Citra SasmitaCitra Sasmita (lahir 30 Maret 1990) adalah perupa asal Indonesia. Namanya mulai dikenal dalam seni rupa Indonesia melalui karya-karyanya yang tidak hanya berupa lukisan, seni instalasi dan performance art dan telah dipamerkan di dalam dan di luar negeri. Citra merupakan salah satu penerima penghargaan Gold Award Winner dalam kompetisi seni lukis UOB Painting of The Year 2017 kategori seniman profesional.[1] Karya-karya Citra banyak merepresentasikan isu-isu perempuan terutama mengenai identitas kultural, posisi perempuan dalam kultur patriarki dan realitas sosial dan budaya.[2] Latar BelakangCitra Sasmita dilahirkan pada tanggal 30 Maret 1990.[3] Tempat lahirnya di Kabupaten Tabanan yang terletak di bagian tengah Pulau Bali.[4] Keluarganya merupakan seniman pertunjukan tradisi yang sering pentas dari desa ke desa dalam upacara ritual Hindu di Bali. Bermula dari itulah ia tumbuh dan tertarik dengan dunia kesenian.[5] Pada tahun 2008, Citra Sasmita memperoleh gelar Sarjana Sastra dari Universitas Udayana.[6] Kemudian pada tahun 2009, ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Ganesha, jurusan ilmu fisika, Singaraja.[5] Ia tidak menempuh pendidikan seni karena tidak direstui oleh ayahnya yang saat itu bekerja sebagai guru kimia.[7] Namun cita-citanya sebagai perupa kembali tumbuh ketika ia mengikuti grup teater kampus dan menjadi ilustrator cerpen di sebuah koran lokal Bali Post.[5] Ketika ia menjadi ilustrator cerpen inilah ia mulai mendalami dunia seni rupa secara otodidak dan aktif mengikuti pameran di Bali dan diluar Bali. Dua bidang ilmu (sastra dan sains) yang pernah ia pelajari juga menjadi pedoman dalam proses karyanya dalam memformulasikan gagasan dan isu-isu sosial. Pada tahun 2016, karyanya yang yang dipamerkan pada pameran "Bali Art Intervention #1" mendapat sorotan karena menghadirkan figur perempuan yang mencium kepala babi, menghadirkan imaji kehidupan kultural perempuan Bali dalam tekanan psikologis dan sosial, sebagaimana tajuk dari pameran tersebut yang menghadirkan karya-karya kritis mengenai sisi gelap pulau Bali. Kemudian pada tahun 2016 dalam pameran Merayakan Murni, sebuah pameran persembahan untuk pelukis Murniasih (1966-2006), Citra menghadirkan karya instalasi 100 buah keramik yang dikombinasikan dengan timbangan gantung "Mea Vulva, Maxima Vulva" yang merepresentasikan ketimpangan kelas sosial dan habitus masyarakat.[8] Beberapa karyanya juga pernah dipamerkan di Melbourne dalam pameran bertajuk Crossing Beyond Baliseering.[9] PameranPameran tunggalCitra Sasmita mengadakan pameran tunggal pada tahun 2015 dengan judul Maternal Skin. Pameran diadakan di Ghostbird + Swoon, Sanur, Bali.[10] Pada tahun 2017, Citra Sasmita mengadakan pameran tunggal berjudul Beauty Anatomy dengan lokasi di Laramona, Ubud, Bali.[11] Kemudian pada tahun 2018, Citra Sasmita mengadakan pameran tunggal berjudul Under The Skin. Lokasi pamerannya di Redbase, Kota Yogyakarta.[12] Pameran bersama
PenghargaanPada tahun 2016, Citra Sasmita menjadi salah satu finalis dalam kompetisi Karya Trimatra Salihara yang diadakan di Jakarta.[13] Pada tahun 2017, Citra Sasmita menjadi salah satu pemenang UOB Painting of The Year.[14]
Referensi
|