Falcon Heavy (FH) adalah kendaraan peluncur orbital kelas berat yang sebagian dapat digunakan ulang, dirancang dan diproduksi oleh SpaceX. Falcon Heavy berasal dari roket Falcon 9 dan terdiri dari tahap pertama Falcon 9 yang dimodifikasi sebagai inti tengah (center core) dan ditambah dua buah tahap pertama Falcon 9 sebagai booster samping serta satu tahap atas Falcon 9. Kedua tahap roket menggunakan propelan oksigen cair (LOX) dan minyak tanah roket-grade (RP-1). Falcon Heavy memiliki kapasitas muatan tertinggi dari setiap kendaraan peluncur yang saat ini beroperasi, dan kapasitas tertinggi keempat dari roket apa pun yang pernah dibuat, mengikuti Saturn V Amerika dan Energia Soviet serta N1.
SpaceX melakukan peluncuran perdana Falcon Heavy pada 6 Februari 2018.[4] Pada peluncuran tersebut, Roket membawa dummy payload berupa mobil Tesla Roadster milik pendiri SpaceX Elon Musk. Falcon Heavy dan Falcon 9 pada akhirnya akan digantikan oleh roket Starship yang sedang dalam pengembangan.
Mobil Tesla Roadster milik Elon Musk dikirim menuju orbit heliosentrik trans-Mars. Kedua pendorong samping berhasil mendarat; booster pusat mengalami kegagalan pada sistem mesin saat fase akhir pendaratan dan menabrak samudra, merusak dua mesin kapal drone. Misi ini awalnya dimaksudkan untuk diluncurkan awal 2013.
2
11 April 2019, 22:35 UTC
Arabsat-6A
Arabsat
Sukses
Satelit komunikasi berat Arab Saudi. Ketiga booster berhasil mendarat dan kedua booster samping digunakan kembali pada misi STP-2. Pada saat menuju ke pelabuhan, inti roket terguling dan mengalami kerusakan sebanyak 80 persen. Sehingga tidak bisa digunakan kembali untuk misi yang akan mendatang
3
25 Juni 2019, 6:30 AM UTC
USAF STP-2
DoD
Sukses
Misi ini akan mendukung proses sertifikasi EELV Angkatan Udara AS untuk Falcon Heavy. Payload sekunder termasuk LightSail, GPIM, Deep Space Atomic, enam satelit COSMIC-2, satelit Oculus-ASR, Prox-1 nanosatellites, dan satelit ISAT. Menggunakan kembali booster samping dari peluncuran Arabsat-6A. Booster samping berhasil mendarat untuk kedua kalinya. Namun, inti roket meledak setelah gagal mengarahkan laju thrust dari Merlin 1D. Hal ini disebabkan karena suhu dan energi re-entry yang terlalu tinggi, sehingga melelehkan Thrust Vector Control (TVC) dari Merlin 1D
Penerbangan pertama dengan pengiriman langsung ke orbit geostasioner dengan paket (payload) yang dirahasiakan. Dikarenakan pengiriman ini, roket inti tengah (center core first stage) akan dibuang dan roket pendorong akan didaratkan di laut pada dua kapal pendaratan nirawak
–
Q4 2020
Ovzon-3
Ovzon
Direncanakan
Satelit komunikasi untuk penyedia pita lebar seluler Swedia. Pengiriman langsung ke orbit geostasioner.
–
2020 - 2022
ViaSat-3
Viasat
Direncanakan
Satelit Ka-band melayani APAC, EMEA, atau Amerika.
–
Akan diumumkan
Akan diumumkan
Inmarsat
Direncanakan
Opsi peluncuran menggunakan Falcon Heavy kembali ditindak lanjuti setelah pembatalan Inmarsat untuk meluncur menggunakan Falcon Heavy pada 2016 dan beralih ke roket Ariane 5