Gadis Sampul 1997 adalah kontes remaja wanitaGadis Sampul yang diselenggarakan kesebelas kalinya oleh majalah GADIS, yang bertujuan untuk mencari wajah-wajah baru yang akan menghiasi sampul majalah GADIS.
GADIS Sampul tahun 1997 yang diadakan pada akhir tahun ini diadakan pada bulan Oktober dengan sponsor Belia (PT Martina Berto) dan Vitacimin (Takeda Pharmaceutical Company). Selain dua sponsor yang telah disebutkan, acara ini didukung oleh MTV Asia Tenggara. Acara tahun ini diberikan tema dunia sihir dan mistis dengan nama Abrakadabra. 14 finalis terpilih dari 9.788 formulir yang masuk ke redaksi GADIS.
Karantina
Karantina GADIS Sampul tahun ini diadakan mulai 26 Oktober 1997 hingga 2 November 1997.
Pembukaan karantina GADIS Sampul tahun 1997 berbentrokan dengan jadwal ujian akhir caturwulan di beberapa sekolah di Indonesia sehingga hanya 9 finalis yang hadir di acara pembukaan karantina. Finalis yang hadir diberi pembekalan untuk karantina GADIS Sampul oleh pemimpin redaksi majalah GADIS, Dewi Dewo. Selama 7 hari karantina, finalis akan menginap di Hotel Sahid Jaya dan berpisah dengan orang tua, keluarga, teman, dan kekasih. Sebelum acara karantina dimulai, para finalis yang hadir memeluk orang tua mereka yang menemani mereka mengikuti acara pembukaan masa karantina.
Setelah acara pembukaan, finalis yang hadir diberikan hadiah-hadiah untuk finalis, seperti tas, satu paket make-up dan skincare dari Belia, satu paket vitamin hisap dan kunyah dari Vitacimin, kamus elektronik Alfa Link, tiga pasang sepatu, liontin emas, kamera, baju, aksesoris, jam tangan, satu paket merchandise dari MTV, dan voucher belanja di Sogo bernilai satu juta rupiah. Selain itu, para pemenang akan mendapatkan hadiah berlibur langsung ke Singapura untuk mengunjungi MTV Land. Hadiah-hadiah tersebut diberikan secara simbolis oleh Dewi Dewo kepada Verininta asal Bontang dan Elies asal Malang sebagai perwakilan finalis.
Setelah menerima hadiah, para finalis yang hadir diminta untuk masuk studio untuk melakukan pemotretan pertama. Finalis masih belum terbiasa beraksi di depan kamera profesional. Kegiatan selanjutnya adalah mencoba pakaian dari Adjie Notonegoro dan Jeany Johannes. Setelah mencoba pakaian, finalis yang hadir makan siang dan kembali melakukan pemotretan di studio.
Pemotretan dan latihan adalah dua hal yang menyita waktu keempat belas finalis GADIS Sampul.
Untuk pemotretan, finalis yang menjadi model harus mengikuti arahan pengarah gaya (stylist) dan fotografer. Beberapa cerita pemotretan pada masa karantina GADIS Sampul 1997 antara lain:
Elies, Elvien, dan Verininta diminta menjadi model untuk halaman kecantikan dan melakukan pemotretan di atas gedung fitnes Hotel Sahid. Tempat untuk pemotretan di lokasi yang bagus dengan cahaya matahari yang oke. Namun, angin sedang berhembus dengan kencang membuat dandanan dan baju yang sudah ditangani menjadi berantakan. Dahan-dahan pohon di sekitar lokasi pemotretan bergerak ditiup angin dan membentuk bayangan yang kurang bagus di wajah finalis. Matahari yang terik membiat mata salah satu finalis, Venny, menjadi silau sehingga ia baru membuka mata lebar-lebar ketika pengarah gaya menghitung di angka "tiga".
Nike (Eunike), Ranie (Meirani), Shirin, dan Kallista melakukan pemotretan di kamar hotel. Rambut Shirin dibuat kepang kriwil sampai ketiga finalis lain dibuat heran, penasaran, dan ingin rambutnya dibuat sama seperti Shirin. Setelah kepang Shirin dibuka, rambut Shirin mekar dan terlihat kribo. Hal ini membuat finalis yang berfoto dengan Shirin tertawa terbahak-bahak. Salah satu finalis, Kalista dari Semarang, memiliki kepribadian yang tomboy. Namun, ia tidak bisa menolak jika harus diminta bergaya feminin dan dipakaikan baju yang lebih feminin. Meskipun awalnya canggung, Kallista sudah cukup luwes saat di foto.
Selain pemotretan, agenda penting lainnya selama karantina adalah latihan untuk malam penobatan. Inilah beberapa cerita seputar latihan untuk malam penobatan:
Latihan dimulai pada tanggal 28 Oktober 1997 dengan arahan oleh Ari Tulang di Sanggar Sangrila yang berlokasi di Senayan. Pada latihan pertama, finalis diajarkan jalan dan pose yang menarik. Ari Tulang mencontohkan gaya jalan yang benar kepada para finalis. Namun, salah satu finalis, Kallista Ardith, agak kesulitan mengikuti latihan. Untuk pose, Ari Tulang membiarkan finalis menciptakan pose masing-masing dan ia mengoreksi jika pose beberapa finalis yang masih kurang. Seperti pose pilihan Elies yang terlihat membungkuk dan menunduk dan pose Callista yang menyerupai pose binaragawati. Setelah berlatih jalan dan pose, Ari Tulang memberikan pengarahan kepada para finalis soal bentuk panggung dan gerakan mereka di panggung. Hal ini dilakukan agar finalis bisa membayangkan operet di malam penobatan. Latihan yang dimulai sejak jam 18:00 berakhir pada jam 21:30.
Pada latihan hari kedua (29 Oktober 1997), latihan dimulai pada jam 16:00. Hari ini mereka berlatih tanya jawab dengan Taufik Savalas. Para finalis juga berlatih adegan operet dengan Taufik.
Pada latihan hari ketiga (30 Oktober 1997), tempat latihan dipindah dari Sanggar Sangrila di Senayan ke Gelanggang Remaja Bulungan yang dimulai sejak jam 09:30. Latihan hari ini diikuti pula oleh Taufik Savalas dan Becky Tumewu. Selain latihan tanya jawab, para finalis juga berlatih menggunakan kostum dan sepatu hak tinggi. Latihan pada hari ketiga banyak ditonton oleh orang, karena mereka berlatih di tempat umum. Latihan di hari ketiga ini sudah lebih banyak kemajuannya dan Ari Tulang tidak banyak menegur finalis karena latihan hanya berlangsung hingga jam 12:00 karena para finalis harus mengikuti penjurian. Namun seusai penjurian, finalis harus kembali berlatih dari jam 22:00 hingga jam 23:30 untuk mengingat gerakan yang dipelajari. Sebelum latihan usai, Petty Siti Fatimah, redaktur senior majalah GADIS, menceritakan alur operet pada para finalis dan menutup latihan dengan doa.
Hari latihan terakhir (31 Oktober 1997), merupakan latihan gladiresik di panggung malam penobatan. Para finalis harus mengenal panggung dan berlatih naik turun tangga dengan sepatu hak tinggi.
Penjurian
Acara lainnnya
Selama karantina, kegiatan para finalis tidak hanya diisi oleh latihan dan pemotretan. Mereka juga mengikuti banyak kegiatan seru lainnya. Berikut adalah rangkuman kegiatan mereka:
Pada hari keempat karantina (29 Oktober 1997), empat belas finalis GADIS Sampul 1997 mengunjungi gerai Sogo di Plaza Indonesia. Semua finalis tampak serius berbelanja dengan voucher belanja sebesar satu juta rupiah sampai ada yang harus merogoh uang tambahan meskipun telah mendapatkan voucher.[3]
Para finalis juga makan siang bersama Jamie Aditya, salah satu VJ MTV, di Restoran Candi Dieng yang terletak di Hotel Sahid Jaya. Nadya Hutagalung direncanakan ikut makan siang tetapi ia batal ikut karena pesawatnya terkena delay.[4]
Pada hari ketiga karantina (28 Oktober 1997), para finalis diajak ke pabrik milik PT Martina Berto, perusahaan yang memproduksi kosmetik Belia, di Kawasan Industri Pulogadung. Di pabrik itu finalis akan melihat proses pembuatan kosmetik Belia dan mengikuti acara make-up class yang dipandu oleh Sahrul Gunawan dan Cut Tari.[5]
Pada malam hari di hari pertama karantina (26 Oktober 1997), 4 finalis yang tidak ikut acara pembukaan, hadir pada makan malam yang diadakan di EXPOSE The Cafe, kafe yang dimiliki tiga peragawati kondang Indonesia (Kintan Umari, Larasati, dan Ratih Sanggarwati) yang terletak di Kebayoran Baru.[6]
Kegiatan lain yang penting adalah menandatangani kontrak dengan pihak GADIS sebagai model. Hal ini ditujukan untuk menunjukkan keseriusan mereka untuk berkarir bersama pihak majalah GADIS.[7]
^HD, Ria (1997-11-21). "Seseruan bareng MTV!". Majalah GADIS Edisi 31 Tahun 1997.
^Desiyanti, author (1997-11-21). "Belajar Dandan di BELIA". Majalah GADIS Edisi 31 Tahun 1997.
^Athine, author (1997-11-21). "Enak & Asyik di EXPOSE". Majalah GADIS Edisi 31 Tahun 1997.
^"Cinta Mama". Majalah GADIS Edisi 31 Tahun 1997. author. ;
^Singiku adalah band yang berasal dari Jakarta. Terdiri dari 3 orang yaitu Wiby, Pongky dan Danny. Band ini hanya memiliki 1 album (one hit wonder) dengan lagu yang populer dengan judul Kebebasan, dimana video klipnya mendapatkan penghargaan sebagai klip terbaik di VMI award 1997.