Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Boikot

Pemrotes di Royal Oak, Michigan melakukan boikot terhadap Kentucky Fried Chicken sebagai bentuk kepedulian terhadap kesejahteraan hewan.

Boikot atau pemulauan adalah tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai suatu bentuk pemaksaan.[1] Kata ini berasal dari serapan bahasa Inggris boycott yang mulai digunakan sejak "Perang Tanah" di Irlandia pada sekitar 1880 dan berasal dari nama Charles Boycott, seorang agen lahan (estate agent) untuk tuan tanah Earl Erne.

Boikot juga bisa diartikan sebagai penolakan kerja sama.

Sejarah

Kata Boikot, lahir atau dipopulerkan dari kejadian "Perang Tanah" Irlandia yang terjadi pada tahun 1880. Kata tersebut berasal dari nama Charles Boycott, agen lahan dari tuan tanah Earl Erne. Di tahun 1880, Tuan Erne menawarkan para penyewa lahannya penurunan 10% dari harga sewa. Pada bulan September di tahun yang sama, para penyewa melakukan protes untuk menuntut penurunan 25% harga sewa, tetapi Tuan Erne menolak tuntutan tersebut. Kemudian Boycott mencoba untuk menusir 11 penyewa. Charles Stewart Parnell, Pemimpin dan Pendiri Liga Lahan Nasional Irlandia (the Irish National Land League), menanggapi keputusan Boycott dengan menyarankan masyarakat lokal untuk menghindari atau menjauhi penyewa yang mengambil peternakan yang telah dirampas dari penyewa yang telah diusir. Daripada menggunakan kekerasan, Parnell mengajak masyarakat untuk memakai cara yang lebih damai. Walaupun pidato Parnell tidak secara langsung mengacu pada para agen lahan maupun tuan tanah, strategi ini pertama digunakan kepada Boycott saat ancaman diusir disebarluaskan. Akibat dari gerakan ini Boycott kemudian terisolasi dari masyarakat. Karyawannya berhenti bekerja di kandang, kebun, dan rumahnya. Pengusaha lokal pun ikut berhenti bekerjasama dengannya, dan bahkan tukang pos lokal juga menolak untuk mengantarkan surat kepadanya.[2] Walaupun kejadian ini merupakan yang paling populer dan sekaligus mempopulerkan julukan konsep boikot, sebenarnya konsep boikot ini sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh Liga Lahan.[3]

Sebelumnya taktik berkonsep boikot sudah beberapa kali dilakukan di Irlandia. Konsep tersebut diketahui sebagai pengucilan social atau social ostracisation dalam bahasa inggris. Taktik tersebut sudah seringkali digunakan oleh Liga Lahan yang biasanya dipraktekkan pada perampas lahan. James Daly, salah satu orang penting dalam Liga Lahan, pernah menyuarakan strategi semacam pengucilan sosial sebelumnya di pertemuan irishtown. Michael Davitt pun juga pernah menyebutkan kebijakan semacamnya di Liga Lahan Mayo pada Agustus 1879, dan kembali menegaskannya dalam pidatonya di Boston pada 22 Juni 1880. Kemudian, pada Agustus 1880 pada pertemuan di Leenane, Co. Galway, James Redpath kembali mengadvokasi kebijakan tersebut. Pada akhirnya, setelah kejadian Tanah Erne barulah julukan boikot, diciptakan oleh James Redpath, digunakan untuk mengacu pada konsep tersebut.[3]

Referensi

  • Friedman, M. Consumer Boycotts: Effecting Change through the Marketplace and the Media. London: Routledge, 1999.
  • Hoffmann, S., Müller, S. Consumer Boycotts Due to Factory Relocation. Journal of Business Research, 2009, 62 (2), 239–247.
  • Hoffmann, S. Anti-Consumption as a Means of Saving Jobs. European Journal of Marketing, 2011, 45 (11/12), 1702–1714.
  • Glickman, Lawrence B. Buying Power: A History of Consumer Activism in America. University Of Chicago Press, 2009.
  • Klein, J. G., Smith, N. C., John, A. Why we Boycott: Consumer Motivations for Boycott Participation. Journal of Marketing, 2004, 68 (3), 92–109.

Pranala luar


  1. ^ Sudarsono, Heri (2008). "Telaah Dampak Boikot Produk Amerika terhadap Perekonomian Nasional". Unisia (dalam bahasa Inggris). 31 (70). doi:10.20885/unisia.vol31.iss70.art8. ISSN 2829-1573.
  2. ^ Marlow, Joyce (1973). Captain Boycott and the Irish (dalam bahasa Inggris). Saturday Review Press. ISBN 978-0-233-96430-0.
  3. ^ a b Moran, Gerard (1985). "The Origins and Development of Boycotting". Journal of the Galway Archaeological and Historical Society. 40: 49–64. ISSN 0332-415X.
Kembali kehalaman sebelumnya