Fadli Immammuddin
M. Fadli atau dengan nama lengkap Muhammad Fadli Immammuddin, dan dikenal di level internasional sebagai Fadli Immammudin, (lahir 25 Juli 1984) adalah mantan pembalap sepeda motor asal Indonesia dan saat ini menjadi atlet paralimpik cabang bersepeda.[1][2] Karier awalM. Fadli mengawali kariernya di dunia balap pada tahun 2001 dengan mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda) road race dengan mengendarai skuter Vespa di kelas skuter.[3] Sepanjang dekade 2000an, ia berkompetisi di tingkat Kejurda maupun Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dengan mengikuti kelas-kelas yang beragam dari kelas 110cc pemula (di awal-awal) hingga 115cc seeded. Fadli juga pernah merasakan jadi juara Asia Road Racing Championship (ARRC) kelas underbone 115cc tahun 2004.[butuh rujukan] Pada tahun itu juga ia meraih emas di ajang PON 2004 cabang balap motor kelas 4-tak 110cc beregu dan perak di kelas 2-tak underbone. Secara total, ia mengoleksi 6 gelar juara nasional dari berbagai kelas (4-tak 110cc 2004, Indoprix 2007 di kelas MP1 dan MP2, juara IRS 2010-11, dan IRS kelas Supersport 600cc).[4] Keikutsertaan di Moto2Fadli ambil bagian dalam Moto2 Sepang 2013. Ia membalap untuk tim JiR Moto2 sebagai pengganti Mike di Meglio. Sayangnya, ia terlibat dalam kecelakaan yang juga menyeret pembalap lain termasuk Zaqhwan Zaidi, Axel Pons, dan Decha Kraisart sesaat sebelum lap kedua.[5] Pembalap kelahiran Cibinong ini tidak dapat membalap kembali setelah dilakukan start ulang. Keikutsertaannya di Moto2 yang singkat ini menjadi satu-satunya dalam karier profesionalnya di level dunia. Karier SelanjutnyaDalam ajang ARRC kelas Supersport 600 di Sirkuit Internasional Sentul tahun 2015, Fadli sedang merayakan kemenangannya di balapan ke-2 kemenangan di depan kerumunan lokal ketika ia ditabrak dari belakang oleh pembalap asal Thailand, Jakkrit Sawangswat.[6] Kecelakaan itu tidak bisa dihindari dan ia terluka parah di bagian kaki. Kemudian, cederanya tersebut sangat parah sehingga mengharuskan Fadli menjalani amputasi pada kaki kirinya.[7] Ini menandai akhir dari karier balap sepeda motor profesionalnya. Setelah insiden itu, dilaporkan bahwa Sawangswat sempat berputus asa untuk kembali berlomba. Kemungkinan besar hal itu disebabkan tertekannya ia akan rasa bersalah atas insiden di Sentul. Namun, Fadli secara pribadi pergi ke Thailand untuk mengunjungi Sawangswat di Sirkuit Internasional Chang. Ia menyuruhnya untuk melupakan insiden itu dan melanjutkan balapan lagi. Dua pembalap tersebut sekarang sudah menjadi sahabat dekat.[8] Fadli membuka sekolah balap yang ia namai 43 Racing School untuk mencari bibit-bibit baru pembalap Tanah Air.[9] Tim balap motor asal Indonesia, Astra Honda Racing Team, menunjuknya sebagai mentor para pembalapnya di ajang internasional.[10] Ia juga memulai karier barunya sebagai pembalap mobil pada tahun 2018 dengan ikut serta dalam Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM) dan kejuaraan One-make Race Honda.[11][12] Fadli bahkan kembali mencoba mengikuti balap motor, yaitu di ajang Yamaha Sunday Cup Race pada Desember 2023 di sirkuit Mandalika. Itu adalah pertama kalinya ia membalap sejak kecelakaan di ARRC Sentul 2015. Ia membalap dengan mengendarai motor Yamaha R25 yang diubah posisi remnya serta ubahan lainnya dan memenangkan balapan.[13] Karier BersepedaSetelah selesai masa pemulihan cedera dari kecelakaan yang mengakhiri karier balap motor profesionalnya, Fadli menjadi seorang pembalap sepeda difabel saat ia bergabung dengan tim nasional sepeda difabel Indonesia pada tahun 2017.[2] Ia menjalani debutnya di kejuaraan Kejuaraan Balap Sepeda Asia 2017 di Bahrain, finis ke-4 di nomor time-trial kelas C4.[14][15] Ia mewakili Indonesia di Pesta Olahraga Difabel Asia 2018, turut serta di beberapa kelas cabang bersepeda. Dia meraih medali perak di kategori Road Cycling nomor time-trial kelas C4 (yang berlangsung di Sirkuit Sentul),[16] dan emas di kategori Track Cycling nomor Pursuit kelas C4.[17][18][19] Fadli masuk timnas Indonesia di Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Difabel Jalan Raya UCI 2018 di Maniago, Italia, dan Kejuaraan Dunia Balap Sepeda Difabel Trek UCI 2019 di Apeldoorn, Belanda. Ia mendulang medali emas di Kejuaraan Asia Road Cycling 2019 kategori difabel C4,[20] emas di nomor pursuit perorangan kelas C4 pada kategori difabel Kejuaraan Asia Balap Sepeda Trek 2019 di Jakarta,[21] dan emas di Kejuaraan Asia Trek 2019 di Jincheon, Korea Selatan.[22] Ia meraih medali emas pada Pesta Olahraga Difabel Asia 2022 di Hangzhou, Tiongkok, pada nomor Men's C4-5 21km Time Trial. Pada Paralimpiade Tokyo 2020, ia finis ke-17 di nomor Men's time trial C4-5, dan ke-6 pada Men's individual pursuit C4.[23] Di paralimpiade selanjutnya tahun 2024 di Paris, ia finis ke-20 pada nomor Men's time trial C4-5 dan ke-10 pada Men's individual pursuit C4[24] Statistik karierPer Musim
Referensi
|