Injil Barnabas
Injil Barnabas adalah sebuah injil pseudepigrafi non-kanonik yang ditulis pada Abad Pertengahan Akhir dan dikaitkan dengan murid Kristen mula-mula, Barnabas, yang (dalam karya ini) adalah salah satu dari para rasul Yesus.[1] Dalam Injil Barnabas di Pasal ke 14 disebutkan nama kedua belas Murid Yesus yaitu yesus telah memilih Andreas dan Saudaranya Petrus sang penjala ikan. Dan Yusuf Barnabas yang menulis injil ini kemudian Matius sang pemungut cukai. Yohanes & Yakobus putra Zebedius. Tadius & Simon orang Zelot . Bertolomius & Filipus. Yakobus anak alfeus & Yudas iskariot sang pengkhianat. Indikasi PemalsuanInjil Barnabas telah terbukti oleh para akademisi Kristen sebagai sebuah tulisan yang dianggap palsu. Hal ini berkaitan dengan banyaknya isi pada injil ini yang dianggap berisi kesalahan anakronimse historikal, serta kesalahan geografis dan faktual lainnya.[2][3] Analisis IsiKesalahan Anakronisme dan Faktual![]() Berdasarkan Raggs, kesalahan-kesalahan tersebut menunjukkan bahwa naskah ini berasal dari Abad Pertengahan[4] dan ketidaktahuan sang penulis mengenai Yudea pada abad pertama.[3] Kesalahan-kesalahan tersebut meliputi:[5][3]
Nada Anti-PaulusPara ilmuan menganalisis bahwa Injil Barnabas memiliki nada anti-Paulus. Hal ini terutama tampak paling jelas di bagian prolog dan epilog kitab, yang mana bagian-bagian tersebut menggambarkan Paulus telah berkhotbah dengan versi ajaran Yesus yang menyimpang, dan "tertipu" karena mengira Yesus adalah Tuhan (atau Anak Tuhan).[5][6] Dalam bukunya Connecting with Muslims: A Guide to Communicating Effectively (2014), Fouad Masri, seorang penulis Lebanon dan misionaris Kristen, menyebut injil ini sebagai anakronistik, karena dalam Kisah Para Rasul jelas tertulis bahwa Barnabas adalah sahabat Paulus, bukan musuhnya.[7] Barnabaslah yang meyakinkan pengikut Yesus, jika Paulus yang saat itu dikenal sebagai Saulus yang terkenal penganiaya pengikut Yesus, sekarang sudah menjadi bagian dari murid-murid Yesus sejak Paulus melihat Tuhan dan mengajar di Damsyik dalam nama Yesus (Kisah Para Rasul 9:27). Untuk Journal of Higher Criticism, R. Blackhirst menulis bahwa kemungkinan alasan penulis injil ini menulis sedemikian rupa adalah karena konflik Paulus dan Barnabas di Kitab Galatia.[6] Sanggahan LainnyaTidak hanya di kalangan akademisi Kristen, beberapa sanggahan mengenai keaslian injil ini juga diutarakan di luar komunitas Kristen. Misalnya pendapat Dr. Abbas Mahmoud Al Aqqad, seorang Orientalis dari Mesir yang menyukai filsafat. Dia merasa bahwa terdapat sentimen dalam Injil Barnabas dan kemudian mengajak umat Muslim sedunia untuk menjauhkan diri dari Injil Barnabas. Ia memiliki pandangan subjektif mengenai kitab ini. Menurutnya, pada buku ini, terdapat beberapa bagian yang agak berbeda dengan doktrin agama Kristen yang mainstream (lihat pada bagian Analisis mengenai Injil Barnabas), karena Barnabas melalui buku ini mengajarkan kepada umat Kristen mula-mula untuk tidak mempercayai doktrin karya keselamatan, tentu doktrin ini bertentangan dengan kitab Kanonik dalam Agama Kristen. Sejarah tekstualPada umumnya para sarjana mengasumsikan bahwa teks Barnabas untuk pertama kalinya diteliti pada salah satu dari dua manuskrip yang dikenal, dilaporkan terdapat dalam naskah "Morisco BNM MS 9653" di Madrid, yang baru ditemukan pertama kali sekitar 1634 di Spanyol. Ketika menggambarkan bagaimana menurut pandangannya Alkitab meramalkan Kedatangan Mesias, ia berbicara tentang "Injil Santo Barnabas di mana orang dapat menemukan terang" ("y asi mesmo en Elanjelio de San Barnabé donde de hallara luz"). Hal ini disebutkan kembali pada 1718 oleh deise Irlandia John Toland, dan disebutkan pada 1734 oleh George Sale dalam The Preliminary Discourse to the Koran:
Kalimat-kalimat di atas tampaknya merujuk kepada versi-versi dari kedua naskah yang dikenal, versi bahasa Italia dan bahasa Spanyol. Kemunculan Injil Barnabas sebelumnyamenurut sumber islamic institute.org Sebuah "Injil menurut Barnabas" disebutkan setidaknya dua kali dalam daftar karya-karya apokrif Kristen perdana: Decretum Gelasianum (tidak lebih tua dari abad ke-6), serta tulisan dari abad ke-7 List of the Sixty Books (Daftar ke-60 Kitab). maka dengan pencocokan hasil uji karbon yang menyatakan karya ini dibuat sekitar abad ke 5 ( menurut otoritas turki ) maka bisa di asumsikan injil ini telah muncul pada abad ke 5 dan digunakan oleh beberapa umat khususnya mereka yang menolak konsili Nicea. [8] Daftar-daftar ini adalah saksi-saksi independen, dalam kedua kasus di atas dapat dipastikan si penyusun benar-benar telah melihat kesemua karya yang didaftarkan itu. Lebih jauh, daftar-daftar ini telah memberikan rincian tentang isi karya-karya itu, dan terdapat alasan untuk mengasumsikan bahwa teks Injil Barnabas dari abad ke-6 dan ke-7 ini adalah teks yang sama dengan yang kita bicarakan sekarang. M. R. James, New Testament Apocrypha (1924) memperkirakan bahwa karya-karya yang disebutkan dalam daftar itu memang benar-benar pernah ada. Karya ini tidak boleh dicampurkan dengan Surat Barnabas yang selamat, yang diduga telah ditulis pada abad ke-1 atau 2 di Alexandria. Antara kedua tulisan ini sangat berbeda dalam segi gaya tulisan, isi atau sejarahnya, selain bahwa kedua-duanya mengklaim telah ditulis oleh Barnabas. Tentang masalah sunat, terdapat pandangan yang sedikit berbeda. Pandangan 'Surat Barnabas' yang menolak praktik-praktik Yahudi dan pandangan 'Injil Barnabas' yang menganjurkan praktik-praktik Yahudi (Sunat). Keduanya pun memiliki kaitan dengan Kisah perbuatan Barnabas yang telah ditemukan, yang menyampaikan laporan tentang perjalanan, kematian Barnabas sebagai seorang martir dan penguburannya; Pada 478, pada masa pemerintahan Kaisar Nero, uskup agung Anthemios dari Siprus mengumumkan bahwa sebuah tempat penguburan tersembunyi dari Barnabas telah dinyatakan kepadanya dalam sebuah mimpi. Tubuh orang suci itu konon telah ditemukan di sebuah gua dengan sebuah salinan dari injil Barnabas di dadanya. Hal ini disampaikan oleh Theodorus Lector yang sezaman, yang kemungkinan sekali hadir ketika tulang-tulang dan kitab Injil itu dipersembahkan oleh Anthemios kepada kaisar. Sejumlah peneliti, yang menegaskan bahwa Injil Barnabas itu memang sebuah naskah kuno, mengajukan pendapat bahwa teks yang konon ditemukan pada 478 harus diidentifikasikan sebagai Injil Barnabas. Menurut sebuah tradisi abad pertengahan yang dilestarikan di biara Sumela di selatan Trabzon, relikui-relikui Barnabas kemudian dipersembahkan kepada biara itu oleh Yustinianus; tetapi kemudian hilang disembunyikan satu abad kemudian ketika tentara-tentara Persia menduduki Alpen Pontus dalam peperangan mereka melawan Heraclius. Pada tahun 1986, sempat diklaim bahwa sebuah salinan awal Injil ini dalam bahasa Suriah telah ditemukan dekat Hakkari[9] tak lama kemudian dilaporkan bahwa naskah ini memiliki kesesuaian materi hampir 90% dengan Alkitab yang kanonik[10] ManuskripManuskrip bahasa ItaliaNaskah dalam bahasa Italia milik Pangeran Eugene dipersembahkan kepadanya pada 1709 oleh John Frederick Cramer. Naskah ini tampaknya berasal dari abad ke-16. Pada 1738 naskah ini dengan seluruh isi perpustakaannya sang Pangeran dipindahkan ke Hoffbibliothek Wina, dan masih bertahan di sana di Perpustakaan Nasional Austria. Halaman-halaman dari manuskrip bahasa Italia ini dibingkai dalam gaya Islam, dan memuat pembagian pasal dan catatan-catatan pinggir dalam bahasa Arab yang tidak teratur tata bahasanya, dan dengan bahasa Arab yang keliru (sesekali dengan kata bahasa Turki, dan banyak ciri sintaksis Turki). Catatan pinggir juga merupakan penafsiran penafsiran yang kasar dalam bahasa Arab terhadap ayat-ayat tertentu. Sampulnya dalam bahasa Turki, dan kelihatannya asli. Tetapi kertasnya tampaknya berasal dari Italia, seperti halnya juga dengan tulisan tangannya (meskipun dengan banyak ejaan yang tidak lazim. Naskah ini tampaknya tidak selesai – ke-222 pasalnya diberikan ruang-ruang kosong untuk judul-judul pasal atau tambahan catatan kaki, tetapi hanya 27 ruangan yang telah diisi. Selain itu, ada 38 halaman berbingkai yang sama sekali kosong sebelum teksnya. Diduga bahwa ke dalam halaman-halaman itu akan disalin tulisan-tulisan lain. Naskah versi bahasa Italia inilah yang dijadikan dasar untuk terjemahan Raggs 1907, yaitu terjemahan yang paling umum beredar dalam bahasa Inggris. Terjemahan ini diikuti pada 1908 oleh terjemahan bahasa Arab oleh Khalil Saadah, yang diterbitkan di Mesir.
Manuskrip SpanyolNaskah Spanyol yang diketahui, lenyap pada abad ke-18 atau ke-19; akan tetapi sebuah salinan abad ke-18 ditemukan pada tahun 1970-an di Fisher Library Universitas Sydney di antara buku-buku milik Sir Charmles Nicholson, yang diberi label dalam bahasa Inggris "Transcribed from ms. in possession of the Revd Mr Edm. Callamy who bought it at the decease of Mr George Sale...and now gave me at the decease of Mr John Nickolls, 1745" (Disalin dari manuskrip kepunyaan Pdt. Edm. Callamy yang membelinya ketika Tn. George Sale meninggal dunia … dan kini memberikannya kepada saya ketika Tn. John Nickolls meninggal dunia”. J. E. Fletcher, The Spanyol Injil Barnabas, Novum Testamentum vol. XVIII (1976), p. 314-320. Perbedaan utama dari naskah Italia ialah bahwa salinan yang selamat tidak mencatat sejumlah besar pasal—yang masih ada dalam naskah asli dalam bahasa Spanyol ketika naskah itu diperiksa oleh George Sale. Teks Spanyolnya didahului oleh sebuah catatan yang mengklaim bahwa naskah itu diterjemahkan dari Bahasa Italia oleh Mustafa de Aranda, seorang penduduk Muslim Aragon di Istanbul. Manuskrip Spanyol ini juga memuat sebuah pendahuluan dari seseorang yang menggunakan nama samaran 'Fra Marino', yang mengklaim bahwa ia telah mencuri salinan versi Italia itu dari perpustakaan Paus Siktus V. Fra Marino melaporkan bahwa setelah memiliki kedudukan di Pengadilan Inkuisisi, ia akhirnya memiliki sejumlah karya, yang membuatnya percaya bahwa teks Alkitab telah dipalsukan, dan bahwa teks-teks apostolik yang asli telah disingkirkan dengan cara yang tidak semestinya. Fra Marino juga mengklaim bahwa ia telah diperingatkan tentang keberadaan Injil Barnabas, dari sebuah acuan dalam sebuah karya (yang tidak dikenal) oleh Ireneus menentang Paulus; dalam sebuah buku yang telah dipersembahkan kepadanya oleh seorang perempuan bangsawan dari keluarga Colonna (Marino, di luar Roma, adalah lokasi dari Palazzo Colonna). namun kalangan pakar Kristen berpendapat bahwa Fra Malino hanyalah seorang mualaf yang memang ingin viral dengan menggaungkan karya temuan barnabasnya ini Teks manuskrip Spanyol telah diterbitkan dengan sejumlah komentar yang panjang:
Manuskrip di TurkiSebuah Kitab injil Barnabas dipercayai telah ditemukan di Turki pada sekitar abad ke 20-21. Kitab ini diumumkan setelah sebelumnya disembunyikan selama 12 tahun. Kitab ini ditemukan oleh polisi Turki saat sedang melakukan razia penyelundupan barang barang di sebuah lemari besi di gedung itu dalam keadaan berantakan dan tidak terawat pada Februari 2012. Bentuk kitab yang ditemukan adalah tulisan tangan dengan tinta berwarna emas. Berdasarkan uji karbon, dipercaya bahwa usia kitab ini sudah mencapai 1500 tahun, yang berarti kitab ini sudah ada sejak sekitar abad ke-6. Polisi kemudian menyerahkan temuan tersebut kepada pihak Museum. Asal-usulBeberapa peneliti buku ini ada yang berasumsi bahwa Injil Barnabas adalah sebuah karya orang Italia, alasan seperti itu dikarenakan di dalamnya terdapat beberapa ungkapan-ungkapan yang sedikit mirip dengan yang digunakan oleh Dante (1265–1321). Seakan akan sedang meminjam karyanya Dante, menurut pendapat mereka si penulis juga mengambil pendahuluan dari versi Spanyol tapi bagi peneliti yang setuju atas injil barnabas justru berpendapat dalam sebuah karya ilmiah wajar ada persamaan persamaan ideologi. tidak pula didukung dengan bukti yang jelas. mereka tidak menemukan serangkaian persamaan tekstual antara Injil Barnabas dan karya tulis Dante, dan berbagai teks lainnya dari sejumlah harmoni dari keempat Injil kanonik dari akhir Abad Pertengahan, yaitu dalam bahasa Inggris Pertengahan dan bahasa Belanda Pertengahan, tetapi khususnya dalam bahasa Italia Pertengahan. Hal-hal seperti ini akhirnya tidak cukup membuktikan pendapat bahwa karya ini menjiplak karya dante. atau mungkin ada suatu kebetulan yang sama.[11] Para peneliti lainnya berpendapat bahwa versi bahasa Spanyol yang lebih dulu terbit. Menurut mereka, klaim dalam bagian pendahuluan versi bahasa Spanyol bahwa karya itu didasarkan pada sebuah sumber dalam bahasa Italia yang dimaksudkan demi mengangkat kredibilitas karya tersebut dengan menghubungkannya dengan Perpustakaan Kepausan. Para peneliti ini mencatat paralel dengan serangkaian karya pemalsuan Morisco, prasasti-prasasti Sacromonte dari Granada, yang berasal dari tahun 1590-an; atau penulisan ulang Morisco atas tradisi-tradisi Kristen dan Islam, yang dihasilkan setelah mereka diusir dari Spanyol (G.A.Wiegers, "Muhammad as the Messiah: A comparison of the polemical works of Juan Alonso with the Gospel of Barnabas", Leiden, Bibliotheca Orientalis, LII, no 3/4, April-Juni 1995, hlm.245-292). Manuskrip Spanyol yang diklaim ditulis di Istanbul, dan manuskrip Italia yang selamat mempunyai beberapa ciri Turki; jadi, apakah bahasa aslinya bahasa Spanyol atau Italia atau Aram masih menjadi misteri. namun sesuai hidup Barnabas tentu Manuskrip yang berbahasa aram lah yang dianggap oleh kebanyakan peneliti sebagai yang lebih otentik . Pandangan ini telah menambahkan kredibilitas, dalam arti bahwa banyak teks kuno Kristen dan patristik mungkin masih ditemukan, pada abad ke-16, dalam perpustakaan-perpustakaan Yunani di Istanbul - Konstantinopel kuno – dan bahwa kota itu memiliki sejumlah komunitas yang cukup besar yang berbahasa Yunani, Italia dan Spanyol. Setelah jatuhnya Granada Moor pada 1492, populasi Mudejar dan Sephardi (orang-orang Muslim dan Yahudi yang menolak untuk berpindah ke agama Kristen) diusir dari Spanyol. Meskipun sebagian mulanya menemukan tempat perlindungan di Italia (khususnya Venezia), kebanyakan bermukim di Kesultanan Ottoman. Di sana orang-orang Yahudi yang berbahasa Spanyol membangun sebuah sub-kultur yang kaya di Istanbul dengan industri cetak yang maju dalam bahasa Ibrani dan Ladino. Jumlah ini semakin meningkat setelah 1550, setelah kampanye penganiayaan oleh Inkuisisi Venezia terhadap orang-orang Italia anti-Trinitarian dan Yahudi. Meskipun ajaran Islam pada saat ini sangat menentang pencetakan teks-teks Islam atau yang berbahasa Arab, pencetakan bahan-bahan non-Muslim pada prinsipnya tidak dilarang. Bahkan ada upaya-upaya pada 1570-an oleh pihak-pihak anti-Trinitarian untuk membangun sebuah percetakan di ibu kota Turki untuk menerbitkan karya-karya Protestan radikal. Dalam pengantar berbahasa Spanyol, Fra Marino mencatat keinginannya agar Injil Barnabas dicetak, dan satu-satunya tempat di Eropa yang memungkinkannya pada akhir abad ke-16 adalah Istanbul. Namun, segelintir peneliti curiga bahwa ciri-ciri 'Turki' yang tampak jelas dalam manuskrip Italia tersebut; khususnya anotasi-anotasi berbahasa Arab, yang mereka nilai begitu penuh dengan kesalahan-kesalahan mendasar sehingga kemungkinan sekali tidak ditulis di Istanbul (bahkan tidak mungkin oleh seorang penulis Italia). Secara khusus, mereka mencatat bahwa penonjolan syahadat versi Italia ke dalam bahasa Arab, tidak persis sama dengan rumusan ritual standar yang diucapkan setiap hari oleh setiap Muslim. Para peneliti ini cenderung menyimpulkan dari berbagai inkonsistensi ini bahwa kedua manuskrip kemungkinan merupakan sebuah percobaan pemalsuan forensik. Sedikit akademikus menyatakan bahwa teks ini, dalam bentuknya yang sekarang, tidak berasal dari masa lebih awal daripada abad ke-14–16; meskipun segelintir dari mereka menganggapnya mengandung bagian-bagian dari sebuah karya yang lebih awal, dan hampir semuanya menemukan pengaruh dari sumber-sumber yang lebih tua— terutama sekali teks Vulgata dari Alkitab bahasa Latin. Akibatnya kebanyakan peneliti sepakat bahwa teks yang ada sekarang mengandung stratifikasi sekurang-kurangnya tiga lapisan komposisi yang berbeda:
Banyak dari kontroversi dan pertikaian menyangkut otentisitas Injil Barnabas dapat diungkapkan kembali sebagai perdebatan apakah tema-tema yang jelas-jelas sangat menyinggung iman Kristenan atau justru memperkuat pengajaran Yesus. Injil Barnabas rupanya sudah digunakan sebagai bahan-bahan sumber yang valid oleh seorang pengarang vernakular abad ke-14–16, mungkinkah tulisan itu adalah hasil dari si pengarang sendiri, atau mungkinkah tulisan itu diinterpolasikan oleh penyunting yang belakangan. Para peneliti yang menganggap tema-tema partikular ini sebagai tulisan yang berasal dari masa Kristen perdana, toh pada umumnya tidak menyangkal bahwa bahwa bagian-bagian lain dari Injil ini mungkin berasal dari masa yang belakangan dan anakronistik; sementara mereka yang menolak otentisitas dari tema-tema partikular ini biasanya menyangkal juga bagian-bagian lain dari Injil baranabas. Sekilas isiBerikut sejumlah kutipan yang diambil dari tulisan Ahmad Kahfi:[12]
AnalisisKarya ini memiliki paralel yang kuat dengan iman Yahudi & Islam, bukan hanya menyebutkan Muhammad sebagai mesias/Almasih langsung dengan namanya, tetapi juga mencakup syahadat (pasal 39). Nada kitab ini juga sangatlah anti-Paulus dan anti-Trinitarian. Dalam karya ini, Yesus digambarkan sebagai seorang nabi dan bukan anak Allah, sementara Paulus digambarkan telah "diperdayakan" oleh Iblis. Lebih jauh, Injil Barnabas menyatakan bahwa Yesus selamat dari penyaliban karena ia diangkat hidup-hidup ke surga, walaupun ada ayat yang menjelaskan siksaan yang dialami Yesu. sementara saat penyaliban Yudas Iskariot sang pengkhianat — secara ajaib diubah — disalibkan sebagai gantinya. Keyakinan-keyakinan ini; khususnya bahwa Yesus adalah hanya seorang utusan Allah dan diangkat hidup-hidup tanpa disalibkan anti-Trinitarian; Pemakaian bahasaBahasa dalam Naskah Italia yang digunakan memperlihatkan banyak kesalahan. Sering kali huruf "h", misalnya, ditambahkan; padahal sebetulnya dalam bahasa Italia sama sekali tidak perlu. Contoh: "anno" (tahun) menjadi "hanno". Demikian pula kata "Chrissto" ditulis dengan dua huruf "s" padahal cukup satu saja. Boleh dikatakan bahasa yang dipakai dalam naskah itu merupakan campuran dari dua dialek Italia, yakni dialek Tuska dan dialek Venezia. Lagipula terdapat banyak salah ejaan yang tak dapat dibenarkan, baik dari sudut dialek Tuska maupun dialek Venezia. Di kota itu ada mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari Spanyol.[13] Tema-tema keagamaanInjil Barnabas tidak banyak dikenal di luar kalangan akademik hingga belakangan ini, ketika sejumlah orang Muslim menerbitkannya untuk berargumen dan menyerang keyakinan utama Kristen tentang Yesus. Injil ini menubuatkan kedatangan Muhammad dengan menyebutkan namanya; tidak menggambarkan penyaliban Yesus tetapi yang disalibkan adalah orang lain, kitab ini menggambarkan bahwa ia diangkat ke surga, serupa dengan gambaran tentang Elia dalam 2 Raja-raja, pasal 2; dan kitab ini menyebut Yesus seorang "nabi" yang misinya dibatasi hanya pada "bani Israel". Injil ini memiliki kesesuaian doktrin dengan mazhab Islam, sekurang-kurangnya terdapat dua hal penting; Injil ini menyatakan bahwa Muhammad adalah Al masih, dan bukan Yesus, yang disebut sebagai Mesias yang dinubuatkan Yahudi, sementara Qur'an dan Hadits membolehkan penyebutan Mesias/Al masih kepada nabi nabi besar lainnya seperti Daud, Salomo, Yesus & Mohammad, dan ajaran Islam membolehkan menyebut Muhammad sebagai Mesias dalam konteks penyelamat umatnya. Selain itu, karya ini secara eksplisit tidak menyangkal doktrin-doktrin Islam tentang penghakiman mutlak dan pra-pengetahuan Allah — dengan menyatakan bahwa, dalam masalah perdamaian: "Allah menunggu manusia untuk bertobat" (pasal 114); sedemikian rupa sehingga jiwa-jiwa orang yang jahat di Neraka pada akhirnya dapat diselamatkan pada akhir zaman, bila mereka bersedia bertobat (pasal 113); sementara orang-orang yang benar —bahkan orang-orang suci dan para nabi— tidak dapat selamat dari rasa takut akan penghukuman; karena tidak ditolak kemungkinan bahwa suatu saat pada masa mendatang, karena terlalu yakin akan kebenaran mereka sendiri, mereka terjatuh ke dalam kesombongan (pasal 112). Karya ini memuat sebuah polemik yang panjang melawan doktrin predestinasi (pasal 164), dan mendukung ajaran pembenaran oleh iman; bahwa tujuan kekal jiwa ke surga atau neraka tidak ditetapkan sebelumnya oleh karunia Allah (seperti dalam Calvinisme), ataupun penghakiman Allah, dalam belas kasih-Nya, terhadap iman orang-orang percaya di muka bumi (seperti dalam Islam ortodoks). Sebaliknya dinyatakan bahwa mereka yang dihukum pada penghakiman terakhir, tetapi yang kemudian menjawab dalam iman, yang memeprlihatkan penyesalan yang sungguh-sungguh, dan yang membuat pilihan bebas untuk diberkati, pada akhirnya akan memperoleh perdamaian (pasal 137). Hanya mereka yang tetap sombong akan terhalang dari pertobatan yang sungguh-sungguh dan karenanya akan tetap tinggal di dalam neraka. sehingga terkesan dalam pandangan injil ini, Neraka tidak bersifat kekal. Keyakinan Pelagian yang sangat radikal ini pada abad ke-16 ditemukan di antara tradisi-tradisi Protestan anti-Trinitarian di kemudian hari yang disebut sebagai Unitarianisme. Beberapa tokoh anti-Trinitarian abad ke-16 berusaha mempertemukan agama Kristen, Islam dan Yudaisme; bedasarkan argumen-argumen yang mirip sekali dengan apa yang diajukan dalam Injil Barnabas, dengan mengatakan bahwa bila perdamaian tetap tidak terpecahkan hingga akhir zaman, maka agama manapun dari ketiga agama ini dapat menjadi jalan yang sahih untuk masuk ke surga bagi para pemeluknya. Michael Servetus atau Miguel Servet dari Spanyol, menolak rumusan Kristen tentang Tritunggal (membuktikan bahwa satu-satunya rujukan yang eksplisit terhadap Tritunggal dalam Perjanjian Baru sebagai interpolasi di kemudian hari); dan berharap dengan demikian dapat menjembatani perbedaan doktriner antara agama Kristen dan Islam. namun Pada 1553 ia dihukum mati di Jenewa di bawah kekuasaan Yohanes Calvin, tetapi ajaran-ajarannya tetap sangat berpengaruh di antara para pelarian Arianisme dan Anti Trinitarian Italia. Pada akhir abad ke-16 banyak dari mereka dianiaya baik oleh kaum Calvinis maupun oleh Inkuisisi, mencari perlindungan di Transylvania; yang saat itu berada di bawah perlindungan Turki dan memiliki hubungan yang erat dengan Istanbul. yang kemungkinan menjadi cikal bakal beradanya karya ini di turki (Christopher J. Burchill:The Heidelberg Antitrinitarians Bibliotheca Dissidentium: vol XI, Baden-Baden 1989,308p). Termasuk dalam pasal 145 adalah "Buku kecil Elia"; yang memberikan pengajaran tentang kehidupan yang benar berupa spiritualitas asketik dan pertapa. Dalam 47 pasal berikutnya, Yesus dicatat mengembangkan sebuah tema bahwa para nabi dari zaman purbakala, khususnya Obaja, Hagai dan Hosea, adalah para pertapa suci yang mengikuti aturan-aturan keagamaan ini; dan mengkontraskan para pengikut mereka – yang disebut sebagai "orang-orang Farisi sejati" – dengan "Farisi-Farisi palsu" yang hidup di dunia, dan yang merupakan lawan-lawan utamanya.. Para "Farisi sejati" ini dilaporkan berkumpul di Gunung Karmel. Hal ini cocok dengan ajaran Ordo Karmelit abad pertengahan, yang hidup sebagai kongregasi pertama di gunung Karmel pada abad ke-13; tetapi yang mengklaim (tanpa bukti) sebagai keturunan langsung Elia dan para nabi Perjanjian Lama. Pada 1291 bangsa Mamluk masuk ke Suriah memaksa para biarawan di Karmel untuk meninggalkan biara mereka, tetapi ketika menyebar di seluruh Eropa Barat mereka mendirikan kongregasi Karmelit Barat – khususnya di Italia – dan telah meninggalkan kehidupan pertapa dan idealisme asketik, dan sebaliknya mengambil kehidupan biara dan misi dari para Ordo Mendikan lainnya. Sebagian peneliti menganggap bahwa kontroversi-kontroversi yang muncul pada abad ke-14 hingga ke-16 dapat ditemukan tercermin dalam teks Injil Barnabas. Injil ini juga sesekali mengambil nada yang sangat anti-Paulin, dengan mengatakan pada naskah versi Italia nya: "banyak orang yang diperdayakan oleh Setan, dengan berpura-pura saleh, mengajarkan doktrin yang paling keji, yang menyebut Yesus anak Allah, menolak sunat yang diperintahkan oleh Allah untuk selama-lamanya, dan mengizinkan setiap daging yang haram: di antaranya juga Paulus telah diperdayakan." Ramalan tentang MesiasInjil Barnabas mengklaim bahwa Yesus meramalkan kedatangan Muhammad sebagai mesias, sehingga cocok dengan Qur'an yang menyebutkan:
Ahmad adalah nama lain dari Muhammad. Sebuah pendapat dari polemikus Islam mengaitkan nas Qur’an ini dengan rujukan-rujukan Perjanjian Baru kepada Parakletos (Yohanes 14:16, 14:26, 15:26, 16:7). Kata Yunani "parakletos" dapat diterjemahkan menjadi "Penghibur"; dan dalam tradisi Kristen, kata ini dikatakan merujuk kepada Roh Kudus. Sebagian sarjana Muslim telah mencatat kemiripannya dengan kata Yunani "periklutos" yang dapat diterjemahkan sebagai "yang terpuji"; atau dalam bahasa Arab, "Ahmad". walaupun jika dibaca dengan lengkap ayatnya ada pula yang berpendapat bahwa Parkletos ini dimaksudkan Al Quran sebab Parakletos ini menyertai sampai akhir zaman. Nama "Muhammad" sering kali disebutkan secara tegas dalam Injil Barnabas, seperti dalam kutipan berikut:
Namun, sementara ada banyak nas di mana Injil Barnabas memberikan bacaan alternatif terhadap perikop-perikop yang terdapat dalam Injil-injil kanonik, tak ada satupun rujukan kepada Muhammad yang langsung menyebut namanya muncul dalam nas-nas sinoptik; dan khususnya, tak ada satupun rujukan kepada "Muhammad" di dalam Barnabas yang sesuai dengan rujukan "Parakletos" dalam Injil Yohanes yang kanonik. Hanya ada satu kesempatan di mana Injil Barnabas dapat dianggap "mengoreksi" sebuah perikop kanonik yang dikenal, sehingga mencatat sebuah nubuat oleh Yesus tentang seorang Utusan Allah (yang tidak disebutkan namanya):
Nas ini sangat mirip dengan ayat-ayat dalam Injil Yohanes 1:19-30 yang kanonik, kecuali bahwa dalam nas ini, kata-kata tersebut diucapkan oleh Yohanes Pembaptis (di dalam Qur'an; Yahya ibn Zakariya) dan perkataan yohanes ini merujuk kepada Yesus. Muhammad sebagai Sang MesiasMenurut salah satu versi dari Injil Barnabas:
dan
Seperti telah disebutkan di atas, pernyataan-pernyataan ini tampaknya juga mengkontradiksi keyakinan Islam. sebab sebagaimana nama nya Isa Almasih ( Yesus kristus ) Ia seorang mesias juga, terdapat kecacatan pengertian tentang "mesias" dalam karya ini Namun, seorang apologet Muslim terkenal, Ahmed Deedat membantah bahwa karena "Mesias" artinya sekadar "dia yang diurapi", maka kata itu dapat dihubungkan dengan nabi manapun, dan Yesus tentu memaksudkan bahwa Muhammad memang diurapi Allah walaupun di ayat itu jelas Yesus menolak dirinya disebut Mesias. Namun, mengenai Mesias sebagai sinonim dengan orang yang diurapi, hal ini sangay tidak konsisten dengan arti kompleks dari Mesias menurut orang-orang Yahudi dari abad ke-1. Lihat Mesias. Mesias merujuk kepada seorang pribadi; dua orang tidak mungkin bersama-sama menjadi Sang Mesias. Mesias adalah seorang pemimpin Yahudi, dan menurut nubuatan kitab Tanakh. Mesias terakhir akan membawa orang Yahudi kepada kejayaan. Mesias ini yang berjuang dengan orang-orang Yahudi untuk memulihkan mereka menjadi suatu bangsa yang aman.bahkan dalam Kitab Yesaya, Mesias telah bergeser makna menjadi Pribadi Ilahi yang tidak lain adalah Allah mereka itu sendiri. dan jelas Islam tidak mengatribusikan sifat ini kepada Muhammad. Bila penulis Injil Barnabas orang yang berpengalaman berpengalaman dalam sebuah komunitas yahudi, ia akan paham makna Mesias yang berbeda. Dalam Dunia Kristen, kata ini telah mengandung konotasi dari seorang penguasa yang telah dinubuatkan yang akan menyelamatkan orang-orang percaya dari Penghakiman. justru Deskripsi mesias versi kristsn ini lebih cocok dengan pandangan Islam mengenai Muhammad. Mesias keturunan IsmaelMenurut salah satu versi dari Injil Barnabas, Yesus menyangkal bahwa dialah sang Mesias itu, dan mengklaim bahwa Mesias justru akan datang dari kalangan keturunan Ismael (yakni, Arab):
Hajj Sayed (Anggota Senior dari CIMS), dalam bukunya yang baru di Mesir, membandingkan hal ini dengan pernyataan berikut dari Alkitab yang kanonik:
Menurut Injil-injil kanonik, Mesias adalah "anak" (keturunan) Daud; karenanya, Hajj Sayed berpendapat bahwa pernyataan ini menguatkan pendapat Injil Barnabas. walaupun dalam ayat tersebut jelas yang menjawab anak daud adalah orang yahudi itu sendiri karena nubuatan dalam kitab suci mereka menyatakan bahwa mesias adalah keturunan Daud. Gagasan tentang Mesias sebagai seorang keturunan Arab juga ditemukan dalam pasal yang lain dari Injil Barnabas:
Di sini, salah satu versi Injil Barnabas juga mengutip Yesus yang mengatakan bahwa anak Abraham yang dikurbankan adalah Ismael, bukan Ishak, sesuai dengan keyakinan Islam tetapi berlawanan dengan keyakinan Yahudi dan Kristen. Dapat pula ditarik kaitan antara pernyataan dalam alinea terakhir bahwa "di dalam dia semua suku di muka bumi akan diberkati", dengan makna nama "Muhammad", yang "Dipuji (atau Berbahagia)". (Bdk.Life of Prophet Muhammad Diarsipkan 2007-12-14 di Wayback Machine.). Yesus bukan Allah ataupun Anak AllahMenurut Injil Barnabas, Yesus justru meramalkan dan menolak penyembahan dirinya sebagai Allah:
Hal ini sepenuhnya cocok dengan keyakinan Islam yang menyatakan bahwa Yesus ini adalah manusia dan seorang nabi. namun dipertentangkan dengan Keyakinan Kristen sebab jika Yahudi para imam khususnya menolong Yesus untuk tidak disalib dengan menuliskan surat kepada senat romawi. maka mengapa penyaliban masih terjadi ? Lalu hadiah seperti apa yang diterima Yudas sehingga ia mau bekerja sama dengan orang-orang romawi.
Menurut sejumlah hadits, Yesus akan kembali ke muka bumi pada masa depan dan menyatakan kepada dunia bahwa ia adalah "seorang hamba Allah". Menurut Perjanjiam Baru Yesus akan kembali ke muka bumi ada masa depan untuk menghakimi orang - orang sesuai perbuatannya. Menurut Qur'an:
Paulus dan BarnabasHajj Sayed berpendapat bahwa deskripsi Surat Galatia tentang pertikaian antara Paulus dan Barnabas agaknya mendukung gagasan bahwa Injil Barnabas telah ada pada masa Paulus. Blackhirst, sebaliknya, telah mengajukan pendapatnya bahwa laporan Galatia tentang argumen ini dapat menjadi acuan bagi si penulis Injil ini untuk menggunakan nama Barnabas pada karyanya [5] Paulus menulis dalam (Galatia pasal 2[pranala nonaktif permanen]):
Paulus di sini menyerang Petrus dan Barnabas karena "berlaku munafik terhadap orang-orang non Yahudi" dengan tetap berpegang pada hukum-hukum mereka, seperti duduk dan makan hanya dengan orang bersunat. Hal ini memperlihatkan, pada saat itu, bahwa Barnabas mengikuti Petrus dan tidak setuju dengan Paulus. walaupun pada misi penginjilan terakhir paulus justru diberitakan bahwa Barnabas dan Yohanes markuslah yang tetap setia menemani Paulus. dalam beberapa surat paulus menyampaikan rasa ketidak sukaannya terhadap guru guru palsu yang membawa ajaran asing. Sebagian pakar merasa bahwa hal ini juga menunjukkan bahwa penduduk Galatia pada saat itu menggunakan sebuah Injil atau sejumlah Injil yang bertentangan dengan keyakinan-keyakinan Paulus, dan Injil Barnabas bisa saja merupakan salah satu di antaranya (meskipun Injil Petrus mestinya adalah kandidat yang lebih wajar, mengingat isi surat yang kedua.). Terhadap laporan Galatia ini, kita dapat membandingkannya dengan Pengantar Pasal Injil Barnabas, di mana kita membaca:
Dalam konteks ini, perhatikan pula bahwa Petrus adalah salah satu dari ke-12 murid Yesus, dan Barnabas adalah salah seorang murid Yesus setelah peristiwa Pentakosta, sementara Paulus, seorang warga negara Romawi, tidak pernah hidup bersama Yesus, dan telah biasa menganiaya pengikut-pengikut Yesus namun mengalami pertemuan ilahi yang membuat dirinya bertobat.
Dari nas-nas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa Paulus dan Barnabas berhubungan baik satu sama lain, bahkan mereka terlibat dalam penginjilan bersama[17] dan diutus kepada bangsa bangsa tidak bersunat[18] ; namun, pada akhirnya, Paulus mengecam barnabas karena terseret oleh kemunafikan orang orang yahudi. Sebagai kesimpulan, sebagian sarjana Muslim percaya bahwa perbedaan-perbedaan antara Injil Barnabas dan surat surat Paulus menjadi alasan bahwa Injil Barnabas dan injil-injil lainnya selain injil sinoptik tidak dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru. Perbedaan-perbedaan non-kanonik lainnya
Perspektif IslamBeberapa Polemikus islam. mengutip karya ini karena berkesesuaian dengan pandangan mengenai Yesus (Isa Almasih), khususnya para pemikir Islam terkemuka Rashid Rida di Mesir dan Sayyid Abul Ala Maududi di Pakistan, kedua-duanya telah menerima injil ini sampai batas tertentu, Maududi kemudian mengatakanmengklaim bahwa penyebutan nama Muhammad dalam injil ini adalah sebuah nubuatan Alkitab. Sebagian sarjana Muslim juga setuju bahwa Injil Barnabas ini adalah sebuah kebenaran yang tidak dirubah rubah di kemudian hari, walaupun tidak sedikit pula sarjana muslim telahyang cukup kritis terhadap sebagian isi injil ini. mereka mengklaim memastikan bahwa Barnabas sendirilah yang menulis Injil ini, sedangkan Kitab-kitab Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes ditulis oleh para pendukung -pendukung Paulus, demi mendukung ideologi Paulus yang biasa disebut kekristenan dengan konsep penyelamatan oleh Yesus mesias - anak Allah. Yang ditulis lama setelah kejadian-kejadian yang mereka gambarkan itu berlalu. Oleh karena itu, menurut polemikus islam ini banyak bukti sejarah mendukung Injil Barnabas lebih otentik daripada injil-injil yang lain. Konsep penyelamatan mesias yesus anak Allah secara objektif dinilai bertentangan dengan pengertian mesias yang original sebagaimana yang dipahami oleh Yahudi. namun pemahamannya justru teradopsi pada sosok Rasul mulia kami walaupun dengan sedikit pengertian yang berbeda. Karena menurut islam, mesias tidaklah akanharus mati ditangan musuhnya dengan terhinacara yang hina. Dan pada dasarnya umat Yahudi juga meyakini setiap jiwa akan menanggung dosanya sendiri. Bukan seperti yang Paulus asumsikan bahwa semua dosa harustelah ditanggung yesus seorang diri, dengan kematiannya di tiang salib. YahudiPaulus sendiri memiliki keyakinan kematian orang ditiang salib adalah simbol kutukan dari Allah bukan sebaliknya seperti yang diyakini kekristenan sekaranghari ini sebagai keselamatan. Tentu pemikiran Paulus telah menyimpang jauh dari konsep aslinya. Beberapa orang Muslim mengambil posisi di antara kedua kutub ini dan menyatakan bahwa meskipun karya ini mengandung "keotentikan sejarah", betapapun juga buku ini mengandung banyak bahan dari masa Kristen Perdana yang sedikit banyak berbeda dengan tradisi-tradisi Kristen dan mengukuhkan keyakinan-ada keyakinan diluaryang Kristenterdistorsi bahkan tidak seperti Yahudipemahaman &islam Muslimseperti jumlah tingkatan langit, injil barnabas menulis jumlahnya 10. Karenakemudian proses kelahiran maria yang tidak adanyamerasakan sakit sama sekali, berbanding jauh dengan kisah konsepkelahiran AllahIsa anakdalam padasurah keduanyamaryam. Dalam beberapa hal Injil Barnabas konsisten dengan ajaran Yahudi dan muslim, sejumlah peneliti mengutipnya sebagai bukti dari keaslian Injil ini dengan pernyataan : bahwa tak seorang Muslim akan bisa memalsukan sebuah dokumen dan bahwa hal itu bertentangan dalam al-Qur'an. Mereka yakin bahwa kontradiksi-kontradiksi Injil Barnabas dengan Injil Kanonik adalah tanda-tanda kerusakan tekstual yang sengaja dilakukan para pengikut Kristen awal kepada sebagian besar isi Alkitab), walaupun disatu sisi tetap mengimani Alquran sebagai wahyu final dari Allah. hal hal yang bertentangan dengan Alquran sudah barang pasti tidak bisa diterima seluruh Umat Islam Perspektif KristenSejarawan Kristen menganggap banyak kesalahan dan kejanggalan dalam kitab ini (bisa dilihat pada bagian Indikasi Pemalsuan. Gereja menyatakan kitab ini sebagai injil apokrif, yaitu injil yang tidak diakui sebagai bagian dari kanon Alkitab karena diragukan kebenarannya. Referensi
Lihat pulaPranala luar dan teksTerbitan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Islam
Komentar umum
Perspektif Kristen
Perspektif Islam
|