ABM Investama
PT ABM Investama Tbk adalah anak usaha dari Tiara Marga Trakindo yang terutama berbisnis di bidang pertambangan batu bara. Selain itu, perusahaan ini juga berbisnis di bidang logistik, rekayasa peralatan, penjualan bahan bakar dan pelumas, serta pembangkitan listrik.[2][3] Sejarah2006 - 2015Perusahaan ini didirikan pada bulan Juni 2006 dengan nama PT Adiratna Bani Makmur. Pada bulan Agustus 2009, AHK Holding mengakuisisi mayoritas saham perusahaan ini dan kemudian mengubah nama perusahaan ini menjadi seperti sekarang. Perusahaan ini lalu dijadikan pemilik mayoritas saham Sanggar Sarana Baja, Sumberdaya Sewatama, Cipta Krida Bahari, dan Tunas Inti Abadi. Selain itu, perusahaan ini juga dijadikan pemilik minoritas saham Cipta Kridatama. Pada bulan Oktober 2010, perusahaan ini mendirikan Reswara Minergi Hartama sebagai subholding untuk bisnis pertambangan batu baranya. Pada awal bulan Desember 2010, perusahaan ini resmi menjadi pemegang mayoritas saham Cipta Kridatama. Pada bulan Desember 2010, AHK Holdings mengalihkan seluruh obligasi konversi perusahaan ini yang mereka pegang ke Valle Verde. Pada bulan Desember 2010, Reswara Minergi Hartama mendirikan Pelabuhan Buana Reja untuk mengelola pelabuhan tempat pengiriman batu bara yang diproduksi oleh Tunas Inti Abadi. Pada bulan Maret 2011, Valle Verde melakukan konversi terhadap obligasi konversi yang mereka pegang, sehingga mereka resmi memegang 64,71% saham perusahaan ini. Pada bulan Mei 2011, perusahaan ini mendirikan Nagata Bisma Shakti dan Pradipa Aryasatya untuk berbisnis di bidang pembangkitan listrik berbasis energi terbarukan. Pada bulan Juni 2011, Sanggar Sarana Baja mendirikan Prima Wiguna Parama untuk mengelola penanganan peralatan industri energi. Reswara Minergi Hartama juga mengakuisisi Media Djaya Bersama, yang memiliki dari konsesi batu bara di Aceh melalui Mifa Bersaudara dan Bara Energi Lestari. Pada bulan Desember 2011, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.[4] Pada bulan Januari 2012, perusahaan ini mendirikan Nagata Dinamika sebagai perusahaan induk untuk bisnis pembangkitan listrik berbasis energi terbarukannya yang terletak di Indonesia bagian timur. Pada bulan April 2013, perusahaan ini mendirikan Nagata Dinamika Hidro Madong untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik di Madong, Toraja Utara. Pada tahun 2014, perusahaan ini mendirikan Punggawa Nagata Dinamika Hidro, Pradipa Aceh Daya, Nagata Bio Energi, Nagata Dinamika Hidro Buakayu Ulu, Nagata Dinamika Hidro Buakayu, dan Nagata Dinamika Hidro Pongko, masing-masing untuk mengoperasikan sebuah pembangkit listrik di Punggawa, Aceh, Sukadamai, Buakayu Ulu, Buakayu, dan Pongko. Pada pertengahan tahun 2014, perusahaan ini mendapat pinjaman sebesar US$30 juta dari Valle Verde.[5] Pada tahun 2015, perusahaan ini mendirikan Dianta Daya Embara untuk berbisnis di bidang jasa kurir dan Nagata Biogas Dwienergi untuk mengoperasikan sebuah PLTBg. 2016 - sekarangPada bulan Oktober 2016, perusahaan ini mengambil alih Pradipa Aceh Daya, dan mengubah namanya menjadi Anzara Janitra Nusantara. Pada bulan November 2016, Anzara Janitra Nusantara mengambil alih seluruh saham Nagata Dinamika yang dipegang oleh Nagata Bisma Shakti. Pada bulan November 2016, Nagata Dinamika mengambil alih seluruh saham Nagata Bio Energi dan Nagata Biogas Dwienergi yang dipegang oleh Nagata Bisma Shakti. Pada bulan November 2016, Anzara Janitra Nusantara dan Sumberdaya Sewatama mendirikan Andara Candria Energi. Pada bulan Mei 2017, perusahaan ini mengakuisisi 99% saham Prima Wiguna Parama yang sebelumnya dipegang oleh Sanggar Sarana Baja, dan memfokuskan Prima Wiguna Parama sebagai sebuah perusahaan perdagangan BBM untuk sektor industri dan pertambangan. Pada bulan November 2017, bersama Sammitr Motor Indonesia, Sanggar Sarana Baja mendirikan SSB Sammitr Distribution untuk berbisnis di bidang penyediaan suku cadang kendaraan alat berat / truk. Pada bulan November 2018, Godra Investama Mandiri resmi menjadi pemegang mayoritas saham Sumberdaya Sewatama. Pada bulan April 2019, perusahaan ini mendivestasi saham Nagata Dinamika Hidro Madong. Pada bulan Agustus 2019, Reswara Minergi Hartama mengambil alih mayoritas saham Nagata Hidro Buakayu yang sebelumnya dipegang oleh Nagata Dinamika, dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi Agata Nugraha Nastari. Pada bulan November 2019, perusahaan ini menyuntikkan modal sebesar US$60 juta ke Multi Harapan Utama.[6] Pada bulan Januari 2020, Sammitr Motor Indonesia meningkatkan kepemilikan sahamnya di SSB Sammitr Distribution menjadi 60%, sehingga saham yang dipegang oleh Sanggar Sarana Baja terdilusi menjadi 40%. Pada bulan Desember 2020, Pelabuhan Buana Reja mengambil alih aset kepelabuhanan milik Tunas Inti Abadi yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Pada bulan Oktober 2021, Reswara Minergi Hartama mengalihkan 20% saham Media Djaya Bersama ke Inti Murni Kencana.[2][3] Pada bulan November 2021, Tiara Marga Trakindo meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 53,55%.[7] Pada tahun 2022, melalui Radhika Jananta Raya, Reswara Minergi Hartama mengakuisisi 30% saham Golden Energy Mines dengan harga US$420 juta.[8] Pada bulan Maret 2025, melalui Reswara Minergi Hartama, perusahaan ini setuju untuk mengakuisisi Piranti Jaya Utama dengan harga US$57 juta.[9] ManajemenBerikut Daftar Komisaris dan Direksi PT ABM Investama Tbk dari situs resminya: Dewan Komisaris:
Direksi:
Chief:
Slogan PerusahaanEmpowering Energy PenghargaanABM Investama meraih :
Referensi
|