Aardonyx
Aardonyx adalah genus dinosaurus sauropodomorpha yang hidup pada awal Periode Jurasik, sekitar 195 juta tahun yang lalu, di wilayah yang kini menjadi Afrika Selatan. Nama Aardonyx berasal dari bahasa Afrikaans "aarde" yang berarti "bumi" dan bahasa Yunani "onyx" yang berarti "cakar" atau "kuku", merujuk pada cakar besar yang ditemukan pada fosilnya. Genus ini dianggap penting dalam memahami evolusi dari sauropodomorpha basal menuju sauropoda yang lebih besar dan berleher panjang. Penemuan dan SejarahFosil Aardonyx pertama kali ditemukan pada tahun 2009 di wilayah Elliot Formation, Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan. Penemuan ini dilakukan oleh tim paleontolog yang dipimpin oleh Dr. Adam Yates dari University of the Witwatersrand. Fosil yang ditemukan termasuk dua individu remaja yang sebagian besar tulangnya masih terawetkan, termasuk tengkorak, tulang belakang, tungkai, dan tulang panggul. Pada tahun 2010, Aardonyx celestae diumumkan sebagai spesies baru dalam jurnal ilmiah Proceedings of the Royal Society B. Nama spesifik "celestae" diberikan untuk menghormati Celeste Yates, istri dari Dr. Adam Yates, yang turut serta dalam penemuan dan persiapan fosil. DeskripsiAardonyx adalah dinosaurus berukuran sedang dengan panjang tubuh diperkirakan mencapai 6-7 meter dan berat sekitar 500 kg. Berikut adalah deskripsi anatomi utama dari Aardonyx:
KlasifikasiAardonyx diklasifikasikan sebagai anggota dari kelompok Sauropodomorpha, yang merupakan kelompok dinosaurus herbivora yang mencakup sauropoda berleher panjang seperti Brachiosaurus dan Diplodocus. Lebih spesifik, Aardonyx dianggap sebagai sauropodomorpha basal yang berada di antara prosauropoda dan sauropoda sejati. Analisis filogenetik menempatkan Aardonyx sebagai saudara dekat dari kelompok Sauropoda. PaleobiologiDietBerdasarkan struktur gigi dan rahangnya, Aardonyx kemungkinan besar adalah herbivora yang memakan berbagai jenis tumbuhan, termasuk pakis, sikas, dan konifer yang tumbuh subur pada Periode Jurasik awal. Gigi depannya yang besar dan berbentuk spatula cocok untuk mencabut daun dan ranting, sedangkan gigi belakangnya yang lebih kecil dan bergerigi digunakan untuk mengunyah. LokomosiAardonyx menunjukkan campuran karakteristik lokomosi. Meskipun tungkai depannya lebih pendek dari tungkai belakang, yang biasanya menunjukkan gaya berjalan bipedal, proporsi tulang tungkai dan panggulnya menunjukkan bahwa Aardonyx mungkin juga mampu berjalan dengan empat kaki, terutama saat bergerak lambat atau saat mencari makan. Pertumbuhan dan OntogeniFosil yang ditemukan adalah dari individu remaja, yang memungkinkan peneliti untuk mempelajari tahap pertumbuhan Aardonyx. Analisis histologi tulang menunjukkan bahwa individu-individu ini masih dalam tahap pertumbuhan aktif, dengan tingkat pertumbuhan yang cepat, mirip dengan sauropodomorpha lainnya. PaleoekologiAardonyx hidup di lingkungan yang kini dikenal sebagai Elliot Formation, yang pada Periode Jurasik awal merupakan daerah dataran banjir dengan sungai-sungai dan vegetasi yang lebat. Lingkungan ini mendukung keanekaragaman hayati yang tinggi, termasuk dinosaurus lain seperti Massospondylus, theropoda, dan ornithischia awal. Predator di wilayah ini termasuk theropoda seperti Coelophysis, yang mungkin memangsa individu muda atau lemah dari Aardonyx. Signifikansi IlmiahPenemuan Aardonyx sangat penting dalam paleontologi karena memberikan bukti langsung tentang evolusi sauropoda. Sebagai bentuk transisi, Aardonyx menunjukkan bagaimana sauropodomorpha basal berevolusi dari dinosaurus bipedal yang lebih kecil menjadi quadrupedal berukuran besar dengan leher panjang. Studi tentang Aardonyx juga membantu dalam memahami biogeografi sauropodomorpha, menunjukkan bahwa evolusi menuju sauropoda mungkin terjadi di Gondwana, khususnya di Afrika Selatan, sebelum menyebar ke bagian lain dunia. Referensi
|