Kabut adalah aerosol tampak yang terdiri dari tetesanair kecil atau kristal es yang melayang di udara dekat atau pada permukaan Bumi.[1][2] Kabut dapat dianggap sebagai jenis awan rendah yang biasanya menyerupai awan stratus dan sangat dipengaruhi oleh perairan, topografi, dan kondisi angin di sekitarnya. Kabut juga memengaruhi banyak aktivitas manusia, seperti pelayaran, perjalanan, dan peperangan.
Kabut muncul ketika uap air (air dalam bentuk gas) mengembun. Selama kondensasi, molekul-molekul uap air bergabung membentuk tetesan-tetesan air kecil yang menggantung di udara. Kabut laut, yang muncul di dekat perairan air asin, terbentuk ketika uap air mengembun pada butiran garam. Kabut mirip dengan halimun, tetapi lebih pekat dari halimun.
Definisi
Istilah kabut biasanya dibedakan dari istilah awan yang lebih umum karena kabut berada di dataran rendah, dan kelembapan dalam kabut sering kali dihasilkan secara lokal (seperti dari badan air di ddekatnya, seperti danau, laut, tanah atau rawa lembap di dekatnya).[3] Menurut definisi, kabut mengurangi jarak pandang hingga kurang dari 1 km (0,62 mi), sedangkan halimun menyebabkan gangguan jarak pandang yang lebih kecil.[4] Untuk tujuan penerbangan di Britania Raya, jarak pandang kurang dari 5 km (3,1 mi) tetapi lebih dari 999 m (3.278 kaki) dianggap kabut jika kelembapan relatifnya 95% atau lebih; di bawah 95%, dianggap sebagai kabur.[5][perlu rujukan lengkap]
^Gultepe, Ismail, ed. (2 January 2008). "Fog Visibility and Forecasting". Fog and Boundary Layer Clouds. Springer. hlm. 1126. ISBN978-3-7643-8418-0. Diarsipkan dari asli tanggal 3 September 2016. The international definition of fog consists of a suspended collection of water droplets or ice crystal near the Earth's surface... Reprint from Pure and Applied Geophysics. 164 (6–7). 2007. Pemeliharaan CS1: Periode tanpa judul (link)
^Penggunaan istilah "kabut" untuk merujuk pada awan apa pun yang berada di atau dekat permukaan Bumi dapat menimbulkan ambiguitas, misalnya ketika awan stratokumulus menutupi puncak gunung. Seorang pengamat di gunung mungkin mengatakan bahwa ia berada dalam kabut, tetapi bagi pengamat luar, awan tersebut sedang menutupi gunung. (Thomas, P. (2005). Standard practice for the design and operation of supercooled fog dispersal projects. American Society of Civil Engineers. hlm. 3. ISBN0-7844-0795-9. Diarsipkan dari asli tanggal 3 September 2016. Diakses tanggal 27 March 2016.) Faktanya, beberapa orang sering salah mengira "halimun" sebagai "kabut". Keduanya sedikit berbeda karena "halimun" lebih tipis daripada "kabut". Perbedaan lebih lanjut antara kedua istilah ini adalah kabut jarang menghasilkan hujan, sementara awan merupakan sumber hujan yang umum.