Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Angkatan Bersenjata Turki

Angkatan Bersenjata Turki
Türk Silahlı Kuvvetleri
Didirikan
Angkatan
Markas besar Bakanlıklar, Çankaya, Ankara
Kepemimpinan
Panglima tertinggi Presiden Recep Tayyip Erdoğan
Kementerian Pertahanan Nasional Menteri Yaşar Güler
Kepala Staf Umum Jenderal Metin Gürak
Kekuatan personel
Usia penerimaan21
Wajib militer6 atau 12 bulan tergantung tingkat pendidikan
Ketersediaan
menurut usia
21.079.077 laki-laki, umur 16–49[1] (ca 2010),
20.558.696 perempuan, umur 16–49[1] (ca 2010)
Ketersediaan untuk
tugas militer
17.664.510 laki-laki, umur 16–49[1] (ca 2010),
17.340.816 perempuan, umur 16–49[1] (ca 2010)
Penambahan
usia militer/tahun
700.079 laki-laki (ca 2010),
670.328 perempuan (ca 2010)
Personel aktifTotal 735.200, termasuk: (peringkat ke-8)
  • 51.863 staf sipil
  • 170.295 Gendarmerie
  • 4.702 Penjaga Pantai
  • 508.140 tentara[nb 4]
Personel cadangan410.000
Belanja
AnggaranUS$21,4 miliar (peringkat ke-15)[2]
Persentase terhadap PDB2,2%
Industri
Pemasok lokalDaftar Pemasok Domestik utama

Pemasok asingDaftar Pemasok Asing utama

Impor/tahunUS$1.540 juta (2014)[3]
Ekspor/tahunUS$1.647 juta (2014)[4]
Artikel terkait
Operasi militer
Jenjang pangkatJajaran militer Turki

Angkatan Bersenjata Turki (bahasa Turki: Türk Silahlı Kuvvetleri, TSK; bahasa Inggris: Turkish Armed Forces, TAF) merupakan angkatan militer Republik Turki. Mereka terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Gendarmerie dan Penjaga Pantai keduanya memiliki badan penegak hukum dan fungsi militer, yang beroperasi sebagai komponen angkatan penjaga dalam negeri dalam masa daman, dan merupakan bawahan dari Kementerian Dalam Negeri. Dalam masa perang, mereka menjadi bawahan dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut. Presiden Turki merupakan kepala pimpinan militer tertinggi.

Saat ini Kepala dari Staf Umum adalah Jenderal Hulusi Akar. Kepala Staf Umum adalah Panglima Angkatan Bersenjata. Pada masa perang, dia bertindak sebagai Panglima Tertinggi atas nama Presiden Turki, yang mewakili TAF atas nama Majelis Agung Nasional Turki.[5] Memerintahkan Angkatan Bersenjata dan menetapkan kebijakan dan program yang terkait dengan persiapan pertarungan personil, intelijen, operasi, organisasi, pelatihan dan layanan logistik, merupakan tanggung jawab Staf Umum. Selanjutnya, Staf Umum mengkoordinasikan hubungan militer TAF dengan negara anggota NATO dan negara-negara sahabat lainnya.

Sejarah modern tentara dimulai dengan pembentukannya setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman. Militer Turki menganggap dirinya sebagai penjaga ideologi Kemalis, ideologi negara resmi, terutama aspek sekuler Kemalisme. Setelah menjadi anggota NATO pada tanggal 18 Februari 1952, Turki memprakarsai program modernisasi yang komprehensif untuk angkatan bersenjatanya. Tentara Turki mengirim pasukan untuk bertempur Korea, di mana mereka memainkan rok penting di beberapa titik. Menjelang akhir tahun 1980an, proses restrukturisasi kedua dimulai. Angkatan Bersenjata Turki berpartisipasi dalam kelompok tempur Uni Eropa di bawah kendali Dewan Eropa, yaitu Kelompok Pertempuran Italia-Rumania-Turki. TAF juga memberikan kontribusi kepada staf operasional terhadap inisiatif korps tentara multinasional Eurocorps dari Uni Eropa dan NATO.

Sejarah

Konflik Kurdi–Turki

TAF tengah terlibat dalam kampanye berkepanjangan melawan PKK (yang diakui sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, dan NATO) yang telah melibatkan serangan mendadak ke negara tetangga Irak dan Suriah. Pemimpin organisasi teroris PKK; Abdullah Öcalan ditangkap pada tahun 1999 di Nairobi Kenya, dibawa ke Turki, dan diadili di depan umum atas beberapa kejahatan. Pada tahun 2015, PKK membatalkan gencatan senjata sepihak mereka pada tahun 2013 setelah ketegangan akibat berbagai peristiwa (Hendek Operasyonları) dan mengancam akan menyerang bendungan di Turki.

Perang di Bosnia dan Kosovo

Turki menyumbangkan pasukan dalam beberapa pasukan perdamaian pimpinan NATO di Bosnia dan Kosovo. Saat ini, terdapat 402 pasukan Turki dalam Pasukan Kosovo.

Perang di Afghanistan

Setelah Pengeboman Istanbul tahun 2003 dikaitkan dengan Al-Qaeda, Turki mengerahkan pasukan ke Afghanistan untuk memerangi pasukan Taliban dan anggota Al-Qaeda, dengan harapan dapat membubarkan kedua kelompok tersebut. Tanggung jawab Turki meliputi penyediaan keamanan di Kabul (sebelumnya memimpin Ibu Kota Komando Regional), serta di Provinsi Wardak, tempat Turki memimpin PRT Maidan Shahr. Turki pernah menjadi kontingen terbesar ketiga dalam Pasukan Bantuan Keamanan Internasional. Pasukan Turki tidak terlibat dalam operasi tempur dan Ankara telah lama menolak tekanan dari Washington untuk menawarkan lebih banyak pasukan tempur. Menurut Washington Post, pada bulan Desember 2009, setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan akan mengerahkan 30.000 tentara AS lagi, dan bahwa Washington ingin negara lain mengikutinya, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdoğan bereaksi dengan pesan bahwa Turki tidak akan menyumbangkan pasukan tambahan ke Afghanistan. "Turki telah melakukan apa yang dapat dilakukannya dengan meningkatkan kontingen tentaranya di sana menjadi 1.750 dari sekitar 700 tanpa diminta", kata Erdogan, yang menekankan bahwa Turki akan melanjutkan pelatihannya terhadap pasukan keamanan Afghanistan.

Turki menarik pasukan mereka dari Afghanistan setelah jatuhnya Kabul (2021).

Operasi lintas batas di Timur Tengah

Suriah

Angkatan Bersenjata Turki telah melaksanakan operasi militer besar-besaran terhadap ISIS, YPG, dan Rezim Assad di Suriah; Operasi Perisai Eufrat pada tahun 2016, Operasi Ranting Zaitun pada tahun 2018, Operasi Mata Air Perdamaian pada tahun 2019, dan Operasi Perisai Musim Semi pada tahun 2020. Sebagai hasil dari operasi-operasi ini, wilayah-wilayah seperti Jarabulus, Al-Bab, Tell Abyad, Ras al-Ayn, dan Afrin direbut oleh pasukan bersenjata pemberontak dari Pemerintah Sementara Suriah dan Angkatan Bersenjata Turki.

Angkatan Bersenjata Turki menerapkan taktik dan teknik baru seperti penggunaan massal Kendaraan Udara Nirawak. Berkat serangan pesawat nirawak ini, yang digunakan dalam koordinasi dengan peperangan elektronik, sistem-sistem seperti Pantsir dan Buk yang digunakan oleh Ba'athist Suriah berhasil dinetralisir. Lembaga pemikir hubungan internasional dan kebijakan seperti Middle East Institute, Institute for the Study of War, Rand Corporation, Jamestown Foundation, dan banyak analis militer menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Turki telah membuat perubahan signifikan dalam doktrin militer dan telah menciptakan pendekatan militer baru berdasarkan pesawat nirawak dan peperangan elektronik dengan operasi militer yang telah dilakukan atau membantu pelaksanaannya di wilayah-wilayah seperti Suriah, Libya, Irak, dan Karabakh. Perkembangan yang telah dilakukannya dalam teknologi pesawat nirawak khususnya telah ditafsirkan sebagai industri pertahanan dan angkatan bersenjata Turki yang menjadi salah satu kekuatan terdepan di dunia.

Bantuan kemanusiaan

TAF telah melaksanakan "Operasi Bantuan Bencana," seperti pada gempa bumi Izmit tahun 1999 di Wilayah Marmara, Turki. Selain berkontribusi pada NATO, Angkatan Laut Turki juga berkontribusi pada Kelompok Tugas Kerja Sama Angkatan Laut Laut Hitam, yang dibentuk pada awal tahun 2001 oleh Turki, Bulgaria, Georgia, Rumania, Rusia, dan Ukraina untuk operasi pencarian dan penyelamatan serta operasi kemanusiaan lainnya di Laut Hitam.

Catatan kaki

  1. ^ Sebagai Tentara Majelis Nasional Agung.
  2. ^ Di bawah Kementerian Dalam Negeri selama masa damai.
  3. ^ Di bawah Kementerian Dalam Negeri selama masa damai.
  4. ^ Angkatan Darat Turki, Angkatan Udara Turki dan Angkatan Laut Turki.

Referensi

  1. ^ "The World Factbook". cia.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2016-05-27. Diakses tanggal 31 Juli 2016.
  2. ^ "SIPRI Publications". books.sipri.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari asli tanggal 2013-04-15. Diakses tanggal 31 Juli 2016.
  3. ^ "Türkiye'nin ihracatı arttı ithalatı azaldı". TRT News. Diakses tanggal 30 November 2015.
  4. ^ "Türk savunma sanayi ihracatta hız kesmedi". Anadolu Ajansı (dalam bahasa Turki). Diakses tanggal 31 Juli 2016.
  5. ^ Federal Research Division, Turkey: A Country Study, Kessinger Publishing, 2004, ISBN 978-1-4191-9126-8, p. 337.


Daftar pustaka

Lihat pula

Pranala luar


Kembali kehalaman sebelumnya