Grant Thornton LLP adalah salah satu bagian dari Grant Thornton International, jaringan akuntansi dengan total pendapatan berbasis jasa terbesar ketujuh di dunia.[1] Grant Thornton LLP adalah organisasi akuntansi dan penasehatan terbesar keenam di Amerika Serikat.[2] Perusahaan ini mengoperasikan 59 kantor di seantero Amerika Serikat dengan sekitar 8.500 pegawai, 550 mitra, dan mencatatkan pendapatan tahunan lebih dari US$1,9 miliar.[3][4]
Pada tahun 1924, Alexander Richardson Grant, yang pada saat itu masih berusia 26 tahun dan bekerja sebagai akuntan senior di Ernst & Ernst (kemudian Ernst & Young), memutuskan untuk keluar dan mendirikan perusahaannya sendiri bersama William O’Brien. Alexander Grant & Co. pun didirikan di Chicago dan mulai menyediakan layanan untuk perusahaan kelas menengah. Perusahaan inipun tumbuh pesat di bawah kepemimpinan sejumlah orang selama tiga dekade kemudian.[butuh rujukan]
Pada tahun 1961, perusahaan ini mendirikan kantor pusat di Chicago dan berhasil mencatatkan pendapatan lebih dari $5 juta. Pada saat itu, kompetitor perusahaan ini adalah Binder Dijker Otte & Co. (BDO) yang didirikan di Eropa.[6]
Selama pertengahan dekade 1960-an, perusahaan ini memutuskan untuk berekspansi ke luar Amerika Serikat. Pada tahun 1969, Alexander Grant & Co. bergabung dengan sejumlah perusahaan asal Australia, Kanada, dan Britania Raya untuk membentuk Alexander Grant Tansley Witt.
Pada tahun 1980, Alexander Grant & Co. telah bergabung dengan 49 biro akuntansi lain, salah satunya dengan Thornton Baker asal Britania Raya, untuk membentuk sebuah jaringan dengan nama Grant Thornton International.
Pada tahun 1985, Alexander Grant & Co. bergabung dengan Fox & Co., sehingga menjadi biro akuntansi terbesar kesembilan di Amerika Serikat, tepat di belakang "Delapan Besar" biro akuntansi di Amerika Serikat. Pada saat itu, perusahaan ini telah memiliki 80 kantor dan mempekerjakan lebih dari 3.000 orang.[7]
Pada tahun 1986, Alexander Grant & Co. mengubah namanya menjadi Grant Thornton, sebagai hasil dari afiliasinya dengan Thornton Baker, yang juga mengubah namanya menjadi Grant Thornton.[8]
Baru-baru ini
Pada tahun 2002, Grant Thornton mengakuisisi 7 kantor, 43 mitra, dan 396 pegawai yang sebelumnya dimiliki oleh Arthur Andersen.[7]
Pada bulan Juni 2014, Grant Thornton mengumumkan J. Michael McGuire sebagai CEO baru.[9]
Pada bulan Agustus 2019, Brad Preber ditunjuk menjadi CEO baru.
Hingga tahun 2019, Grant Thornton merupakan biro akuntansi terbesar keenam di Amerika Serikat[2] dan memiliki 59 kantor di Amerika Serikat dengan lebih dari 550 mitra dan 7.000 pegawai. Pendapatan perusahaan ini pada tahun fiskal 2018 adalah sebesar $1,7 miliar.[3]
Pada bulan Maret 2020, Grant Thornton LLP bekerja sama dengan GroupSense, sebuah perusahaan perlindungan risiko digital, untuk menawarkan solusi mitigasi kejahatan digital.[10]
Layanan
Grant Thornton menawarkan tiga layanan utama, yakni:[11]
Pajak: Menawarkan layanan pajak profesional, yang meliputi penasehatan pajak federal, lokal, dan negara bagian, penasehatan & kepatuhan pajak internasional, konsultansi kompensasi & manfaat, layanan kekayaan pribadi, akuntansi pajak, dan penasehatan risiko.
Penasehatan: layanan di bidang strategi bisnis, kepemimpinan, risiko & kepatuhan, perbaikan performa, dan teknologi informasi.
Meja Pajak
Meja pajak dikembangkan oleh Grant Thornton untuk menghubungkan anggota jaringannya di seluruh dunia guna membantu klien di berbagai negara untuk mengembangkan bisnisnya dan memecahkan masalah yang serupa di berbagai negara. Grant Thornton telah membentuk meja ini untuk menghubungkan jaringannya di Amerika Serikat dengan di Britania Raya, di Amerika Serikat dengan di Tiongkok, serta di Amerika Serikat dengan di Jepang.[12]
Kritik
Sejumlah defisiensi audit ditemukan oleh Public Company Oversight Board (PCAOB) di delapan perusahaan yang diaudit oleh Grant Thornton, saat menginspeksi audit yang dilakukan oleh perusahaan ini pada tahun 2005. Dalam laporannya, PCAOB menyimpulkan bahwa perusahaan ini tidak memiliki cukup bukti untuk mendukung opini auditnya. Grant Thornton pun menanggapi kritik PCAOB tersebut pada tanggal 4 Juni 2007. Dalam surat tanggapannya, perusahaan ini menulis bahwa "Kami sangat tidak setuju dengan penggunaan komentar yang terlalu luas, seperti ‘gagal untuk mengidentifikasi’, ‘gagal untuk melakukan,’".[13]
Pada bulan April 2012, Grant Thornton dituduh oleh kliennya, Bill Yung dan keluarganya. Perusahaan ini menyembunyikan informasi yang sebenarnya kepada Bill dan menjual sebuah penampungan pajak kepadanya. Terdapat 90% kemungkinan bahwa IRS akan menolak penampungan tersebut. Pengadilan Tinggi Kentucky pun memerintahkan Grant Thornton untuk membayar $20 juta sebagai ganti rugi dan $80 juta sebagai denda.[14]
Sponsor
Pada bulan Desember 2017, Grant Thornton menandatangani kesepakatan kemitraan pemasaran selama lima tahun dengan PGA Tour dan menggantikan Pricewaterhouse Coopers sebagai "Mitra Pemain".[15] Pada saat itu, Grant Thornton juga menandatangani kesepakatan terpisah dengan pegolf professional, Rickie Fowler.[16]
Pada bulan Maret 2016, Grant Thornton menandatangani perjanjian tahun jamak dengan National Center for the Middle Market (NCMM). Pada tahun 2015, Grant Thornton resmi menjadi sponsor tahun jamak untuk tim basket Charlotte Hornets. Markas Hornets, Crown Club pun akan diubah namanya menjadi "Grant Thornton Crown Club."[17]
Referensi
^Smith, Philip. "Top 20 International Networks 2018". www.accountancyage.com. Accountancy Age. Diarsipkan dari asli tanggal 2019-06-27. Diakses tanggal February 18, 2019.
^KOMPUTER, UNIVERSITAS SAINS & TEKNOLOGI. "Grant Thornton LLP" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2022-06-09. Diakses tanggal 2022-06-05.
^ abInternational Directory of Company Histories, Vol.57. St. James Press. 2004.