Daodejing
Daodejing atau Tao Te Ching atau Tao Teh King (/ˌtaʊtiːˈtʃɪŋ/,[1] /ˈdaʊ dɛ ˈdʒɪŋ/;[2] Hanzi tradisional: 道德經; Hanzi sederhana: 道德经; Pinyin: Dàodé Jīng [tɑ̂ʊ tɤ̌ tɕíŋ] ⓘ),[a] merupakan sebuah teks klasik Tionghua dan ajaran dasar Taoisme yang secara tradisional dikreditkan pada Laozi sebagai penulisnya, meskipun keabsahan dan tanggal penulisan serta kompilasi teks ini masih diperdebatkan.[4] Laozi meninggalkan dua karya yang berjudul De dan Dao (Judul pertama adalah "De" dan kedua adalah "Dao" ). Kedua-dua kitab digabungkan dan diperkenalan sebagai Daode Jing yang kepunyaan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab.[5] Tao Te Ching adalah pusat dari filosofi dan agama Taoisme, dan sangat berpengaruh terhadap filosofi dan praktik keagamaan di Tiongkok secara umum. Secara umum dianggap mendahului Zhuangzi, teks inti Taoisme lainnya.[6] Terminologi yang berasal dari teks ini telah ditafsirkan ulang dan diuraikan oleh para pemikir Legalis, Konfusianis, dan terutama umat Buddha Tiongkok, yang telah diperkenalkan ke Tiongkok secara signifikan setelah pemantapan awal pemikiran Taoisme. Teks ini sangat terkenal di Barat, dan merupakan salah satu teks yang paling banyak diterjemahkan dalam literatur dunia. SejarahVersi utamaDi antara banyak edisi teks Tao Te Ching yang telah ditransmisikan, tiga edisi utama diberi nama sesuai dengan komentar-komentar awalnya.
Naskah yang ditemukan secara arkeologisDimulai pada tahun 1920-an dan 1930-an, Marc Aurel Stein dan yang lainnya menemukan ribuan gulungan di Gua Mogao dekat Dunhuang. Gulungan tersebut termasuk lebih dari 50 naskah parsial dan lengkap. Naskah parsial lainnya berisi tafsir Xiang'er, yang sebelumnya telah hilang.[8] Pada bulan Desember tahun 1973, para arkeolog menemukan salinan buku-buku Tiongkok kuno, yang dikenal sebagai Teks Sutra Mawangdui, di sebuah makam bertanggal 168 SM.[5][9] Mereka menyertakan dua salinan teks yang hampir lengkap, yang disebut sebagai Teks A (甲) dan Teks B (乙), keduanya membalikkan urutan tradisional dan menempatkan bagian Te Ching sebelum Tao Ching, itulah sebabnya mengapa terjemahan Henricks dari keduanya diberi nama “Te-Tao Ching”. Berdasarkan gaya kaligrafi dan penghindaran tabu penamaan kekaisaran, para ahli percaya bahwa Teks A berasal dari sekitar dekade pertama dan Teks B dari sekitar dekade ketiga abad ke-2 SM.[10] Pada tahun 1993, versi tertua yang diketahui dari Taoteching, yang ditulis pada lembaran bambu, ditemukan di sebuah makam dekat kota Guodian (郭店) di Jingmen, Hubei, dan diperkirakan berasal dari masa sebelum tahun 300 SM.[11][12] Lembaran-lembaran Guodian Chu terdiri dari sekitar 800 lembar bambu dengan total lebih dari 13.000 karakter, sekitar 2.000 di antaranya sesuai dengan Tao Te Ching.[13] PemikiranPemerintahanSyair-syair Daodejing menyampaikan pesan bahwa watak dan karakter pemimpin merupakan suatu sumber kegelisahan.[14] Daodejing meyakini bahwa pemerintahan yang terbaik adalah yang memiliki kekuasaan yang sifatnya tidak dirasakan sama sekali oleh rakyat. Para pemimpin dalam pemerintahan ini ialah orang bijak atau orang suci yang tidak memberi tekanan maupun bahaya bagi rakyat.[15] Lihat pulaCatatanReferensi
Daftar pustaka
![]() Wikisource Tionghoa memiliki teks asli yang berkaitan dengan artikel ini:
|