kognitif manusia dalam hampir semua bidang yang diminati".[1] Program Fritz tidak memiliki kecerdasan super—walaupun jauh lebih baik daripada manusia dalam bermain catur—karena Fritz tidak dapat mengungguli manusia dalam tugas-tugas lain.[2] Mengikuti Hutter dan Legg, Bostrom memperlakukan kecerdasan super sebagai dominasi umum pada perilaku berorientasi tujuan, dan membiarkan kemungkinan terbuka tentang apakah kecerdasan super buatan atau manusia akan memiliki kapasitas seperti intensionalitas (lih. argumen ruang Cina) atau kesadaran orang pertama (lih. masalah pelik kesadaran).

Peneliti teknologi tidak setuju tentang seberapa besar kemungkinan kecerdasan manusia saat ini akan dilampaui. Beberapa berpendapat bahwa kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) mungkin akan menghasilkan sistem penalaran umum yang tidak memiliki keterbatasan kognitif manusia. Sementara peneliti lain percaya bahwa manusia akan berevolusi atau secara langsung memodifikasi biologi mereka untuk mencapai kecerdasan yang lebih besar secara radikal. Sejumlah skenario studi masa depan menggabungkan elemen dari kedua kemungkinan ini, menunjukkan bahwa manusia cenderung berinteraksi dengan komputer, atau mengunggah pikiran mereka ke komputer, dengan cara yang memungkinkan adanya amplifikasi kecerdasan secara substansial.

Beberapa peneliti percaya bahwa kecerdasan super kemungkinan akan muncul segera setelah pengembangan kecerdasan umum buatan. Mesin pertama yang umumnya cerdas cenderung segera memiliki keuntungan besar dalam setidaknya beberapa bentuk kemampuan mental, termasuk kapasitas mengingat sempurna, basis pengetahuan yang jauh lebih unggul, dan kemampuan untuk melakukan banyak tugas dengan cara yang tidak mungkin dilakukan oleh entitas biologis. Hal ini mungkin memberi mereka kesempatan untuk—baik sebagai makhluk tunggal atau sebagai spesies baru—menjadi jauh lebih kuat daripada manusia, dan untuk melampaui manusia sepenuhnya.[1]

Sejumlah ilmuwan dan futurolog berpendapat mengenai pentingnya melakukan penelitian awal tentang kemungkinan manfaat dan risiko peningkatan kognitif manusia dan mesin, karena potensi dampak sosial dari teknologi tersebut.[3]

Referensi

  1. ^ a b Bostrom 2014, Chapter 2.
  2. ^ Bostrom 2014, hlm. 22.
  3. ^ Legg 2008, hlm. 135-137.

Paper

  • Bostrom, Nick (2002), "Existential Risks", Journal of Evolution and Technology, 9, diakses tanggal 2007-08-07.
  • Chalmers, David (2010). "The Singularity: A Philosophical Analysis" (PDF). Journal of Consciousness Studies. 17: 7–65.
  • Legg, Shane (2008). Machine Super Intelligence (PDF) (PhD). Department of Informatics, University of Lugano. Diakses tanggal September 19, 2014.
  • Müller, Vincent C.; Bostrom, Nick (2016). "Future Progress in Artificial Intelligence: A Survey of Expert Opinion". Dalam Müller, Vincent C. (ed.). Fundamental Issues of Artificial Intelligence. Springer. hlm. 553–571.
  • Santos-Lang, Christopher (2014). "Our responsibility to manage evaluative diversity" (PDF). ACM SIGCAS Computers and Society. 44 (2): 16–19. doi:10.1145/2656870.2656874. S2CID 5649158. Diarsipkan dari versi asli pada July 29, 2014.

Buku

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya