Howitzer![]() Howitzer (/ˈhaʊ.ɪtsər/) adalah senjata artileri yang berada di antara meriam (atau meriam lapangan) dan mortir. Senjata ini mampu menembak dari sudut rendah seperti meriam lapangan dan dari sudut tinggi seperti mortir, mengingat perbedaan antara sekat tembak sudut rendah dan sudut tinggi pada 45 derajat atau 800 mil (NATO). Dengan kemampuan jarak jauhnya, howitzer dapat digunakan dengan sangat efektif dalam formasi baterai dengan senjata artileri lainnya, seperti senjata laras panjang, mortir, dan artileri roket. Howitzer dihargai karena kemampuannya untuk menembakkan peluru peledak dan bahan pembakar ke dalam benteng. Tidak seperti mortir, yang memiliki sudut tembak tetap, howitzer dapat ditembakkan dari berbagai sudut, sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pertempuran. Sepanjang abad ke-18 dan ke-19, howitzer berevolusi menjadi lebih lincah dan serbaguna. Pengenalan alur laras pada pertengahan abad ke-19 menyebabkan perubahan signifikan dalam desain dan penggunaan howitzer. Pada awal abad ke-20, howitzer diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan ukuran dan perannya, termasuk howitzer lapangan, howitzer pengepungan, howitzer pengepungan superberat, dan howitzer pertahanan. Howitzer adalah salah satu jenis dari artileri, desain bentuknya berada di antara meriam dan mortir.[1] Nama Howitzer berasal dari kata dalam bahasa Ceko houfnice (diturunkan dari bahasa Jerman: haubitze dan bahasa Belanda: houwitser), meriam dari abad ke-15 yang digunakan oleh suku Hussites dalam perang Hussite.[2] Howitzer berbeda dari jenis meriam artileri lainnya dalam hal trayek penembakannya. Howitzer menembak dalam sudut dan lintasan peluru yang tinggi serta memiliki daya penghancur yang sangat besar karena proyektil yang dilontarkan. Howitzer modern dapat ditarik kendaraan militer atau berpenggerak sendiri. Howitzer kecil dapat ditarik oleh kendaraan militer ringan atau diangkut oleh helikopter.[3] Jenis
Referensi
|