Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Google AI

Google AI adalah divisi Google yang berfokus pada kecerdasan buatan.[1] Divisi ini pertama kali diumumkan oleh CEO Sundar Pichai dalam acara Google I/O pada tahun 2017.[2]

Sejak didirikan, Google AI telah memperluas jangkauannya dengan membuka fasilitas penelitian di berbagai kota dunia, seperti Zurich, Paris, Israel, dan Beijing.[3]

Reorganisasi dan Pembentukan Google DeepMind

Pada April 2023, Google mengumumkan sebuah reorganisasi besar yang menggabungkan tim Google AI (khususnya unit Google Brain) dengan DeepMind, sebuah laboratorium AI yang diakuisisi Google pada tahun 2014. Penggabungan ini membentuk satu unit tunggal yang kuat bernama Google DeepMind.[4]

Langkah ini diambil untuk mengakselerasi pengembangan AI di Google dan menyatukan talenta-talenta riset di bawah satu kepemimpinan. Sebagai bagian dari perubahan ini, pimpinan lama Google AI, Jeff Dean, diangkat ke posisi Chief Scientist untuk Google Research dan Google DeepMind.[5]

Isu dan Kontroversi

Dewan Penasihat Etika (ATEAC)

Pada Maret 2019, Google membentuk Dewan Penasihat Eksternal Teknologi Lanjutan (Advanced Technology External Advisory Council atau ATEAC) untuk memberikan panduan terkait isu-isu etika dalam pengembangan AI. Namun, dewan ini dibubarkan hanya selang seminggu setelah dibentuk menyusul protes dari ribuan karyawan Google terhadap salah satu anggotanya, Kay Coles James.[6]

Perubahan Kebijakan Etika AI

Pada Februari 2024, Alphabet, perusahaan induk Google, memperbarui halaman "Prinsip-Prinsip AI" mereka. Salah satu perubahan yang disorot adalah penghapusan kalimat yang secara eksplisit melarang penggunaan AI untuk pengembangan senjata. Perubahan ini memicu kekhawatiran dari sejumlah pihak, meskipun Google menyatakan bahwa prinsip utama dan praktik mereka tidak berubah.[7][8]


Reorganisasi dan Pembentukan Google DeepMind

Pada April 2023, Google mengumumkan sebuah reorganisasi besar yang menggabungkan tim Google AI (khususnya unit Google Brain) dengan DeepMind, sebuah laboratorium AI yang diakuisisi Google pada tahun 2014. Penggabungan ini membentuk satu unit tunggal yang kuat bernama Google DeepMind.[9]

Langkah ini diambil untuk mengakselerasi pengembangan AI di Google dan menyatukan talenta-talenta riset di bawah satu kepemimpinan. Sebagai bagian dari perubahan ini, pimpinan lama Google AI, Jeff Dean, diangkat ke posisi Chief Scientist untuk Google Research dan Google DeepMind.[10]

Isu dan Kontroversi

Dewan Penasihat Etika (ATEAC)

Pada Maret 2019, Google membentuk Dewan Penasihat Eksternal Teknologi Lanjutan (Advanced Technology External Advisory Council atau ATEAC) untuk memberikan panduan terkait isu-isu etika dalam pengembangan AI. Namun, dewan ini dibubarkan hanya selang seminggu setelah dibentuk menyusul protes dari ribuan karyawan Google terhadap salah satu anggotanya, Kay Coles James.[11]

Perubahan Kebijakan Etika AI

Pada Februari 2024, Alphabet, perusahaan induk Google, memperbarui halaman "Prinsip-Prinsip AI" mereka. Salah satu perubahan yang disorot adalah penghapusan kalimat yang secara eksplisit melarang penggunaan AI untuk pengembangan senjata. Perubahan ini memicu kekhawatiran dari sejumlah pihak, meskipun Google menyatakan bahwa prinsip utama dan praktik mereka tidak berubah.[12][13]

  1. ^ Jhonsa, Eric (18 May 2017). "Google Has an AI Lead and Is Putting It to Good Use". TheStreet.com. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal August 2, 2017. Diakses tanggal 19 May 2017.
  2. ^ "Google I/O'17: Google Keynote". YouTube. Google Developers. May 17, 2017. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal July 20, 2023. Diakses tanggal 18 May 2017.
  3. ^ Daim, Tugrul U.; Meissner, Dirk (2020). Innovation Management in the Intelligent World: Cases and Tools (dalam bahasa Inggris). Cham, Switzerland: Springer Nature. hlm. 57–58. ISBN 978-3-030-58300-2.
  4. ^ Elias, Jennifer (2023-04-20). "Read the internal memo Alphabet sent in merging A.I.-focused groups DeepMind and Google Brain". CNBC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal June 22, 2023. Diakses tanggal 2023-06-22.
  5. ^ Bergen, Mark; Alba, Davey (2023-01-20). "Google's Treasured AI Unit Gets Swept Up in 12,000 Job Cuts". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal February 13, 2023. Diakses tanggal 2023-06-22.
  6. ^ Vox, Ford (2019-04-04). "Google dissolves AI ethics board a week after announcing it". The Verge. Diakses tanggal 2024-08-30.
  7. ^ Maruf, Ramishah (2024-02-04). "Google erases promise not to use AI technology for weapons or surveillance". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-30.
  8. ^ "Google ending AI arms ban incredibly concerning, campaigners say". www.bbc.com (dalam bahasa Inggris (Britania)). 2024-02-05. Diakses tanggal 2024-08-30.
  9. ^ Elias, Jennifer (2023-04-20). "Read the internal memo Alphabet sent in merging A.I.-focused groups DeepMind and Google Brain". CNBC (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal June 22, 2023. Diakses tanggal 2023-06-22.
  10. ^ Bergen, Mark; Alba, Davey (2023-01-20). "Google's Treasured AI Unit Gets Swept Up in 12,000 Job Cuts". Bloomberg.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal February 13, 2023. Diakses tanggal 2023-06-22.
  11. ^ Vox, Ford (2019-04-04). "Google dissolves AI ethics board a week after announcing it". The Verge. Diakses tanggal 2024-08-30.
  12. ^ Maruf, Ramishah (2024-02-04). "Google erases promise not to use AI technology for weapons or surveillance". CNN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-08-30.
  13. ^ "Google ending AI arms ban incredibly concerning, campaigners say". www.bbc.com (dalam bahasa Inggris (Britania)). 2024-02-05. Diakses tanggal 2024-08-30.
Kembali kehalaman sebelumnya