Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Harpa mulut

Seorang wanita sedang memainkan morchang dari Rajasthan.
Kamuz dari Slovakia.
Pikon milik suku Hubula (Dani).

Harpa mulut adalah alat musik yang terbuat dari bambu, pelepah enau, kayu, atau logam, yang dimainkan dengan mendekatkannya ke rongga mulut, kemudian menarik-narik utas (tali) yang dihubungkan dengan lidah getar pada alat musik tersebut, atau memetik lidah getar berupa lamela logam, sedangkan mulut si pemakai berfungsi sebagai resonator. Genggong termasuk alat musik jenis idiofon yang dimainkan dengan cara dipetik (lamelofon).

Penamaan dan variasi

Berbagai variannya ada di berbagai penjuru dunia, seperti: Jew's harp, jaw harp, atau mouth harp (Inggris), drumbla (Slowakia), khomus (Siberia), morchang (Rajasthan).

Di Indonesia terdapat karinding (Jawa Barat), Genggong (Bali), rinding (Jawa Tengah), sagasaga (Sumatra Utara), kuriding (Kalimantan Selatan), pikon (Papua Pegunungan), knobe oh (NTT), selober (NTB), yori (Sulawesi Tengah), gongga lawe (Sulawesi Barat).

Sejarah

Penggambaran paling awal tentang seseorang yang sedang memainkan harpa mulut terdapat pada lukisan Tionghoa yang dibuat pada abad ke-4 SM.[1] Peninggalan arkeologis di Eropa berupa harpa mulut yang masih utuh juga diklaim berasal dari zaman yang sama, tapi tidak ada catatan maupun lukisan sejarah yang berasal dari masa tersebut yang menampilkan alat musik harpa mulut.[2]

Genggong Bali

Genggong Bali adalah alat musik harpa mulut tradisional yang berasal dari Bali dan diwariskan secara turun temurun, kemungkinan besar ditemukan pada abad ke-18 di desa Batuan, Gianyar yang sampai saat ini masih menjadi alat musik yang populer disana. [3] Dahulu, genggong sering dimainkan oleh para petani sambil melepas lelah di sawah. Bahkan, tidak jarang juga dulu seseorang memainkan genggong dengan maksud untuk menarik perhatian wanita (kekasihnya). Fungsi perangkat gamelan ini sekarang hanyalah terbatas untuk keperluan hiburan belaka (balih-balihan). Pada masa lalu gamelan genggong Bali juga sering dipergunakan dalam rangkaian upacara perkawinan, yaitu pada saat pengantin pria menjemput pengantin wanita atau pada waktu upacara permakluman secara religi (mepejati)

Alat musik ini berasal dari pelapah pohon enau (Dalam Bahasa Bali disebut pugpug) Genggong sangat berhubungan erat dengan laras slendro empat nada, yang dipakai dalam gamelan Bali Genggong yang semula merupakan instrumen tunggal, dalam perjalanan sejarahnya kemudian dikembangkan dan berkembang menjadi sebuah barungan (ensambel).[4]

Referensi

  1. ^ "Sicilian Item of the day:Marranzano". Siciliamo (blog). 2007-08-10. Diarsipkan dari asli tanggal 2023-04-08. Diakses tanggal 2008-02-20.
  2. ^ Silkroad Foundation; Lee, Adela C.Y. "The Search for the Origins of the Jew's Harp". silkroadfoundation.org. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-04-30. Diakses tanggal 20 June 2015.
  3. ^ https://budaya-data.kemdikbud.go.id/wbtb/objek/AA001514
  4. ^ https://isi-dps.ac.id/genggong-2/

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya