Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Garam empedu

Garam empedu
Struktur beberapa asam empedu utama.
Rincian
SistemSistem pencernaan
FungsiEmulsifikasi lemak, pencernaan dan penyerapan vitamin larut lemak
Pengidentifikasi
Bahasa LatinSal biliare
Daftar istilah anatomi

Garam empedu adalah senyawa hasil konjugasi antara asam empedu dengan asam amino seperti glisin atau taurin, yang diproduksi di hati dan disekresikan ke dalam empedu. Garam empedu berperan penting dalam pencernaan lemak dan penyerapan vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.

Biosintesis dan siklus

Asam empedu disintesis dari kolesterol di hati, kemudian dikonjugasi menjadi garam empedu. Setelah disimpan dalam kantong empedu, garam empedu dilepaskan ke dalam usus halus saat proses pencernaan berlangsung, terutama setelah konsumsi makanan berlemak. Setelah menjalankan fungsinya, garam empedu akan diserap kembali di ileum terminal dan kembali ke hati melalui sirkulasi enterohepatik. [1]

Fungsi

Fungsi utama garam empedu adalah:

  • Emulsifikasi lemak, yaitu memecah lemak menjadi partikel kecil agar dapat dicerna oleh lipase pankreas.
  • Membantu penyerapan vitamin larut lemak.
  • Memiliki sifat antimikroba terhadap bakteri usus tertentu.
  • Mengatur produksi empedu melalui mekanisme umpan balik.

[2]

Jenis

Beberapa jenis utama garam empedu meliputi:

  • Glikokolat
  • Taurokolat
  • Glikokenodeoksikolat
  • Taurokenodeoksikolat

Garam empedu dapat diklasifikasikan sebagai:

  • **Primer** – disintesis langsung di hati (misalnya, asam kolat, asam kenodeoksikolat)
  • **Sekunder** – hasil transformasi mikroba di usus (misalnya, asam deoksikolat, asam litokolat)

[3]

Gangguan terkait

Beberapa gangguan kesehatan yang berkaitan dengan produksi atau sirkulasi garam empedu antara lain:

Aplikasi klinis

Garam empedu sintetis seperti ursodeoksikolat digunakan dalam pengobatan:

  • Batu empedu kolesterol non-kalsifikasi
  • Kolangitis bilier primer
  • Gangguan hati tertentu

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Ridlon, Jason M. (2021). "Chapter 1". Bile Acids and the Gut Microbiome. National Center for Biotechnology Information (US). Diakses tanggal 3 Juli 2025.
  2. ^ Hofmann, Alan F. (1999). "The continuing importance of bile acids in liver and intestinal disease". Archives of Internal Medicine. 159 (22): 2647–2658. doi:10.1001/archinte.159.22.2647.
  3. ^ Gropper, S.S. (2017). Advanced Nutrition and Human Metabolism (Edisi 7th). Cengage Learning. ISBN 9781305253809.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya