Kalimat
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, disertai dengan konjungsi bila diperlukan, serta diakhiri dengan intonasi final. Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dari sebuah kalimat hanyalah konstituen dasar dan intonasi final, karena konjungsi hanya ada jika diperlukan.[1] Konstituen dasar pembentuk kalimat biasanya berupa klausa, sedangkan intonasi final bisa berupa tanda titik pada kalimat deklaratif, tanda tanya pada kalimat interogatif, dan tanda seru pada kalimat imperatif dan ekslamatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila ada sebuah klausa diberi intonasi final maka terbentuklah kalimat.[1] Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tunggal dan MajemukPerbedaan mendasar antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk terletak pada banyaknya klausa.[1] Kalimat TunggalKalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu klausa saja sehingga tidak perlu adanya konjungsi.[1] Contoh:
Kalimat MajemukKalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa serta biasanya setiap klausa dihubungkan oleh konjungsi.[1] Contoh: 1. Dia tidak lupa membawa buku dan alat tulis. 2. Hari ini hujan lebat, tetapi ia tetap datang ke rumahku. Jenis-Jenis Kalimat majemukCara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
Kalimat majemuk setaraKalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan dan Urutan Waktu.
Contoh:
Kalimat majemuk rapatanKalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh:
Kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat, perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.
Contoh:
Kalimat majemuk campuranKalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Contoh:
Pola KalimatKalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut. Kalimat Dasar Berpola S PKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P OKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P KKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P O KKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. KKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. KKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kalimat berpelengkap menggunakan kata pelengkap untuk membuat kalimat supaya menjadi utuh.[2] Kalimat pasif dan negatifKalimat pasifKalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Pada umumnya ditandai oleh predikatnya yang berawalan di- dan ter-. Terdapat dua kaidah umum untuk membentuk kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. fggd Subjek sebagai kata ganti orang
Subjek bukan sebagai kata ganti orang
Kalimat negatif
Referensi
Pranala luar
|