Severity: Notice
Message: Undefined offset: 1
Filename: infosekolah/leftmenudasboard.php
Line Number: 33
Line Number: 34
Edwin Charles Tong Chun Fai SC (Hanzi: 唐振辉; Jyutping: Tong4 Zan3 Fai1; lahir 12 Agustus 1969)[1] adalah seorang politikus dan pengacara Singapura yang menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda dan Menteri Hukum Kedua sejak 2020. Ia merupakan kader Partai Tindakan Rakyat dan merupakan anggota Parlemen Singapura dari divisi Joo Chiat di Marine Parade GRC sejak 2011. Ia juga menjabat sebagai wakil ketua Persatuan Rakyat sejak 2021.[2]
Sebelum masuk ke politik, Edwin Tong adalah seorang pengacara di Allen & Gledhill, berpraktik secara ekstensif dalam sengketa perusahaan dan komersial, masalah restrukturisasi dan kebangkrutan, serta arbitrase internasional. Ia diangkat sebagai Penasihat Senior pada tahun 2015.
Debut politik Edwin dilakukan pada pemilihan umum Singapura 2011 sebagai anggota dari tim empat orang dari PAP untuk merebut kursi parlemen Moulmein-Kallang GRC dan berhasil menang. Selama karier politiknya, ia menjabat sebagai Menteri Negara Senior untuk Hukum dan Menteri Negara Senior untuk Kesehatan sebelum diangkat sebagai menteri penuh setelah pemilu 2020. Ia termasuk anggota kabinet yang diumumkan oleh Lawrence Wong pada Mei 2024.[3]
Edwin Tong bersekolah di St. Joseph Institute dan Raffles Junior College[4] sebelum wisudah di Universitas Nasional Singapura pada 1994 dengan gelar Sarjana Hukum.
Selama ia masih bersekolah di Raffles Junior College, ia sekelas dengan mantan Ketua Parlemen Singapura dan rekan anggota parlemen dari Marine Parade GRC Tan Chuan-Jin.[5]
Edwin Tong dilantik sebagai Menteri Kebudayaan, Masyarakat, dan Pemuda pada 27 Juli 2020.[4]
Pada sesi tanya jawab dengan Mothership (situs internet), Edwin Tong berkata bahwa ia terlibat dalam mendatangkan Taylor Swift untuk mengelar konsernya jauh sebelum jadwal konsernya diumumkan.[6] Ia berkata bahwa pemerintah Singapura telah dengan aktif membujuk Taylor Swift untuk mengelar konser di Singapura. Pada Mei 2023, pemerintah Singapura dan tim Taylor Swift menandatangani kesepakatan dan kesepakatan tersebut diumumkan pada Juni 2023.[7] Kesepakatan tersebut menimbulkan rasa ketidakpuasan dari negara tetangga dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Filipina Joey Salceda mengecam Singapura karena beriktikad tidak baik,[8][9] Tong membeberkan bahwa pemerintah Singapura membayar hampir US$3 juta untuk konser enam hari Taylor Swift, membantah pernyataan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin yang berkata bahwa Singapura telah membayar US$4 juta per pertunjukan.[10]