Ketika Kronos dan Filira sedang bercinta di Gunung Pelion,[5]Rhea istri Kronos mendatangi mereka. Karena tidak ingin ketahuan, Kronos berubah menjadi kuda jantan dan kabur. Karena itu, keturunan mereka berbentuk setengah manusia, setengah kuda.[6][7]
Ketika melahirkan Kheiron, Filira merasa jijik dengan wujud putranya dan langsung membuangnya. Dia memohon kepada para dewa untuk mengubah dirinya menjadi apa pun selain antropomorfik karena dia malu memiliki anak yang mengerikan. Para dewa, khususnya Zeus, mengubahnya menjadi pohon limau.[8]
Dalam beberapa versi, Filira dan Khariklo, istri Kheiron, merawat Akhilles muda.[9] Tempat tinggal Kheiron di Pelion (tempat murid-muridnya dibesarkan) dikenal sebagai "gua Philyra".[10] Kheiron sering disebut dengan Philyrides matronim atau sejenisnya.[11] Kronos dan Filira kemungkinan memiliki dua putra lain yakni Dolops dan Aphrus, nenek moyang dan eponim dari Aphroi, yaitu penduduk asli Afrika.[12][13]
Callimachus, Callimachus and Lycophron with an English translation by A. W. Mair ; Aratus, with an English translation by G. R. Mair, London: W. Heinemann, New York: G. P. Putnam 1921. Internet Archive.
Pindar, The Odes of Pindar including the Principal Fragments with an Introduction and an English Translation by Sir John Sandys, Litt.D., FBA. Cambridge, MA., Harvard University Press; London, William Heinemann Ltd. 1937. Greek text available at the Perseus Digital LibraryDiarsipkan 2021-09-29 di Wayback Machine..
Suida, Suda Encyclopedia translated by Ross Scaife, David Whitehead, William Hutton, Catharine Roth, Jennifer Benedict, Gregory Hays, Malcolm Heath Sean M. Redmond, Nicholas Fincher, Patrick Rourke, Elizabeth Vandiver, Raphael Finkel, Frederick Williams, Carl Widstrand, Robert Dyer, Joseph L. Rife, Oliver Phillips and many others. Online version at the Topos Text Project.Diarsipkan 2021-02-25 di Wayback Machine.