DirgantaraDirgantara ialah ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa. Biasanya kata ini digunakan untuk merujuk pada industri yang meneliti, merancang, membuat, meluncurkan, dan memelihara kendaraan yang terbang di udara maupun ke luar angkasa. Dirgantara adalah istilah yang luas, yang digunakan di bidang komersial, industri, dan militer. Sejarah globalKonsep dirgantara modern berkembang seiring dengan kemajuan penerbangan pada awal abad ke-20. Penemuan pesawat terbang oleh Wright Bersaudara pada tahun 1903 dianggap sebagai tonggak awal era penerbangan. Selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, teknologi penerbangan militer berkembang pesat, termasuk pesawat tempur, pembom, dan sistem navigasi. Setelah tahun 1950-an, dimulailah era perlombaan antariksa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Peluncuran satelit Sputnik 1 pada 1957 dan pendaratan manusia pertama di Bulan oleh Apollo 11 pada 1969 memperluas cakupan dirgantara hingga ke eksplorasi luar angkasa. Sejak itu, dirgantara menjadi bidang multidisiplin yang melibatkan sains, teknologi, pertahanan, dan ekonomi global. Selayang pandangDi banyak negara industri, industri dirgantara merupakan kerja sama antara sektor swasta dan pemerintah. Beberapa negara memiliki program luar angkasa di bawah lembaga negara, seperti NASA di Amerika Serikat, ESA di Eropa, Canadian Space Agency di Kanada, Indian Space Research Organisation di India, Roscosmos di Rusia, CNSA di Tiongkok, ISA di Iran, dan SUPARCO di Pakistan. Selain program luar angkasa pemerintah, banyak perusahaan swasta yang memproduksi satelit, wahana antariksa, dan pesawat. Beberapa perusahaan besar di bidang ini antara lain Lockheed Martin, Northrop Grumman, Airbus, SpaceX dan Boeing. Perusahaan-perusahaan tersebut juga aktif di bidang penerbangan sipil, misalnya memproduksi pesawat komersil untuk maskapai seperti Air France dan Air India. Di Indonesia, pengembangan industri dirgantara dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) di Bandung, yang sebelumnya bernama IPTN dan dirikan oleh B.J. Habibie. Indonesia juga memiliki lembaga riset kedirgantaraan yang dahulu bernama LAPAN, kini terintegrasi ke dalam BRIN. Riset terkiniPenelitian dirgantara modern meliputi berbagai bidang, antara lain:
Organisasi dirgantara
|