Permukaannya yang terang dan jaraknya yang dekat dengan Matahari membuat Iris menjadi objek tercerah keempat dalam sabuk asteroid setelah Vesta, Ceres, dan Pallas. Namun saat masa oposisi tertentu, Iris bahkan mampu menyinari Pallas yang lebih besar namun lebih gelap.[9] Iris memiliki magnitudo masa oposisi rata-rata bernilai +7,8, dapat disebandingkan dengan Neptunus, dan dapat dengan mudah dilihat menggunakan binokular. Pada masa oposisi dekat perihelion, walaupun jarang, Iris dapat mencapai magnitudo senilai +6,7 (akan terjadi selanjutnya pada 31 Oktober 2017 dengan magnitudo +6,9),[7] yang akan secerah Ceres di saat yang paling cerah; laporan mengenai bahwa Iris ini dapat dilihat tanpa bantuan alat optik belum diverifikasi.
Penemuan dan nama
Iris merupakan asteroid ketujuh yang pernah ditemukan manusia pada 13 Agustus 1847 oleh John Russell Hind dari London, Britania Raya. Ini adalah penemuan asteroid yang pertama bagi Hind.
Iris dinamai mengikuti dewi pelangi, Iris dari mitologi Yunani, saudara dari Harpi dan merupakan pembawa pesan bagi para dewa, khususnya Hera. Kualitas pelayannanya untuk Hera sangat sesuai dengan keadaan saat penemuan asteroid ini, di mana asteroid ini ditemukan mengikuti 3 Juno (Yuno merupakan Hera versi Romawi selama hampir satu jam dari asensio rekta.