Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Jusuf Hamka

Jusuf Hamka
Nama asalJauw A Loen
LahirAlun Joseph
5 Desember 1957 (umur 67)
Sawah Besar, Jakarta Pusat, Indonesia[1]
Pekerjaan
  • Pengusaha
  • Politikus
  • Motivator
Partai politik  Golkar (hingga 2024)[2]
Suami/istriLena Burhanudin
Anak3, termasuk Fitria Yusuf
KerabatAggy Tjetje (Kakak)

Mohammad Jusuf Hamka[3][4] atau juga dikenal dengan nama Babah Alun (lahir 5 Desember 1957 dengan nama Jauw A Loen atau Alun Joseph)[5][6] adalah seorang pengusaha, politikus, dan motivator Muslim Tionghoa-Indonesia.[7] Ia pernah menjadi bendahara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Kehidupan

Latar belakang keluarga

Jusuf tumbuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga Tionghoa yang cukup terpelajar.[5] Orang tua Jusuf tergolong moderat. Ayahnya Dr. Joseph Suhaimi, S.H [5] (Jauw To Tjiang), seorang dosen di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.[5] Ia lahir sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara. Salah satu abangnya adalah Aggy Tjetje.[5]

Mualaf

Jusuf memeluk Islam saat bertemu Buya Hamka di usia 23 tahun, pada tahun 1981. Waktu itu ia melihat di Majalah Tempo, ada orang masuk Islam (disyahadatkan) di Masjid Agung Al-Azhar. Alun langsung ke sana, bertemu Ustaz Zaimi, Sekretaris Masjid Agung Al-Azhar dan menyatakan niatnya masuk Islam. Alun kemudian dibawa ke rumah Buya Hamka di Jalan Raden Fatah. Di bawah bimbingan Buya, Alun pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan namanya diganti oleh Buya Hamka menjadi Jusuf Hamka. Ia diangkat sebagai anak oleh Buya Hamka dan Nelly Adam Malik.[8][9][10][11][12]

Jusuf tidak tahu sama sekali siapa Buya Hamka, ia pernah melihat Buya Hamka ribut dengan Menteri Agama dan Presiden Soeharto saat perkara fatwa haram Majelis Ulama Indonesia (MUI) soal perayaan Natal bersama bagi Muslim. Kala itu Buya Hamka dan pemerintah berbeda pendapat, dan berakhir dengan pilihan Buya untuk meletakkan jabatannya di MUI.

Jusuf menjadi mualaf pada 1981 tanpa penolakan keluarga. Bahkan waktu puasa pertama ibunya yang membeli penggorengan baru buat masak untuknya.[13] Jusuf Hamka menunaikan ibadah haji pada tahun 1984.[14] Ibu angkatnya, Nelly Adam Malik memberikan uang sebesar 3000 Riyal untuk ibadah haji Jusuf.[15]

Meski Jusuf sudah beragama Islam sejak tahun 1981, namun ia tak memaksa agama anak-anaknya. Fitria Jusuf baru memutuskan masuk Islam dan menjadi mualaf pada 12 Maret 2020 lalu. Sosialita yang juga banyak berkiprah di dunia fashion, lifestyle, dan industri media, ini membacakan dua kalimat syahadat di Masjid Lautze, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Dia dibimbing langsung oleh Wasekjen MUI Pusat, K.H. Zaitun Rasmin. Tak lama berselang Fitria Yusuf kemudian menikah dengan pria keturunan Iran, Wakid Khalid, pada 31 Mei 2020. Wakid selama ini dikenal sebagai aktor, namun belakangan tengah menekuni kiprah sebagai pebisnis.[16]

Pendidikan

Jusuf Hamka pernah menempuh pendidikan di sejumlah perguruan tinggi ternama namun tidak ada yang Ia tuntaskan sampai selesai. Hal ini dilatarbelakangi oleh ketidaksukaannya terhadap formalitas. [17]

Kiprah

Jusuf Hamka adalah seorang pengusaha yang sangat sederhana, ia juga adalah pemilik PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) dimana Perusahaan tersebut adalah Milik Keluarga Cendana Suharto dengan Presiden Direkturnya Siti Hardiyanti Rukmana atau biasa disebut Mbak Tutut Suharto. PT tersebut ikut berperan dalam pembuatan jalan tol Cawang-Tanjung Priok. Jusuf Hamka juga merupakan salah satu pengusaha terkaya di Indonesia dalam bisnis pada bidang jalan tol. Jusuf Hamka juga memegang jabatan penting di beberapa perusahaan terkenal, seperti menjadi Komisaris Utama PT Mandara Permai, Komisaris PT Indosiar Visual Mandiri, dan masih banyak perusahaan ternama lainnya dari Keluarga Cendana.[18]

Jusuf merupakan pendiri Warung Nasi Kuning untuk kaum duafa. Ia juga mendirikan Masjid Babah Alun di bawah jalan tol Ir. Wiyoto-Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara.[19]

Pekerjaan

Referensi

  1. ^ Rahmawaty, Laily (13 Februari 2021). "Jusuf Hamka dengan cita-cita bangun 1.000 masjid". LKBN Antara. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2024-08-15. Diakses tanggal 25 Mei 2025.
  2. ^ Priyasmoro, Muhammad Radityo (11 Agustus 2024). "Jusuf Hamka Mundur dari Partai Golkar, Ini Alasannya". Liputan6. Jakarta. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2024-08-12. Diakses tanggal 11 Agustus 2024.
  3. ^ Hamka 1985, hlm. 7, 74.
  4. ^ BKPKBP 1981, hlm. 11.
  5. ^ a b c d e Hamka 1985, hlm. 5.
  6. ^ Eksekutif, vol. 229–234, Trend Media, 1998, hlm. 10
  7. ^ Gunawan, Deden (29 April 2020). "Kisah Jusuf Hamka di Antara Buya Hamka hingga Tomy Winata". detikcom. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 5 Agustus 2020.
  8. ^ Yahya 1985, hlm. 30.
  9. ^ Yahya 1984, hlm. 115.
  10. ^ Yahya 1993, hlm. 89,94.
  11. ^ Pusat Data Business Indonesia, ed. (1995). "Informasi". Vol. 16, no. 183–186. Yayasan Management Informasi. ;
  12. ^ Hamka 1985, hlm. 2.
  13. ^ "JUSUF HAMKA, TOKOH". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diarsipkan dari asli tanggal 2022-08-12. Diakses tanggal 25 Desember 2020.
  14. ^ Yahya 1993, hlm. 94.
  15. ^ Abdurrahman, Moeslim (2009). Bersujud di Baitullah: ibadah haji, mencari kesalehan hidup. Penerbit Buku Kompas. hlm. 207. ISBN 9789797094379.
  16. ^ Utami, Fajria Anindya (30 Juli 2021). "Profil Lengkap Jusuf Hamka dan Keluarga: Orang-Orang Hebat yang Sangat Rendah Hati!". Warta Ekonomi. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 3 Juni 2023.
  17. ^ a b Netter88. "Profil Jusuf Hamka Pemilik 7 Tol diberbagai Daerah di Indonesia". Bintang Terkini (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari asli tanggal 2023-06-18. Diakses tanggal 25 Desember 2020. Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link) Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link)
  18. ^ Haidar, Aiq (15 Maret 2023). "Profil dan Biodata Jusuf Hamka, Bos Jalan Tol yang Berharta Triliunan". idxchannel. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2023-06-03. Diakses tanggal 3 Juni 2023.
  19. ^ "Jusuf Hamka". tirto.id. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal 2023-04-07. Diakses tanggal 25 Desember 2020.

Pranala luar

Pustaka

Kembali kehalaman sebelumnya