Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Hubungan Israel dengan Prancis

Hubungan Prancis – Israel mengalami berbagai perubahan hingga perdebatan yang menegangkan. Prancis memiliki kedutaan besar di Tel Aviv dan konsulat jendral di Yerusalem. Israel memiliki kedutaan di Paris dan konsulat jendral di Marseille. Kedua negara adalah anggota penuh World Trade Organization (WTO). Dalam tahun-tahun terakhir, tumbuh ketegangan politik akibat dari konflik Israel-Palestina, sementara dalam sektor ekonomi dan teknologi kerjasama antara Israel dan Prancis lebih tinggi daripada dekade-dekade sebelumnya.

Hubungan Prancis dan Israel yang dulu erat kini mengalami ketegangan akibat beberapa kebijakan dan keputusan politik.[1] Salah satu pemicu adalah pernyataan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Oktober 2024 yang menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel. Macron berpendapat bahwa langkah tersebut diperlukan untuk mendorong solusi politik dan gencatan senjata di Lebanon. Namun, pernyataan tersebut mendapat kecaman dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netahanyu, yang menganggap sebagai tindakan tidak pantas. Selain itu, Prancis melarang perusahaan pertahanan Israel berpartisipasi dalam pameran senjata Euronaval di Paris pada bulan yang sama. Keputusan ini semakin memperburuk hubungan kedua negara, bahkan mendorong Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengambil langkah hukum dan diplomatik. Katz mengecam keputusan Prancis sebagai tindakan yang tidak demokratis dan tidak pantas dilakukan oleh negara sekutu.[2]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ "Dahulu Sekutu, Kini Hubungan Prancis dan Israel Memanas, Apa Sebabnya?". Tempo. 2024-11-13. Diakses tanggal 2025-03-06.
  2. ^ Wintour, Patrick; editor, Patrick Wintour Diplomatic (2024-10-06). "Netanyahu hits out at Macron over call for halt to arms exports to Israel". The Guardian (dalam bahasa Inggris (Britania)). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2025-03-06.
Kembali kehalaman sebelumnya