Chaleo Yoovidhya
Chaleo Yoovidhya (bahasa Thai: เฉลียว อยู่วิทยา, RTGS: Chaliao Yuwitayaa, pelafalan [t͡ɕʰā.lǐa̯w jùː.wít.tʰā.jāː]; Hanzi: 許書標; Pinyin: Xǔ Shūbiāo; 17 Agustus 1923 – 17 Maret 2012)[1] dulu adalah seorang pebisnis dan investor asal Thailand. Ia adalah pencipta dari Krating Daeng (กระทิงแดง) dan ikut mendirikan merek minuman energi Red Bull. Saat meninggal pada tahun 2012 di usia 88 tahun, ia adalah orang terkaya ketiga di Thailand, dengan kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai US$5 miliar.[2][3] Latar belakangSejumlah sumber menyatakan bahwa Chaleo lahir di Thailand tengah antara tahun 1922 dan 1932.[4] The New York Times mencatat bahwa terdapat tiga tanggal lahir yang dikemukakan oleh sejumlah sumber. The Nation, sebuah koran asal Thailand, memberitakan bahwa ia meninggal pada usia 90 tahun, sementara sejumlah kanal berita lain di Thailand menyatakan bahwa ia meninggal pada usia 88 tahun. Sedangkan Forbes menyebut bahwa ia meninggal pada usia 80." BBC News menyatakan, "Mr Chaleo lahir pada sebuah keluarga imigran asal Tiongkok di Provinsi Phichit, kemungkinan tahun 1932, menurut pers lokal."[5] The Australian dan Time menyatakan bahwa ia meninggal pada usia 89 tahun.[6][7] The Telegraph dan The Independent menyatakan bahwa ia lahir pada tahun 1923 pada sebuah keluarga Tionghoa Thailand miskin yang berternak bebek dan berdagang buah di Phichit.[1][8] Ayahnya adalah seorang imigran dari Hainan.[9] Dengan hanya sedikit pendidikan formal, ia pun bekerja bersama orang tuanya, dan kemudian pindah ke Bangkok. Ia lalu menjadi pemasar antibiotik, sebelum kemudian mendirikan TC Pharmaceuticals pada awal dekade 1960-an.[1][8][10] Lalu, setelah mendapat "inspirasi ilahi", ia mengembangkan sebuah minuman energi yang kemudian diluncurkan pada tahun 1976. Logo untuk minuman energi tersebut menampilkan dua ekor seladang berwarna merah yang saling berhadapan. Seladang adalah hewan yang endemik di Asia Tenggara dan disebut sebagai krathing (กระทิง) dalam bahasa Thailand. Dietrich Mateschitz, seorang pemasar asal Austria untuk sebuah perusahaan asal Jerman, kemudian menyadari bahwa minuman energi tersebut dapat menyembuhkan jet lag yang ia alami,[1][8] sehingga ia akhirnya bermitra dengan Chaleo pada tahun 1984.[1] Tiga tahun kemudian, Mateschitz dan Chaleo meluncurkan versi ekspor dari minuman energi tersebut dengan merek "Red Bull", dengan Chaleo bertugas menyediakan resep asli (diadaptasi untuk selera masyarakat Barat di bawah panduan dari Mateschitz[11]), sementara Mateschitz bertugas memasarkannya. Mateschitz dan Chaleo masing-masing menanamkan modal sebesar US$500.000 untuk menguasai 49% saham dari Red Bull, sementara 2% sisanya dipegang oleh putra dari Chaleo, Chalerm.[8] Chaleo tetap mengelola TC Pharmaceuticals, yang juga memproduksi minuman energi lain di Thailand, dan juga ikut menjadi pemilik dari Rumah Sakit Piyavate di Thailand. Chaleo pun ikut memiliki perusahaan yang menjadi importir tunggal dari mobil buatan Ferrari di Thailand. KematianChaleo meninggal di Bangkok pada tanggal 17 Maret 2012.[1] Referensi
|