Arrazy Hasyim
Arrazy Hasyim (bahasa Arab: الرازي هاشم, translit. Ar-rāzī Hā-syim), biasa disebut Buya Arrazy (lahir 21 April 1986 di Koto Tangah, Payakumbuh, Sumatera Barat) adalah mubaligh dan ulama asal Indonesia.[2] Ia merupakan pendiri dan pengasuh Ribath Nouraniyah Hasyimiyah.[3] Kehidupan pribadiIa lahir dari pasangan Nur Akmal bin Muhammad Nur dan Asni binti Sahar.[2] Pada 11 Juli 2010, ia menikahi Eli Ermawati binti Muslih bin Marba'i[4][5] dan dikaruniai empat orang anak yaitu Hisyam Faqih Arrazy, Hushaim Shah Wali Arrazy (w. 2022),[6] Helena Nour Arrazy dan Hanna Michaela Nour Arrazy.[2] PendidikanIa menamatkan Sekolah Dasar tahun 1998 dan MTsN tahun 2001 di Payakumbuh, Sumatera Barat. Ia sempat masuk ke MAN 2 / MAKN Payakumbuh, tetapi pada tahun 2002 ia pindah ke MAN 2 Bukittinggi dan tamat pada tahun 2004.[butuh rujukan] Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ilmu hadis di Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences, lulus tahun 2008 (gelar Lc); serta pendidikan S1 Jurusan Akidah dan Filsafat Islam di UIN Syarif Hidayatullah, lulus tahun 2009.[butuh rujukan] Ia juga mengikuti pendidikan non-formal di Dawrat al-Tathqif al-Shar'i li al-'Ulūm al-Islāmīyah yang diadakan oleh Internationalize Zentrum Fur Islamiche Wissenschaften di Cianjur dari tahun 2006 sampai 2008. Pada 2009, setelah tamat S1, ia melanjutkan pendidikan S-2 Pengkajian Islam di UIN Syarif Hidayatullah dan lulus pada 2011. Pada 2012, ia melanjutkan S-3 di jurusan dan universitas yang sama dan lulus tahun 2017.[2] PekerjaanSaat ini, Arrazy merupakan pengasuh Ribath Nouraniyah, lembaga kajian turats, ilmu akidah, tasawuf dan amaliah zikir yang berpusat di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.[3] Ia juga aktif sebagai Dosen Pascasarjana Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) Jakarta serta pengajar/pengampu kitab Aqidah Ahlus Sunnah di Pesantren Darussunnah.[3] Sebelumnya, ia pernah menjadi dosen ilmu Kalam dan Filsafat Islam di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2019). Pada tahun 2016 dan 2017, ia mendapatkan kesempatan untuk mengisi aktivitas dakwah dan seminar keislaman di KBRI Paris, KJRI Marseille, dan komunitas Muslim lainnya di Prancis.[7] KontroversiKonsep Ismu RuhArrazy Hasyim dalam kajiannya kerap mengenalkan konsep “nama ruh” (dari bahasa Arab “ismu ruh”).[8][9] Menurut dia, setiap orang memiliki nama ruh pemberian Allah. Seseorang dapat mengetahui nama ruhnya jika terkoneksi dengan al-ghauts, seorang wali Allah keturunan Nabi Muhammad.[10] Arrazy mengatakan dirinya pernah bertemu dengan al-ghauts dan orang-orang di Ribath Nouraniyah memiliki koneksi dengan al-ghauts.[11] Keliru memahami hadis tanda hari kiamatBeberapa kajiannya yang lain juga menimbulkan polemik. Saat menafsirkan hadis tanda-tanda hari kiamat tentang jumlah perempuan yang lebih banyak dari laki-laki, ia mengatakan seseorang lelaki halal untuk menikahi hingga 50 perempuan.[12] Namun, ia menarik kembali pernyataan tersebut dan mengklarifikasi bahwa saat itu ia keliru memahami hadis.[13] Menyebut Hamas membunuh sesama umat IslamIa kerap berpendapat soal konflik Palestina vs Israel. Ia membahas soal salah satu partai sekaligus kelompok militan di Palestina yakni Hamas dan Fatah. Salah satu pendapatnya yakni terkait dengan Hamas yang turut membunuh sesama umat Islam.[14] Sontak, pendapatnya dibantah oleh aktivis Palestina, Muhammad Husein Gaza via akun YouTube. Kritikan ini akhirnya disambut kritikan lainnya dari Bang Onim. Ia mengkritik Buya Arrazy lantaran konsen membahas Hamas dan Fatah sehingga melihat konflik dengan kacamata yang sempit. Onim bahkan sampai menyebut bahwa Buya Arrazy memiliki pengetahuan yang minim soal konflik Palestina-Israel.[14] Karya tulis
Referensi
Pranala luar![]() Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Arrazy Hasyim. |