FipronilFipronil adalah insektisida berspektrum luas yang termasuk dalam kelas insektisida fenilpirazol. Fipronil mengganggu sistem saraf pusat serangga dengan menghalangi saluran ion berpagar ligan dari reseptor GABA A ( kelompok IRAC 2B) dan saluran klorida berpagar glutamat (GluCl). Hal ini menyebabkan hipereksitasi saraf dan otot serangga yang terkontaminasi. Spesifisitas fipronil terhadap serangga diyakini karena afinitas pengikatannya yang lebih besar terhadap reseptor GABA A serangga daripada yang ada pada mamalia, dan karena aksinya pada saluran GluCl, yang tidak ada pada mamalia. Hingga tahun 2017, tampaknya tidak ada resistensi yang signifikan di antara kutu terhadap fipronil.[1][2][3][4] Fipronil digunakan sebagai bahan aktif dalam produk pengendali kutu untuk hewan peliharaan dan umpan kecoa rumahan serta pengendalian hama ladang untuk jagung, lapangan golf, dan rumput komersial. Penggunaannya yang luas membuat efek spesifiknya menjadi perhatian utama. Pengamatan terhadap kemungkinan bahaya bagi manusia atau ekosistem sedang berlangsung serta pemantauan perkembangan resistensi pestisida. Lihat pula
Referensi
|