Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Bilangan prima Pythagoras

Bilangan prima Pythagoras 5 dan akar kuadratnya sama-sama sisi miring segitiga siku-siku yang sisinya bilangan bulat. Rumus tersebut memperlihatkan bagaimana mengubah sebarang segitiga sama kaki menjadi segitiga sama kaki lainnya yang sisinya bilangan bulat, yang sisi miringnya sisi miring segitiga pertama yang dikuadratkan.

Bilangan prima Pythagoras adalah bilangan prima dengan bentuk . Bilangan prima Pythagoras tepatnya merupakan bilangan prima ganjil yang dihasilkan sebagai penjumlahan dari bilangan yang dikuadrat. Karakterisasi ini merupakan teorema Fermat mengenai penjumlahan dua bilangan kuadrat.

Secara ekuivalen, berdasarkan teorema Pythagoras, bilangan-bilangan tersebut adalah bilangan prima ganjil karena merepresentasikan panjang sisi miring suatu segitiga siku-siku yang sisinya bilangan bulat, serta itu sendiri adalah sisi miring segitiga Pythagoras primitif. Sebagai contoh, bilangan 5 adalah bilangan prima Pythagoras, adalah sisi miring segitiga siku-siku yang sisinya 1 dan 2, dan 5 sendiri adalah sisi miring segitiga siku-siku yang sisinya 3 dan 4.

Nilai dan densitas

Beberapa bilangan prima Pythagoras pertama adalah sebagai berikut:

5, 13, 17, 29, 37, 41, 53, 61, 73, 89, 97, 101, 109, 113, ... (barisan A002144 pada OEIS).

Menurut teorema Dirichlet mengenai barisan aritmetika, barisan tersebut tak terhingga. Pernyataan tersebut dapat diperkuat lebih lanjut sebagai berikut: untuk tiap , jumlah bilangan prima Pythagoras dan non-Pythagoras sampai kira-kira sama. Namun, jumlah bilangan prima Pythagoras hingga sering kali agak lebih kecil daripada jumlah bilangan prima non-Pythagoras. Fenomena tersebut dikenal sebagai bias Chebyshev.[1] Sebagai contoh, satu-satunya nilai dari hingga mencapai 600.000 karena terdapat lebih banyak bilangan prima ganjil Pythagoras daripada bilangan prima non-Pythagoras yang kurang dari atau sama dengan adalah 26861 dan 26862.[2]

Representasi sebagai penjumlahan dari dua bilangan kuadrat

Penjumlahan dari suatu bilangan ganjil kuadrat dan suatu bilangan genap kuadrat kongruen dengan 1 mod 4. Namun terdapat bilangan komposit seperti 21 yang kongruen dengan 1 mod 4, tetapi tidak dapat direpresentasikan ke dalam penjumlahan dua bilangan kuadrat. Menurut teorema Fermat mengenai penjumlahan dua bilangan kuadrat, bilangan prima yang dapat direpresentasikan sebagai penjumlahan dua bilangan kuadrat tepatnya adalah 2 dan bilangan prima kongruen ganjil yang kongruen dengan 1 mod 4.[3] Representasi tiap-tiap bilangan tersebut adalah tunggal, hingga mencapai pengurutan dua bilangan kuadrat.[4]

Dengan menggunakan teorema Pythagoras, representasi tersebut dapat diinterpretasi secara geometri. Artinya, bilangan prima Pythagoras tepatnya bilangan prima ganjil sehingga terdapat suatu segitiga siku-siku yang sisinya bilangan bulat dan sisi miringnya . Bilangan prima Pythagoras juga tepatnya bilangan prima sehingga terdapat suatu segitiga siku-siku yang sisinya bilangan bulat dan sisi miringnya . Apabila sisi segitiganya dan memiliki sisi miring (dengan ), maka segitiga yang sisinya dan memiliki sisi miring .[5]

Adapun cara lain memahami representasi ini sebagai penjumlahan dua bilangan kuadrat, yaitu melibatkan bilangan bulat Gauss, bilangan kompleks yang bagian real dan imajinernya sama-sama bilangan bulat.[6] Norma bilangan bulat Gauss adalah bilangan . Karena itu, bilangan prima Pythagoras (dan 2) hadir sebagai norma bilangan bulat Gauss, sedangkan bilangan prima lainnya tidak. Di dalam bilangan bulat Gauss, bilangan prima Pythagoras tidak dianggap sebagai bilangan prima, karena dapat difaktorkan sebagai Dengan cara yang serupa, bilangan kuadratnya dapat difaktorkan dengan cara yang berbeda daripada faktorisasi bilangan bulatnya sebagai Bilangan real dan imajiner faktor dalam faktorisasi tersebut adalah panjang sisi dari segitiga siku-siku yang memiliki sisi miring yang diketahui.

Residu kuadrat

Hukum timbal balik kuadrat menyatakan bahwa apabila dan adalah bilangan prima ganjil yang berbeda, setidaknya salah satu dari mereka adalah bilangan prima Pythagoras, maka adalah residu kuadrat mod jika dan hanya jika adalah residu kuadrat mod . Sebaliknya, jika tidak ada satupun atau adalah bilangan prima Pythagoras, maka residu kuadrat mod jika dan hanya jika bukan residu kuadrat mod .[4]

Dalam medan terhingga dengan adalah bilangan prima Pythagoras, persamaan polinomial memiliki dua solusi. Ini dapat dinyatakan dengan mengatakan bahwa adalah residu kuadrat mod . Namun persamaan tersebut sebaliknya tidak memiliki solusi dalam medan terhingga dengan adalah bilangan prima ganjil tapi bukan bilangan prima Pythagoras.[4]

Graf Paley dengan 13 titik

Untuk setiap bilangan prima Pythagoras , terdapat graf Paley dengan titik, yang merepresentasikan bilangan modulo , dengan dua bilangan yang bertetangga dalam graf jika dan hanya jika selisihnya adalah residu kuadrat. Definisi ini menghasilkan relasi tetangga yang sama, tidak peduli bagaimana urutannya yang kedua bilangannya dikurangi untuk menghitung selisihnya, karena sifat bilangan prima Pythagoras bahwa adalah residu kuadrat.[7]

Referensi

  1. ^ Rubinstein, Michael; Sarnak, Peter (1994), "Chebyshev's bias", Experimental Mathematics, 3 (3): 173–197, doi:10.1080/10586458.1994.10504289
  2. ^ Granville, Andrew; Martin, Greg (January 2006), "Prime number races" (PDF), The American Mathematical Monthly, 113 (1): 1–33, doi:10.2307/27641834, JSTOR 27641834
  3. ^ Stewart, Ian (2008), Why Beauty is Truth: A History of Symmetry, Basic Books, hlm. 264, ISBN 9780465082377
  4. ^ a b c LeVeque, William Judson (1996), Fundamentals of Number Theory, Dover, hlm. 100, 103, 183, ISBN 9780486689067
  5. ^ Stillwell, John (2003), Elements of Number Theory, Undergraduate Texts in Mathematics, Springer, hlm. 112, ISBN 9780387955872
  6. ^ Mazur, Barry (2010), "Algebraic numbers [IV.I]", dalam Gowers, Timothy (ed.), The Princeton Companion to Mathematics, Princeton University Press, hlm. 315–332, ISBN 9781400830398 See in particular section 9, "Representations of Prime Numbers by Binary Quadratic Forms", p. 325.
  7. ^ Chung, Fan R. K. (1997), Spectral Graph Theory, CBMS Regional Conference Series, vol. 92, American Mathematical Society, hlm. 97–98
Kembali kehalaman sebelumnya