Hippotragus equinus
Hippotragus equinus adalah antelop besar penghuni sabana yang dapat ditemukan di Afrika bagian Barat, Selatan, dan beberapa di Afrika Tengah dan Timur.[3] Hewan ini dinamakan dauk karena memiliki warna bulu cokelat kemerahan (sedikit kemerahan, sandy-brown), perut palahala dauk berwarna lebih terang. Di area wajah serta moncong (sebagian besar) berwarna putih, tetapi di sekitar mata dan pangkal moncong berwarna hitam (seperti topeng) yang pada palahala dauk betina warnanya sedikit lebih terang. Selain itu, palahala dauk mempunya sepasang tanduk yang terbuat dari tulang yang dilapisi keratin. Baik jantan maupun betina, sama-sama memiliki tanduk walaupun tanduk itu lebih besar pada palahala jantan yang bisa tumbuh hingga 100 cm (39 inci). Jantan dan betina memiliki surai pendek, tegak, seperti mohawk yang menjuntai di punggung dan mempunyai janggut yang sangat tipis dan lebat, ciri ini lebih menonjol pada jantan. Surai dan janggut ini berwarna lebih gelap pada bagian ujung. Surainya membentang di sepanjang punggung dan perut palahala dauk, lalu pada bagian ekornya berwarna gelap. Palahala dauk memiliki telinga panjang nan tegak seperti telinga keledai. Palahala dauk merupakan salah satu antelop terbesar di dunia, setelah eland (Taurotragus sp.) dan nilgai (Boselaphus tragocamelus). Panjang hewan ini berkisar 190–240 cm (75-94 inci) dari kepala hingga ke pangkal ekor, dengan panjang ekor 37–48 cm (15-19 inci). Berat palahala dauk jantan bisa mencapai 242–300 kg (534-661 lb) dan betina 223–280 kg (492-617 lb), dengan tinggi bahu sekitar 130–140 cm (51-55 inci).[4][5][6] Lihat pulaReferensi
|