Menurut daftar raja dalam Prasasti Mantyasih (907 M), nama Dyah Tagwas dan beberapa raja Medang lainnya tidak ditemukan.[7] Hal ini kemungkinan karena Prasasti Mantyasih menyebutkan hanya raja-raja yang memerintah lama dan berkuasa penuh, sehingga gelar pada nama raja-raja keturunan Sanjaya pada prasasti tersebut ialah Sri Maharaja.[8]
Selain dikenal dalam Prasasti Wanua Tengah III, namanya dikenal dengan gelar Sri Maharaja Dyah Tagwas Jayakirtiwardhana dalam Prasasti Er Hangat, yang ditemukan di daerah Banjarnegara, Jawa Tengah.[7]Prasasti Er Hangat ditemukan dalam keadaan tidak lengkap, lempeng pertama yang mengandung angka tahun telah hilang.[6] Tanggal prasasti ini tidak bisa ditentukan dengan pasti, namun diperkirakan antara 885-888 M.[6]
Pada nama Dyah Tagwas tidak ada nama daerah lungguh (ditandai dengan gelar Rakai); mungkin karena ketika naik tahta/merebut kekuasaan belum pernah menjabat baik di ibukota ataupun di daerah (watak), atau karena belum dewasa.[8][9][10]
^Dwiyanto, Djoko. 1986. Pengamatan terhadap Data Kesejarahan dari Prasasti Wanua Tengah III tahun 908 Masehi. Dalam PIA IV (IIa). Jakarta: Pulit Arkenas, h. 92-110.
^ abSeminar Sejarah Nasional IV: Sub tema historiografi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tardisional [i.e. Tradisional], Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional. 1985.